Thursday, May 31, 2012

Blu-ray Mahal, Indonesia Masih Jadi Pasar DVD



Pasar Indonesia dinilai masih sebagai pasarnya cakram DVD dan belum berpindah ke blu-ray. Berbeda dengan sejumlah negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Australia sudah menjadi pasar blu-ray.
»Di negara maju, Eropa dan Amerika, trennya sudah ke blu-ray,” kata Dharmaparayana Sthirabudhi, Network Product Manager Panasonic Indonesia, saat peluncuran Smart Network 3D blu-ray disc di Jakarta, Kamis, 31 Mei 2012.

Dharma mengatakan tantangan untuk mengembangkan pasar blu-ray di Indonesia adalah konsumennya masih menunggu software dengan harga yang murah.

Kondisi ini sama dengan awal kemunculan DVD, yang langsung tumbuh besar karena adanya cakram yang lebih murah dari versi yang asli. »Pertumbuhannya langsung besar,” katanya.

Selain karena faktor harga yang masih mahal, masih banyak konsumen di Indonesia yang belum tahu tentang teknologi blu-ray. »Jadi konsumen tidak saja masih menunggu teknologi yang lebih murah, tapi juga karena mereka belum tahu mendetail tentang keuntungan teknologi blu-ray,” katanya.

Karena itu, Panasonic yang meluncurkan Smart Network 3D blu-ray disc, SC-BTT790 dan SC-BTT583 belum mau berambisi untuk mengejar pangsa pasar. »Kami belum mau mengejar market share, sekarang yang diperlukan adalah mengedukasi pasar bahwa ada teknologi blu-ray,” katanya.

Meskipun pasar blu-ray terus tumbuh secara perlahan, namun dari segi volume masih terbilang kecil bila dibandingkan pasar DVD. Pada tahun 2011 lalu, pasar blu-ray Panasonic di Indonesia tumbuh 136 persen.
Untuk tahun ini, Panasonic mengestimasi pertumbuhan 140-150 persen. »Kelihatannya besar, padahal sebenarnya masih kecil,” katanya.

Product Manager Audio Panasonic Indonesia, Jong Budi mengatakan saat pertama kali hadir di Indonesia sekitar tahun 2007 lalu, blu-ray player 2D dibanderol dengan harga Rp 5 - 6 juta, tapi sekarang dengan blu-ray player 3D dijual dengan harga Rp 2 juta. »Sebagai teknologi baru, orang masih menghindari, enggak langsung beli,” katanya.

Menurut Jong disamping karena kemampuan daya beli, besarnya pasar DVD bajakan di Indonesia juga masih sebagai kendala untuk berkembangnya blu-ray. »Kalau di Singapura atau Malaysia, kita mau cari DVD bajakan saja takut, apalagi yang jual,” katanya.

Selain itu, biasanya versi DVD sebuah film lebih dulu diluncurkan dan baru menyusul yang versi blu ray. Yang jelas, kata Jong, lambat laun pasar DVD ini pada akhirnya akan bergeser ke pasar blu-ray. »Hanya seberapa besar dan cepat, kami belum bisa proyeksikan,” katanya.

Seri blu-ray disc dari Panasonic ini dijual mulai dari Rp 1,2 juta hingga Rp 9 juta. Seri SCBTT583 home theatre dijual Rp 6,4 juta dan SC-BTT790 dijual dengan harga Rp 9 juta.

IQBAL MUHTAROM

No comments:

Post a Comment