1. Kepribadian
“Kepribadian
adalah organisasi dinamis di dalam individu yang terdiri
dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan tingkah-laku dan
pikirannya secara karakteristik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungan.“ (G. Allport) Organisasi dinamis: maksudnya
bahwa kepribadian itu selalu berkembang dan berubah meskipun ada suatu
sistem organisasi yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dari
kepribadian kita. Psikofisik: maksudnya organisasi kepribadian melingkupi kerja tubuh dan jiwa (tak terpisahkan) dalam satu kesatuan Menentukan: menunjukkan
bahwa kepribadian mengandung kecenderungankecenderungan determinasi
yang memainkan peranan aktif dalam tingkah laku individu.
Karakteristik (khas,
unik): menunjukkan sifat individualis. Tidak ada dua orang yang
benar-benar sama dalam caranya menyesuaikan diri terhadap
lingkungan, yang berarti tidak ada dua orang yang mempunyai kepribadian
yang sama. Menyesuaikan diri terhadap lingkungan: kepribadian menghubungkan/mengantarai individu dengan lingkungan fisiologisnya (yang kadang-kadang menguasainya).
Di sini kepribadian mempunyai fungsi adaptasi dan menentukan.
2. Watak
Walaupun istilah kepribadian dan watak sering dipergunakan secara bertukartukar, namun Allport memberi pengertian berikut: “character is personality evaluated and personality is character devaluated”. Allport beranggapan bahwa watak (character) dan kepribadian (personality) adalah
satu dan sama, akan tetapi, dipandang dari segi yang berlainan. Kalau
orang hendak mengadakan penilaian (jadi mengenakan norma), maka lebih
tepat dipakai istilah “watak”; tapi kalau bermaksud menggambarkan
bagaimana adanya (jadi tidak melakukan penilaian) lebih tepat dipakai
istilah “kepribadian.”
3. Temperamen
Pengertian
temperamen dan kepribadian sering juga dikacaukan. Namun umum mengakui
adanya perbedaan di antara keduanya. Temperamen dilihat sebagai disposisi
yang sangat erat hubungannya dengan faktor-faktor biologis
atau fisiologis dan karenanya sedikit sekali mengalami modifikasi di
dalam perkembangan. Di sini peranan keturunan lebih penting/besar
daripada segi-segi kepribadian yang lain.
Menurut Allport: “Temperamen
adalah gejala karakteristik daripada sifat emosi individu, termasuk
juga mudah-tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan
serta kecepatannya bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala
cara daripada fluktuasi dan intensitas suasana hati. Gejala ini
bergantung pada faktor konstitusional, dan karenanya terutama berasal
dari keturunan.”Menurut G. Ewald:
“Temperamen adalah konstitusi psikis yang berhubungan dengan konstitusi jasmani.”
Di
sini peranan keturunan memainkan peranan penting, sedangkan
pengaruh pendidikan dan lingkungan tidak ada. Dalam kaitan dengan watak,
G. Ewald lebih melihat temperamen sebagai yang tetap seumur hidup, yang
tak mengalami perkembangan, karena temperamen bergantung pada
konstelasi hormon-hormon, sedangkan konstelasi hormon-hormon itu tetap
selama hidup. Sebaliknya watak, walaupun pada dasarnya telah ada tetapi
masih mengalami pertumbuhan atau perkembangan.Watak sangat bergantung
pada faktor-faktor eksogen (lingkungan pendidikan, pengalaman,
dan sebagainya).
4. Hubungan antara kepribadian, watak dan temperamen
Kepribadian,
watak dan temperamen berkaitan satu sama lain.
Ketiga-tiganya menyangkut diri seseorang. Kepribadian dan watak lebih
dekat satu sama lain, bahkan sering disamakan. Kalau kita terutama
bermaksud menggambarkan pribadi seseorang sebagaimana adanya, sifat dan
pembawaannya yang khas, di situ kita bicara terutama mengenai
kepribadiannya, yang punya keunikan tersendiri. Dalam perjalanannya,
kepribadian seseorang berhadapan dengan lingkungannya, yang turut
membentuknya hingga mencapai taraf kematangan tertentu. Kalau kita
melakukan penilaian atas pribadi seseorang, maka hal itu lebih mengarah
pada dirinya yang sudah terbentuk, yang dia sendiri turut bertanggung
jawab di dalamnya. Inilah yang terutama dimaksud dengan watak. Kata
watak dipakai baik dalam arti normatif maupun dalam arti deskriptif.
Dalam
arti normatif kita berbicara terutama tentang watak; sedangkan
dalam arti deskriptif, kita berbicara terutama tentang kepribadian.
Berbicara tentang watak juga sekaligus bicara tentang kepribadian,
bergantung mana yang kita tekankan, aspek normatifnya atau aspek
deskriptifnya.
Temperamen
lebih banyak ditentukan oleh struktur fisik-biologis seseorang,
dan sifatnya tetap, oleh karenanya dapat dibuat perbedaan yang jelas dan
bersifat tetap antara satu orang dengan yang lain. Temperamen merupakan
bagian dari kepribadian, yang di dalamnya unsur bawaan lebih dominan.
Namun berbicara mengenai temperamen juga berarti berbicara mengenai
kepribadian, suatu kepribadian dengan temperamen tertentu. Tapi kalau
bicara tentang perkembangan kepribadian, maka bukanlah terutama mengenai
temperamennya, melainkan mengenai pribadi yang sudah mengalami proses
pembentukan, berarti lebih dimaksudkan sebagai“watak.”
B. Jenis-jenis Temperamen
Pengelompokan
manusia ke dalam beberapa tipe kepribadian merupakan suatu usaha yang
sudah berlangsung lama, baik dengan usaha yang masih sederhana maupun
usaha yang ilmiah. Dalam pendekatan ilmiah, walau para ahli
menempuh cara pendekatan berbeda, namun sebenarnya mereka berangkat dari
titik yang sama tapi dengan teknik berbeda. Para ahli berangkat dari
pandangan bahwa kepribadian manusia itu variasinya hampir tak terhingga
banyaknya. Akan tetapi, untuk memahami manusia yang bermacam-macam itu
dibutuhkan teknik tertentu. Para ahli yang berpangkal pada cara
pendekatan tipologis beranggapan bahwa walaupun variasi kepribadian
manusia tiada terhingga banyaknya, namun semuanya berlandaskan pada
sejumlah kecil komponen dasar. Berdasarkan atas dominasi
komponen-komponen dasar itulah dilakukan penggolongan manusia ke dalam
tipe-tipe tertentu.
1. Ajaran tentang cairan badaniah
Ajaran
ini dirumuskan oleh Hippocrates dan selanjutnya disempurnakan
oleh Galenus. Ajaran dari kedua tokoh ini kemudian menjadi sangat
terkenal dan mendasari banyak pemahaman yang dikembangkan oleh para ahli
di kemudian hari. Hippocrates (460-370 SM) adalah Bapak Ilmu
Kedokteran, sehingga tidak mengherankan kalau dia membahas kepribadian
manusia dari titik tolak konstitusional. Hippocrates dipengaruhi oleh
pandangan dari seorang filsuf alam (kosmolog) bernama Empedokles, yang berpandangan bahwa alam semesta ini beserta isinya tersusun dari empat unsur dasar, yaitu: tanah, air, udara, dan api, dengan sifat-sifat yang dikandungnya, yaitu: kering, basah, dingin dan panas. Hippocrates
berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat
tersebut yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa
cairan-cairan yang ada dalam tubuh orang, yakni: Sifat kering,
terdapat dalam chole (empedu kuning); sifat basah, terdapat dalam melanchole (empedu hitam); sifat dingin, terdapat dalam phlegma (lendir); dan sifat panas, terdapat dalam sanguis (darah).
Keempat cairan tersebut ada dalam tubuh dengan porsi tertentu. Apabila
keempat cairan berada dalam porsi seimbang, orang berada dalam keadaan
sehat (normal); apabila keseimbangannya yang proporsional itu terganggu,
orang tersebut dalam keadaan sakit, menyimpang dari keadaan normal.
Galenus menyempurnakan
ajaran Hippocrates tersebut. Dia sependapat dengan Hippocrates bahwa di
dalam tubuh manusia terdapat empat macam cai ran, yaitu: chole, melanchole, phlegma dan sanguis, dan
bahwa cairan tersebut ada dalam tubuh manusia dalam proporsi tertentu.
Apabila suatu cairan melebihi proporsi yang seharusnya (=dominan), maka
akan mengakibatkan adanya sifatsifat kejiwaan yang khas. Sifat-sifat
yang khas pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah satu
cairan badaniah itu, oleh Galenus menyebutnya temperamen. Lalu
dengan dasar pikiran yang telah dikemukakan itu Galenus menggolongkan
manusia ke dalam empat tipe temperamen, yang berdasar pada dominasi
salah satu cairan badaniahnya. Keempat tipe itu adalah: kholeris, melankolis, phlegmatis dan san guinis. Untuk jelasnya lihat tabel berikut:
Cairan badan Prinsip Tipe Sifat-sifat
Chole Tegangan kholeris Hidup (besar semangat) keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis Melanchole Penegaran (rigidity) melankolis Mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pessimistis Phlegma Plastisitas phlegmatis Tak suka terburu-buru (kalem, tenang), tak mudah dipengaruhi, setia Sanguis Ekspansivitas sanguinis Hidup, mudah berganti haluan, ramah Tipologi Hippocrates-Galenus
2. Empat jenis temperamen
Keempat jenis temperamen di atas akan dijelaskan lebih lanjut :
1). Sanguinis. Ditandai
dengan sifat: hangat, meluap-luap, lincah, bersemangat dan pribadi
yang“menyenangkan.” Pada dasarnya mau menerima. Pengaruh/kejadian luar
dengan gampang masuk ke pikiran dan perasaan, yang membangkitkan respons
yang meledak-ledak. Perasaan lebih berperan dari pada pikiran refleksif
dalam membentuk keputusan. Orang sanguinis sangat ramah kepada orang
lain, sehingga dia biasanya dianggap seorang yang sangat ekstrovert.
2). Koleris. Seorang
choleris tampil hangat, serba cepat, aktif, praktis, berkemauan keras,
sanggup mencukupi keperluannya sendiri, dan sangat independen. Dia
cenderung tegas dan berpendirian keras, dengan gampang dapat
membuat keputusan bagi dirinya dan bagi orang lain. Seperti
seorang sanguinis, seorang choleris adalah seorang ekstrovert,
walau tidak seekstrovertnya seorang sanguinis. Seorang choleris hidup
dengan aktif. Dia tidak butuh digerakkan dari luar, malah
mempengaruhi lingkungannya dengan gagasan-gagasannya, rencana, tujuan,
dan ambisiambisinya yang tak pernah surut.
3). Melankolis. Si
melankolis adalah seorang yang paling “kaya” di antara semua
temperamen. Dia seorang analisis, suka berkorban, bertipe perfeksionis
dengan sifat emosi yang sangat sensitif. Tidak seorang pun yang dapat
menikmati keindahan karya seni melebihi seorang melankolis.
Sebenarnya dia mudah menjadi introv e r t , tetapi
ketika perasaannya lebih dominan, dia masuk ke dalam
bermacammacam keadaan jiwa. Kadang-kadang mengangkatnya pada kegembiraan
yang tinggi yang membuatnya bertindak lebih ekstrovert. Akan tetapi pada saat lain dia akan murung dan depressi, dan selama periode ini dia menarik diri (withdrawn), dan bisa menjadi seorang yang begitu antagonistis (bersifat bermusuhan).
4). Phlegmatis. Si
phlegmatis adalah seorang yang hidupnya tenang, gampangan, tak pernah
merasa terganggu dengan suatu titik didih yang sedemikian tinggi
sehingga dia hampir tak pernah marah. Dia adalah seorang dengan tipe
yang mudah bergaul, dan paling menyenangkan di antara semua
temperamen. Phlegmatis berkaitan dengan apa yang dipikirkan
oleh Hippocrates mengenai cairan dalam badan yang menghasilkan yang
“tenang,” “dingin,” “pelan,” temperamen yang memiliki keseimbangan yang
baik. Baginya hidup adalah suatu kegembiraan, dan kadang menjauh
dari hal-hal yang tidak menyenangkan. Dia begitu tenang dan agak diam,
sehingga tak pernah kelihatan terhasut, bagaimana pun keadaan
sekitarnya.
C. Saya Bertemperamen Apa?
1. Dua belas kombinasi temperamen
Tidak mudah untuk menggolongkan orang hanya dalam salah satu jenis temperamen saja. Kita
semuanya merupakan perpaduan antara paling tidak dua temperamen, satu
yang dominan dan yang lain kurang dominan. Maka ada dua belas
kemungkinan besar perpaduan temperamen, yakni: SanChlor, SanMel, SanPhleg, ChlorSan, ChlorMel, ChlorPhleg, MelSan, MelChlor, MelPhleg, PhlegSan, PhlegChlor, PhlegMel.
Dengan
pembagian ini, seseorang lebih mudah membuat identifikasi
dirinya sebagai salah satu dari kedua belas jenis perpaduan itu daripada
keempat temperamen dasar. Pada dasarnya, setiap orang dapat memiliki
sekaligus segala kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada temperamen
yang dominan/utama dan yang kedua. Beberapa dari kekuatan dan kelemahan
ini dapat saling menggagalkan satu sama lain, saling menguatkan, saling
menonjolkan diri dan saling mempersulit yang lain. Kejadian seperti ini
menciptakan keragaman
perilaku,
prasangka, dan kemampuan-kemampuan alamiah dari orang dengan temperamen
dominan yang sama tapi dengan temperamen tambahan (secondary temperament) yang berbeda.
2. Terjadinya variabel tambahan
Ada
kemungkinan bahwa seseorang tidak cocok masuk ke dalam salah satu
dari kedua belas jenis temperamen. Memang tidak ada dua orang yang
persis sama. Akibatnya dapat mengubah gambaran sebagaimana dikemukakan
di atas, sehingga seseorang tidak lagi cocok pada salah satu model tadi.
Hal seperti ini dapat diterangkan sebagai berikut:
- Persentase perbandingan antara predominant temperament dan secondary temperament. Perbandingannya tidak selalu 60/40. Ada perbedaan antara perpaduan 60/40 MelChlor dengan perpaduan 80/20 MelChlor; atau antara perpaduan 55/45 SanPhleg dengan perpaduan 85/15 SanPhleg, dan seterusnya.
- Latar belakang yang berbeda dan childhood training dapat mengubah pengungkapan dari salah satu jenis temperamen. Seorang MelPhleg yang dibesarkan dalam kekejaman dan kebencian orang tua akan berbeda dengan seorang MelPhleg yang dibesarkan dalam suasana penuh kasih sayang dan perhatian. Keduanya memiliki kekuatan dan talenta yang sama. Akan tetapi, seorang barangkali mengatasinya dengan permusuhan, depresi atau menganiaya diri sendiri sehingga dengan demikian dia tidak pernah menggunakan kekuatan yang dimilikinya.
- Sering tidak objektif apabila kita mengamati diri kita sendiri. Oleh karena itu, merupakan hal yang bermanfaat apabila kita mendiskusikan mengenai temperamen kita bersama dengan teman dekat. Kebanyakan orang melihat dirinya dengan memakai kaca mata hitam. Perhatikan ungkapan seorang penyair, Robert Burns: “Oh, to see ourselves as others see us.”
- Pendidikan dan tingkat inteligensi juga dapat mempengaruhi penilaian atas temperamen seseorang. Seorang MelSan dengan IQ yang sangat tinggi akan tampil berbeda dengan seorang MelSan yang memilki IQ rata-rata atau rendah. Pendidikan sangat membantu seseorang untuk mencapai kematangan.
- Kesehatan dan metabolisme juga termasuk penting. Seorang ChlorPhleg dengan kondisi kesehatan yang baik akan lebih agresif daripada seorang chorPhleg dengan cacad atau mengalami gangguan kesehatan. Seorang PhlegMel penggugup akan lebih aktif daripada seorang phlegMel yang menderita tekanan darah rendah.
- Tiga macam temperamen kadang hadir dalam diri seseorang. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat (dengan persentase kecil) orangorang yang memiliki satu predominant temperament dengan dua secondary temperament.
- Motivasi juga memainkan peran yang tidak sedikit. Jika seseorang sedang termotivasi, hal itu akan memiliki pengaruh nyata atas perilakunya, dan mengabaikan perpaduan temperamennya.
Kesimpulan
Sejak
lahir kita memiliki temperamen tertentu, yang terkait dengan konstruksi
tubuh kita, khususnya di bagian empedu, lendir dan darah kita. Adanya
sifat-sifat khas pada seseorang sebagai akibat dari dominannya salah
satu cairan badaniah tersebut, itulah yang disebut temperamen. Dari
sifat-sifat dominan itulah orang dapat digolongkan ke dalam salah satu
dari empat temperamen dasar, yakni: Sanguinis, Choleris, Melankolis,
dan Plegmatis. Umumnya sifat-sifat orang merupakan perpaduan dari empat
temperamen dasar itu, dimana bisa salah satu dari unsur itu lebih
dominan dari yang lain. Dari keempat jenis temperamen dasar itu orang
bisa dibedakan sebagai ekstrovert (sanguinis, kholeris) dan introvert
(melankolis, plegmatis); logis (kholeris, plegmatis) dan
emotionalsentimentil (sanguinis, melankolis). Keempat jenis temperamen
dasar itu memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing, sehingga kita
memandangnya tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Watak atau
karakter merupakan diri kita yang sesungguhnya, merupakan hasil
olah temperamen, yang sudah dipengaruhi oleh lingkungan (pendidikan,
agama, budaya, kebiasaan-kebiasaan, serta tekanan dan tantangan hidup
yang kita lalui). Dengan demikian, watak atau karakter bukanlah bawaan
lahir seperti halnya temperamen, melainkan yang terbentuk kemudian,
khususnya melalui lingkungan dan penghayatan nilai-nilai tertentu yang
ditanamkan oleh lingkungan kepada kita. Dengan demikian watak tau
karakter adalah diri kita yang harus kita pertanggung jawabkan. Maka
kita harus mendidik karakter kita agar dia terbentuk dengan baik.
Pendidikan karakter bukan hanya dengan cara tunduk saja pada pengaruh
lingkungan, melainkan dengan cara kritis menilai dan kemudian mengambil
sikap yang tepat.
Kepribadian
adalah keseluruhan diri kita, termasuk di dalamnya watak dan
temperamen serta kebiasaan-kebiasaan lain yang ikut mempengaruhi
pembawaan diri kita. Kepribadian bisa saja mencerminkan dengan baik
temperamen atau watak kita, dan bisa juga berbeda dengan itu.
Kepribadian itu umumnya merupakan diri kita yang ingin kita perlihatkan
kepada orang lain. Bisa saja suatu saat kita berusaha tampil dengan
ramah,karena kita ingin orang memiliki kesan seperti itu kepada kita,
tapi pada saat lain kita tampil dengan tegas, dan sebagainya, tergantung
kita ingin mengesankan diri kita seperti apa kepada orang lain. Tentu
saja ini tidak mencerminkan diri kita yang sesungguhnnya, melainkan
lebih sebagai topeng saja, suatu wajah yang ingin kita perlihatkan
kepada orang lain. Namun bagi orang yang berkembang dengan baik dalam
arti yang sesungguhnya, maka kepribadian yang dia ingin perlihatkan
kepada orang tidak lain dari dirinya yang sesungguhnya.
No comments:
Post a Comment