Tuesday, August 18, 2020

Sekilas Berita Terhangat

 

  1. Eva Evi Jualan Kerupuk hingga Larut Malam demi Makan Keluarga dan Paket Data. Bagi sebagian siswa dan orangtua, pembelajaran jarak jauh bukan perkara mudah. Baik anak maupun orangtua pun harus menyiasatinya dengan menjalankan peran ekstra. Eva dan Evi, kembar 11 tahun, harus ikut berjualan sampai larut malam karena pagi hingga siang hari mereka mesti belajar sekaligus menjaga adik. Hasil penjualan merekalah yang menentukan bisa atau tidaknya mereka mengikuti pembelajaran jarak jauh, lantaran penghasilan orangtua mereka kini sering kali mentok untuk biaya makan di rumah. Sementara itu, Santi (28), harus membagi peran sebagai guru untuk anaknya dan sebagai penjual warung setiap pagi.

  2. Riset Vaksin dan Realisasi Dana Dipacu. Percepatan riset dan pengadaan obat terkait Covid-19 terus didorong. Meski begitu, protokol dalam pengujian obat tetap diutamakan untuk menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mayagustina Andarini, Senin (10/8/2020), menuturkan, setidaknya ada 11 produk imunomodulator atau senyawa peningkat daya tahan tubuh untuk pasien Covid-19 yang dikembangkan di Indonesia. Namun, seluruh produk tersebut masih dalam proses pengujian dengan pendampingan BPOM.

  3. Erick Thohir: Maaf, Saya Harap Pengusaha Mengerti. Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir, Senin (10/8/2020), mengatakan, tahapan untuk menyelamatkan ekonomi agar tidak jatuh pada resesi yang panjang bergantung pada daya beli masyarakat dan aktivitas UMKM. Prioritas kebijakan digeser untuk mengedepankan penanganan Covid-19 dari segi kesehatan dan keamanan masyarakat, memperkuat program bantuan sosial kepada masyarakat dan pekerja, serta bantuan produktif untuk UMKM. Dunia usaha sendiri, ujarnya, baru akan pulih 100 persen pada triwulan I-2022.

Tuesday, August 11, 2020

Sekilas Berita Terhangat

 

  1. Budi Daya Lobster Terancam Hancur. Nasib pembudi daya lobster kian memprihatinkan. Lobster hasil panen anjlok harganya dan sulit terjual. Pembudidaya juga terancam tidak bisa lagi melanjutkan usaha pembesaran karena tidak sanggup membeli benih lobster yang harganya semakin mahal. Maraknya ekspor diduga turut mendongkrak harga benih lobster.

  2. Akibat Pandemi Covid-19, Indonesia Alami Deflasi Tak Wajar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, deflasi pada Juli 2020 adalah sebesar 0,1 persen. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dua bulan setelah masa Ramadhan-Lebaran masih mengalami inflasi. Artinya, deflasi kali ini tidak wajar karena situasinya tidak normal. Menurut Kepala BPS Suhariyanto, ketidaknormalan deflasi tersebut merupakan imbas dari pandemi Covid-19. Akibat pandemi, kecenderungan negara-negara di tataran global mengarah pada perlambatan laju inflasi, bahkan deflasi.

  3. Penantian ”Hibakusha” atas Dunia Bebas Senjata Nuklir. Dunia yang bebas senjata nuklir menjadi impian “hibakusha”, alias para penyintas bom atom. Namun, waktu belum berpihak kepada mereka yang kini rata-rata berusia 80 tahunan itu. Banyak dari mereka menderita efek yang panjang dari radiasi, belum lagi rasa frustrasi terhadap usaha global yang tidak jelas dalam menghapuskan senjata nuklir. Para saksi terakhir kengerian 75 tahun lalu itu pun kini merasa perlu menceritakan kisah pilu mereka pada generasi muda.

Tuesday, March 17, 2020

Sekilas Berita Terhangat #3

 

  1. Alasan Kenapa Covid-19 Begitu Menular: Untuk menginfeksi, virus korona menggunakan lapisan protein berbentuk tanduk yang runcing (spike) guna mengikat membran sel inang dengan mengaktivasi enzim furin. Analisis genom dari SARS-CoV-2 telah mengungkapkan bahwa protein lapisan tanduk yang bisa mengaktivasi furin ini yang membedakannya dengan kerabat dekat mereka yang memicu SARS ataupun MERS. Masalahnya, furin banyak ditemukan di banyak jaringan manusia, termasuk paru-paru, hati, dan usus kecil. ”Ini berarti virus itu berpotensi menyerang banyak organ,” kata Li Hua, ahli biologi struktural di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, Wuhan, China, tempat wabah dimulai.

  2. Persaingan Dua Faksi di Arab Saudi: Gesekan di lingkungan keluarga besar Al-Saud yang berkuasa di Arab Saudi kembali bergulir. Satuan pengamanan istana kerajaan secara mengejutkan, Jumat (6/3/2020), menangkap Pangeran Ahmed bin Abdulaziz dan Pangeran Mohammed bin Nayef bin Abdulaziz. Beberapa jam kemudian, ditangkap pula Pangeran Nawaf bin Nayef, adik Pangeran Mohammed bin Nayef. Situasi itu, selain memberi sinyal langkah terbaru Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dalam memperkokoh cengkeraman kekuasaan, menimbulkan spekulasi soal kesehatan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud (84) dan soal apakah suksesi di Kerajaan Arab Saudi bakal terjadi dalam waktu dekat.

  3. Rajin Ngopi, Belum Rajin Genjot Produksi: Tren kopi kekinian memicu peningkatan konsumsi kopi dalam negeri. Kini, Indonesia tidak hanya tercatat sebagai salah satu produsen kopi dunia, tetapi juga konsumen kopi yang tidak bisa diremehkan. Kondisi ini menciptakan peluang bagi pelaku industri dan petani kopi. Tantangannya, produktivitas lahan perkebunan kopi perlu ditingkatkan guna mencukupi kebutuhan pasar lokal dan global. Tahun 2018-2019 merupakan puncak konsumsi kopi dalam negeri. Pada periode ini, konsumsi kopi dalam negeri mencapai 4,8 juta kantong biji kopi. Jumlah tersebut empat kali lebih banyak dibandingkan dengan konsumsi pada 1990/1991. 

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter