Kotak Hitam atau Black Box dari pesawat Sukhoi Superjet 100 yang
mengalami kecelakaan di Gunung Salak baru saja ditemukan. Sebenarnya apa
yang membuat benda ini begitu penting?Lewat alat ini, para peneliti
bisa mencari tahu kebenaran apa yang sesungguhnya terjadi saat pesawat
mengalami kecelakaan. Data-data seputar penerbangan dan perbincangan
yang terjadi dapat mengungkap penyebab utama dari kejadian
tersebut.
Black Box terdiri dari Cockpit Voice Recorder (CVR), dan
Flight Data Recorder (FDR). Fungsi dari CVR adalah untuk merekam
pembicaraan antara pilot beserta tim di ruang cockpit, dan komunikasi
radio antara kru cockpit dan pihak lain, termasuk Air Traffic Control
(ATC).
Sedangkan fungsi FDR adalah merekam data-data teknis selama
penerbangan, seperti ketinggian, kecepatan, arah penerbangan, dan yang
lainnya. Metode perekaman adalah menggunakan pita perekam seperti kaset.
Namun seiring perkembangannya, Black Box telah menggunakan
chip.
Meskipun disebut Black Box atau Kotak Hitam, warna dari
perangkat ini adalah oranye. Hal ini ditujukan agar saat terjadi
kecelakaan, Black Box akan mudah ditemukan karena warnanya yang sangat
mencolok. Namun dalam kasus kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung
Salak, Black Box ditemukan dalam keadaan hangus terbakar sehingga
warnanya hitam.
Lapisan pelindung di bagian luarnya terbuat dari
baja, sehingga tak mudah rusak atau hancur saat terjadi benturan,
ledakan, atau tenggelam dalam air.
Umumnya, Black Box ditempatkan di
bagian depan dan bagian ekor pesawat. Dua lokasi ini diyakini akan
menjadi bagian paling utuh saat pesawat mengalami kecelakaan.
Tidak
sembarang orang dapat mengakses Black Box. Untuk mencegah data yang
terekam disalahgunakan, terdapat komputer khusus yang disambungkan ke
perekam. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat
mengaksesnya.
Inilah alasan mengapa alat ini begitu penting. Namun
perlu dicatat, meskipun sudah ditemukan, penelitian Black Box akan
memakan waktu cukup lama, sekitar kurang lebih satu tahun.
No comments:
Post a Comment