Disadari
atau tidak, kata yang populer beberapa belakangan ini adalah kata
'galau'. Kata itu saya jumpai di beberapa status fb teman, bahkan acara
televisi juga dinamakan 'galau'. Menurut KBBI, galau adalah kacau tidak
karuan (pikiran). Jadi bisa dibayangkan belakangan ini banyak orang yang
mengalami kekacauan pikiran alias stres. Saya bisa memaklumi kenapa
belakangan ini ada teman yang galau, tidak lepas dari sikon. Tambah galau sepertinya apabila ujian yang
dihadapai adalah kalkulus dan fisika, hihi. Ada juga yang galau
memikirkan skripsinya, bagaimana tidak judul saja belum ada. Tapi itu
kegalaun tingkat personal, masyarakat tampaknya terjangkit juga
kegalauan. Bagaimana tidak dewan terhormat, yang seharusnya mewakili
aspirasi rakyat malah 'melukai' perasaan rakyat. Sekedar merenovasi
toilet saja dianggarkan sampai 2 milyar. Kalau saya boleh usul,
bagaimana kalau anggarannya dinaikkan menjadi 5 milyar kemudian meniru
konsep di jepang, me-recycle tinja menjadi makanan yang kaya akan
protein dan tentunya dikonsumsi oleh dewan terhormat sendiri sebagai
suri teladan masyarakat.
Belum
lagi pemberitaan di media massa belakangan ini yang menambah galau
saja. Anak dibawah umur yang cuman 'mencuri' sandal harus berurusan
dengan pengadilan dan didakwah hukuman 5 tahun penjara. Berbanding
terbalik dengan terdakwa kasus korupsi Triliunan rupiah semacam Om Nazar
atau Tante Nunun, yang sampai sekarang pun persidangan mereka ditunda
gara-gara Om Nazar yang 'masuk angin' atau Tante Nunun kena migrain.
Tentu ini menambah beban kegalauan para penegak hukum atau tim pansus
atau KPK atau apalah namanya karena kasus seperti bank Century saja
belum clear. Tapi apapun itu, tampaknya para penghuni lapas
yang terlebih dahulu mendekam tidak ambil pusing karena fasilitas mewah
yang mereka peroleh melebihi kamar kost anak saudagar sekalipun.
OH
NO! kegalauan nampaknya juga dialami di pelosok dunia ini, bedanya kita
mesti acungkan jempol kepada rakyat amerika, ditengah kegalaun mereka
akan perekonomian yang semakin mencekik, mereka berteriak lantang
penolakan akan kapitalisme. "Accupy Wall Street.. I'm not moving..."
slogan mereka. Tapi mestinya turut berduka cita juga kepada Korea yang
banyak kehilangan artis berbakatnya gara-gara bunuh diri. Ternyata
popularitas belum bisa menjamin seseorang akan terhindar dari kegalauan.
Ya Happy Galau saja bagi merasa galau!
"Nah
lho, emang ente gak galau juga ya Bro?" Ya sama aja Om saya kan manusia
bisa galau juga. Semua manusia pasti punya masalah yang sama berat,
bedanya diantara mereka ada yang mengadukannya pada manusia dan sebagian
lagi mengadukannya pada Alloh SWT. Manusia sering lupa kalau manusia
itu sebenarnya tidak punya apa-apa, ibaratnya kayak tukang parkir yang
tak menggalaukan mobil yang datang dan pergi, karena dia sadar itu bukan
miliknya. Terus katanya Ust Felix, bapaknya Muhammad Al Fatih 1453,
memang manusia diciptakan dalam keadaan rapuh, hanya 1 cara untuk
menjadi kuat , Mendekatlah pada Allah SWT. Bagaimana masih ada yang galau?
No comments:
Post a Comment