
Sejak lahir, bocah asal Cikarang ini tak punya alat kelamin. Akibatnya, kencingnya tak terkontrol. Dewa penolong baru datang setelah ia berusia 10 tahun karena orangtuanya tak punya biaya.
"Kamu bau pesing. Pergi sana yang jauh!!!" Syarifuddin alias Syarif (10) sudah terlalu sering mendengar kalimat macam itu. Sang ibu, Simih (28), tentu saja sedih. Tapi ia tak bisa apa-apa karena ia tak punya biaya untuk mengobati anak lelakinya. Makanya, Syarif lebih suka mengurung diri di rumahnya, kampung Galian Sasak, Cikarang, Jawa Barat.
Bocah kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah At-Taufik ini memang berbeda dengan anak lelaki lainnya. Sejak lahir, sulung dari pasangan Simih dan Firman (30) ini, tak punya pusar dan penis. Di bagian atas dekat kelaminnya justru terdapat benjolan berdiameter 5 Cm yang selalu berwarna kemerahan. Keadaan tak normal ini menyebabkan celana Syarif selalu basah karena urinenya tak terkontrol. "Kalau sekolah, dia pakai celana dobel. Di rumah, sih, lebih sering pakai sarung karena enggak punya banyak celana," kata sang ibu ketika ditemui di RSCM (Sabtu 18/10), tempat Syarif kini dirawat.

Bayi Syarif kemudian dititipkan ke neneknya. Waktu itu usianya 7 bulan. "Bukan dibuang. Waktu itu, saya hamil lagi. Repot. Lagipula, rumah kami hanya bersebelahan."
Source News : Tabloid Nova
No comments:
Post a Comment