Demi meraih kemenangan, banyak yang rela menghalalkan segala cara. Tak
terkecuali dalam kompetisi Olimpiade. Banyak kasus atlet ketahuan
menggunakan doping sehingga menang dan lahir sebagai juara.
Komite Internasional Olimpiade (International Olympic Committee)
melansir daftar nama atlet yang positif menggunakan obat-obatan
terlarang untuk membantu performanya dalam bertanding. Komite akhirnya
kembali melucuti medali yang sudah terlanjur diberikan kepada para atlet
tersebut.
Berdasarkan laporan sportsanddrugs.procon.org,
sepanjang penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas kasus doping meningkat
0,49 persen dibandingkan Olimpiade Musim Dingin yang hanya 0,28 persen.
Penyelenggaraan Olimpiade Athena 2004 merupakan yang paling banyak
ditemukan laporan kasus doping.
Untuk cabang olah raga, angkat
besi yang paling banyak terjerat kasus doping atau 28,4 persen dari
total kasus. Sementara Austria merupakan negara asal atlet yang
tersangkut kasus doping terbanyak atau 10 kasus, diikuti Yunani 9 kasus,
dan Amerika Serikat 8 kasus.
Pada Olimpiade Beijing 2008 ada
sebanyak 4.770 tes doping dan dilaporkan sebanyak 20 kasus doping
positif atau sebanyak 0,42%. Sementara Olimpiade Athena 2004 ada
sebanyak 3.667 tes doping dan ditemukan 26 kasus doping atau 0,74%,
serta olimpiade Los Angeles 1948 ada sebanyak 1.507 tes doping dan
dilaporkan ada sebanyak 12 kasus doping atau 0,8%.
Sementara
pada olimpiade musim dingin, kasus terbanyak ditemukan pada olimpiade di
Turin, Italia 2006 dengan 7 kasus doping dari sebanyak 1.219 tes dan
Olimpiade Salt Lake City, Amerika Serikat juga ditemukan 7 kasus doping
dari 700 tes yang dilakukan. Kemudian olimpiade Vancouver, Canada 2010
ditemukan 3 kasus doping dari 2.149 tes yang dilakukan.
Berdasarkan
cabang olahraga, kasus doping terbanyak ditemukan pada cabang olahraga
angkat berat sebanyak 36 kasus, atletik 28 kasus, ski lintas alam 12
kasus, berkuda 8 kasus, hoki es dan gulat 6 kasus, bersepeda 5 kasus,
serta biathlon, pancalomba modern dan voli 3 kasus. Negara peserta
olimpiade yang memiliki catatan kasus doping terbanyak diantaranya
Austria dengan 10 kasus, Yunani dan Rusia 9 kasus, Amerika Serikat 8
kasus, Bulgaria dan Hungaria 7 kasus, Polandia dan Spanyol 5 kasus.
Beberapa kasus di antaranya :
1. Hans-Gunnar Liljenwall, Swedia (1968)
Atlet
cabang olah raga pancaloba modern yang meraih medali perunggu pada
Olimpiade Musim Panas 1968 di Mexico City ini didiskualifikasi akibat
penggunaan alkohol. Liljenwall merupakan atlet pertama yang dikeluarkan
pada Olimpiade akibat penggunaan obat-obatan, menyusul pengenalan
regulasi anti-doping oleh Komite Olimpiade Internasional pada 1967.
Liljenwall
dilaporkan meminum dua botol bir untuk menenangkan kegugupannya sebelum
mengikuti pertandingan menembak di cabang dasalomba. Tim Swedia
akhirnya harus mengembalikan medali perunggu yang mereka menangkan.
2. Rick Demont, Amerika Serikat (1972)
Pada
penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas di Muenchen, Jerman pada 1972
tercatat ada 7 kasus positif penggunaan doping. Di antaranya adalah Rick
Demont, atlet renang asal Amerika Serikat yang meraih medali emas dalam
cabang olahraga renang gaya bebas 400 meter.
DeMont sebenarnya
memiliki catatan prestasi mengagumkan. Pada 1973 dia menjadi orang
pertama yang mampu berenang gaya bebas 400 meter dengan jarak tempuh
hanya 3 menit 58 detik. Komite Olimpiade Internasional akhirnya melucuti
medali emas yang diraihnya setelah positif menggunakan obat asma atau ephedrine.
Akibat tes positif tersebut, dia juga kehilangan potensi meraih medali
lainnya karena dia dilarang mengikuti perlombaan lain di Olimpiade.
3. Zbig Kaczmarek, Polandia dan Valentin Khristov, Bulgaria (1976)
Dari
sebanyak 9 kasus positif doping di Olimpiade Montreal, Kanada pada
1976, dua kasus di antaranya adalah peraih medali emas, yang keduanya
juga dicabang angkat berat. Yakni Zbigniew Kaczmarek, atlit asal
Polandia untuk cabang angkat berat 67,5 kg dan Valentin Khristov, atlet
asal Bulgaria pada cabang angkat berat 100 kg.
Keduanya dilaporkan positif mengonsumsi anabolic steroid, obat yang memiliki efek seperti testosteron dan dihidrotestosteron dalam tubuh. Obat ini meningkatkan sintesis protein dalam sel, yang mengakibatkan penumpukan jaringan sel, terutama di otot.
4. Mitko Grablev dan Angell Guenchev, Bulgaria dan Ben Johnson, Kanada (1988)
Tercatat
sebanyak 10 kasus positif doping. Empat di antaranya oleh atlet yang
meraih medali emas dan perak pada penyelenggaraan Olimpiade Seoul, Korea
Selatan pada 1988. Tiga atlet yang positif menggunakan doping dan
meraih medali emas adalah Mitko Grablev dan Angell Guenchev.
Keduanya asal Bulgaria dan sama-sama atlet angkat berat kelas 56 kg dan 67,5 Kg.
Sementara
satunya lagi adalah atlet cabang atletik asal Kanada, Ben Johnson yang
meraih medali emas untuk cabang atletik 100 meter. Grablev dan Guenchev
dilaporkan positif mengonsumsi furosemide, obat tersebut biasa
digunakan untuk obat gagal jantung. Obat ini juga digunakan kuda balapan
guna mencegah keluarnya darah dari hidung selama pertandingan.
Sedangkan Johnson dilaporkan positif mengonsumsi stanozolol atau sintetis dari anabolic steroid.
5. Izabela Dragneva, Bulgaria dan Alexander Leipold, Jerman, serta Marion Jones, Amerika Serikat (2000)
Dari
12 kasus atlet yang dilaporkan positif menggunakan doping, lima di
antaranya adalah atlet yang berhasil meraih medali emas pada
penyelenggaraan olimpiade Sidney tahun 2000. Di antaranya Izabela
Dragneva, atlit cabang angkat berat 48 kg asal Bulgaria. Dragneva
dilaporkan positif mengonsumsi furosemide. Kemudian Alexander Leipold, atlit cabang gulat kelas 76 kg asal Jerman yang dilaporkan positif mengonsumsi nandrolone.
Paling
fenomenal adalah Marion Jones, atlit cabang atletik asal Amerika
Serikat yang berhasil memenangi 3 medali emas dan 2 medali perunggu,
masing-masing untuk cabang lari 100 meter, 200 meter, 400 meter, dan
lompat jauh. Jones dilaporkan positif mengonsumsi THG atau tetrahydrogestrinon merupakan anabolic steroid.
Marion
Lois Jones atau dikenal Marion Jones-Thompson adalah perempuan
kelahiran 12 Oktober 1975, seorang pemain bola basket dan atletik
profesional. Dia memenangi lima medali pada Olimpiade Sydney, namun
semua medalinya dibatalkan akibat dilaporkan positif mengonsumsi
obat-obatan.
Saat pengakuan dan rasa bersalahnya, Jones adalah
salah seorang paling terkenal yang terkait dengan skandal Balco, sebuah
laboratorium yang berlokasi di pantai San Fransisco yang dikenal
menyediakan anabolic steroid bagi atlet-atlet profesional.
Kasus
doping yang terkait dengan Balco bahkan menyeret 20 nama atlet top
termasuk mantan suami Jones, C.J Hunter, atlit menembak dan Tim
Montgomery, pemecah rekor dunia lari cepat yang juga ayah dari anak
pertama Jones.
6. Adrian Annus dan RĂ³bert Fazekas, Hungaria (2004)
Pada
penyelenggaraan Olimpiade Athena, Yunani pada 2004 dilaporkan sebanyak
27 kasus positif doping. Dari 8 kasus, 5 di antaranya oleh atlet yang
berhasil meraih medali emas, 1 kasus peraih medali perak dan 1 kasus
peraih medali perunggu. Peraih medali emas tersebut di antaranya Adrian
Annus dan Robert Fazekas, keduanya merupakan atlet cabang atletik asal
Hungaria dan berhasil memenangi medali emas.
Kasus doping Annus
dan Fazekas menyeruak setelah skandal doping pada Olimpiade di Athena
mengemuka ke publik. Insiden ini juga menyita perhatian publik.
Akibatnya, selama beberapa bulan Annus menolak mengembalikan medalinya.
Setelah Komite Olimpiade Internasional mengancam akan memberikan sanksi
kepada Komite Olimpiade Hungaria, akhirnya dia bersedia mengembalikan
medalinya.
7. Rashid Ramzi, Hungaria (2008)
Seperti
penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas sebelumnya, pada pelaksanaan
kompetisi Olimpiade Beijing, China, pada 2008 juga ditemukan 18 kasus
positif doping. Sebanyak 5 kasus di antaranya oleh atlet peraih medali
emas, perak dan perunggu.
Peraih medali emas yang dilaporkan
positif menggunakan doping adalah Rashid Ramzi, atlet cabang atletik
asal Bahrain yang berhasil meraih medali emas untuk jarak 1.500 meter.
Ramzi dilaporkan positif mengonsumsi Cera (continuous erythropoietin receptor activator), sebuah obat generasi baru dalam kelas baru erythropoietic-stimulating agent (ESA). Cera mendorong stimulasi peningkatan eritropoietin reseptor dibandingkan dengan ESA lainnya.
Ramzi harus rela mengembalikan medali emasnya, akibat dilaporkan positif menggunakan doping.
Let's Share Knowledge... Lebih Baik Hidup Dengan Banyak Warna, Dari Pada Hidup Dengan Satu Warna!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
FanPage Taste Of Knowledge
Popular Posts
-
Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke ...
-
Sejak lahir, bocah asal Cikarang ini tak punya alat kelamin. Akibatnya, kencingnya tak terkontrol. Dewa penolong baru datang setelah ia beru...
-
Sinema Wajah Indonesia, Hadirkan Konten Tayangan Yang Lebih Indonesia Program ini merupakan rangkaian produksi dan penayangan film televisi...
-
Liburan Natal boleh jadi sudah usai, tapi liburan Tahun Baru baru akan dimulai besok. Untuk mempersiapkan kenang-kenangan dari saat-saat k...
-
Ada banyak Cara atau langkah - langkah untuk bagaimana memasang Tampilan Yahoo Messenger anda di dalam sebuah Forum, Blog atau Website Priba...
No comments:
Post a Comment