Sunday, November 11, 2012

Opini - Kado Ulang Tahun Kota Makassar Di Akhir Jabatan Ilham Arief Sirajuddin

By. Yudistira Ardy

Jumat, 9 November 2012, kota Makassar telah berusia 405 tahun. Di usianya yang semakin mapan, kota ini terus mengejar impiannya menjadi sebuah kota dunia. Pertumbuhan ekonomi kota yang berpenduduk kurang lebih 1.7 juta jiwa ini menunjukkan angka yang cukup menggembirakan dan diklaim sudah berada pada posisi tertinggi di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi provinsi.

Pertumbuhan ekonomi Makassar tahun lalu mencapai 9.7 persen, naik dibanding 2010 yang mencapai 9,3 persen. Sementara pendapatan perkapita masyarakat Makassar per 2011 rata-rata Rp33 juta. Angka penyerapan tenaga kerja juga terus membaik, yakni 59.7 persen.

Nilai investasi di kota kebanggaan Sulsel ini terus meningkat. Data 2011 menyebutkan, nilai investasi dalam negeri tercatat Rp888.28 miliar, dan investasi modal asing Rp171 miliar

Bagaimana dengan penanganan kemiskinan? Pemkot Makassar mengklaim telah berhasil mengentaskan angka kemiskinan dari 62.192 Kepala Keluarga (KK) miskin tahun 2010, menjadi 35.097 KK tahun 2011.  “Penurunannya sekitar 40 persen lebih. Indeks Prestasi Manusia (IPM) Makassar juga naik dari 77.2 persen tahun 2010 menjadi 78.79 persemn tahum 211. Ini cukup sebanding dengan pertumbuhan ekonomi kita,” ujar Kepala Bappeda Makassar, Ibrahim Saleh.



Masalah Klasik

Namun, di hari ulang tahunnya yang ke 405 ini, sejumlah persoalan klasik masih menghantui warga “kota daeng”, mulai dari persoalan kemacetan, banjir, PKL, hingga persoalan sampah. Persoalan ini sekaligus menjadi pekerjaan rumah (PR) yang mesti diselesaikan oleh pemerintah kota Makassar.

Setiap tahun sejumlah wilayah permukiman warga di kota ini menjadi langganan banjir yang tak kunjung teratasi. Banjir tak hanya merendam permukiman warga tapi juga ruas-ruas jalan protokol dalam kota, sebut saja di jalan Perintis Kemerdekaan, jalan AP Pettarani, jalan Sultan Alauddin dan sejumlah ruas jalan lainnya.
Setiap hari, warga kota Makassar juga harus dipusingkan dengan kemacetan lalu lintas yang tak kunjung terselesaikan. Pertumbuhan kendaraan yang kian pesat namun tidak dibarengi dengan pertumbuhan infrastruktur jalan menjadi  penyebab kesemrawurtan lalu lintas dalam kota. Kondisi ini diperparah dengan perilaku pengendara kita yang tidak tertib. Kini macet tidak cuma di satu titik saja tetapi sudah menyebar di berbagai sudut kota. Jalan AP Pettarani, Veteran, Urip Sumoharjo, Sultan Alauddin, Perintis Kemerdekaan, Urip Sumoharjo adalah titik macet yang dijumpai setiap hari.

Selain banjir dan macet, penanganan sampah juga sudah menjadi penyakit kronis kota ini yang belum bisa disembuhkan oleh pemerintah kota Makassar. Kondisi ini membuat keinginan Makassar meraih Piala Adipura, masih menjadi mimpi yang tak kunjung menjadi kenyataan.

Menanggapi hal ini, Wali kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin menyatakan memang ada KEGAGALAN disana sini tetapi disatu hal kita juga harus tahu keberhasilan pemerintah kota.

Masalah Banjir, kemacetan, kemiskinan dan  poengangguran yang harus diselesaikan, tetapi sisa masa jabatan saya selaku Walikota tak akan mampu menyelesaikan itu semua, kita serahkan saja ke Walikota berikutnya untuk menyelesaikan masalah klasik tersebut, ujar Ilham.

Source : Kompasiana

No comments:

Post a Comment

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter