Friday, May 11, 2012

Sejarah Pembuatan Sukhoi Superjet 100

 

Moskow - Sukhoi Superjet 100 merupakan pesawat penumpang untuk jarak tempuh menengah yang dirancang sejak tahun 2000.

Superjet 100 menjadi pesawat penumpang pertama sejak keruntuhan Uni Soviet dan juga merupakan pesawat sipil pertama buatan Sukhoi yang terkenal dengan jet tempurnya.

Biro rancang pesawat itu bermitra dengan berbagai pihak asing dalam pengembangan Superjet 100, termasuk Boeing, dimana sejumlah ahlinya turut serta dalam merancang pesawat tersebut.

Sejumlah pihak asing yang juga mengerjakan Superjet 100 diantaranya adalah perusahaan asal Italia, Finnmeccanica, yang menjadi investor terbesar, perusahaan asal Prancis Snecma untuk mesin dan perusahaan Thales untuk perangkat avionik.

Selain itu firma asal Jerman Liebherr juga turut dalam pengerjaan sistem pengendalian dan sistem penunjang kehidupan pesawat Superjet 100.

Program pesawat ini sempat tertinggal karena penundaan pengembangan mesin serta sertifikasi.
Superjet 100 melakukan terbang perdananya pada 2008 dan mendapat sertifikasi untuk beroperasi di Rusia pada 2011 dan di Uni Eropa pada Februari 2012.

Mesin ganda Superjet 100 --yang bisa memuat 100 penumpang-- memiliki kecepatan jelajah 828 kilometer per jam dengan jarak jelajah maksimum antara 3.000 hingga 4.500 kilometer dengan muatan penuh, tergantung kapasitas tempat duduk.

Pesawat tersebut dibuat dengan tujuan untuk menggantikan pesawat Tupolev Tu-134 dan Yakovlev Yak-42 dan bersaing dengan pesawat penumpang dari perusahaan asal Brazil, Embraer E-Jets dan perusahaan asal Kanada, Bombardier CRJ dengan menawarkan alternatif yang lebih murah dari keduanya sebanyak 35 juta dolar AS per unit.

Pesawat tersebut terjual secara lambat namun berkesinambungan di pasar yang amat berkompetisi, dimana Maskapai Aeroflot asal Rusia mengoperasikan sebanyak tujuh unit dan maskapai asal Armenia, Armavia sebanyak satu unit.

Menurut kabar tidak ada satu pun maskapai yang menghentikan pengoperasian Sukhoi Superjet 100 pasca terjadinya kecelakaan pesawat sejenis di Indonesia.

Sebelum kecelakaan terjadi, Sukhoi mendapat pesanan Superjet 100 sebanyak 100 unit termasuk dari maskapai Rusia Transaero.

Hingga berita diturunkan masih belum ada keterangan apakah sejumlah konsumen berniat menarik pesanan mereka.(rr)

Pesawat angkut penumpang Sukhoi Superjet 100 memang baru dikenal publik sebagai salah satu pesawat dengan kapasitas di bawah seratus penumpang. Pesawat produksi Rusia ini mulai digunakan melayani penerbangan komersial pada tahun lalu. Untuk saat ini, pesawat jenis ini baru dioperasikan maskapai penerbangan Rusia dan Armenia.

Pesawat Sukhoi Superjet 100 merupakan jenis pesawat penumpang yang diproduksi perusahaan kongsi antara Rusia dan Italia. Produk yang dihadirkan memiliki dua jenis, yaitu berkapasitas 75 dan 95 penumpang. Superjet 100 dirancang untuk melayani rute jarak pendek dan menengah.

Bersaing dengan Bombardier CRJ yang diproduksi Kanada, dan Embraer hasil karya Brasil, pesawat ini memiliki sistem kendali modern. Pesawat mampu terbang dengan ketinggian maksimum 12 setengah kilometer dan bisa tinggal landas dan mendarat di landasan dengan panjang kurang dari dua ribu meter.
Mulai dikembangkan sejak 2007 lalu, prototipe Superjet ini mulai diterbangkan akhir 2008, dan mendapatkan sertifikasi kelaikan udara dari pemerintah Rusia. Selain itu, sertifikasi kelaikan udara dari Otoritas Keamanan Penerbangan Eropa Juni 2010.

Pesawat Superjet 100 sendiri baru mulai beroperasi melayani penerbangan komersial pada 2011 oleh maskapai penerbangan Armavia dari Armenia. Dan, juga Aeroflot Rusia dengan total jumlah pesawat delapan unit. Sedangkan maskapai penerbangan Indonesia yang memesan pesawat ini adalah Sky Aviation dan Kartika Airlines.(ALI/ANS)


Source : Yahoo! Indonesia

No comments:

Post a Comment