Keanekaragaman hayati Indonesia banyak memiliki potensi
dengan nilai tak terhingga karenanya selalu menjadi incaran pihak asing
termasuk mikroba penghasil antibiotik, kata Deputi Bidang Ilmu
Pengetahuan Hayati LIPI Siti Nuramaliati Prijono.
"Asing banyak cari antibiotik mikroba dari Indonesia. Kebanyakan dari
Amerika, Jerman, dan Prancis," kata Siti Nuramaliati Prijono di
Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan selama ini sangat sulit untuk menangkal pencurian mikroba mengingat ukurannya yang begitu kecil.
"Terkadang oknum peneliti asing cukup mengambil segenggam tanah dari
tempat ekstrim di Indonesia, dan isinya bisa mikroba sebanyak mahluk di
bumi. Terkadang hanya cukup melekatkan di sepatu, mereka bisa lolos
membawa keluar mikroba," ujar dia.
Potensi besar dari mikroba, menurut dia, sudah diketahui banyak
pihak. Namun memang perlu penelitian jangka panjang hingga dapat
memanfaatkan mikroba tersebut dalam kehidupan.
"Kita ada penelitian mikroba dengan Jerman, dan diketahui itu bisa
untuk obat. Tapi ya itu tadi, masih butuh penelitian jangka panjang,
dengan transfer knowledge screening dari sana mudah-mudahan hasilnya
bisa lebih cepat dirasakan," ujar dia.
Kerja sama penelitian lain yang sudah dilakukan yakni dengan Amerika
Serikat. Hasilnya ditemukan mikroba yang hidup dalam usus kumbang yang
dapat menjadi sumber energi.
Sedangkan untuk sektor pertanian, sudah ada pupuk organik yang
dikembangkan dari mikroba pemicu hormon pertumbuhan. Penelitian lain
yang masih dikembangkan yakni yakni mikroba yang dapat menjadi
antibiotik dan antikanker. (ar)
No comments:
Post a Comment