Bangsa Indonesia ternyata sudah siap menciptakan
mobil-mobil listrik yang saat ini baru memasuki tahap prototipe. Bahkan
Mendikbud, Mohammad Nuh menggadang-gadang mobil listrik hasil karya anak
bangsa siap diproduksi massal tahun 2015 mendatang.
Saat ini mobil listrik sedang dipersiapkan oleh 18 tim mahasiswa Indonesia dari sembilan universitas. Mereka saat ini harus kerja ekstra untuk menyelesaikan kendaraan-kendaraan yang akan berlaga di Shell Eco-marathon Asia (SEM Asia) di Sirkuit Internasional Sepang, Kuala Lumpur, 4-7 Juli 2012.
Ke-18 tim Indonesia terdiri dari tiga tim dari ITS (Surabaya), empat tim dari ITB (Bandung), dua tim dari UPI (Bandung), tiga tim dari UI (Depok), satu tim dari PNJ (Jakarta), dua tim dari Polnep (Pontianak), satu tim dari UGM (Yogyakarta), satu tim dari USU (Medan) dan satu tim dari Polman (Bandung). Jumlah dari partisipasi tim ini telah meningkat dua kali lipat sejak partisipasi perdana tim Indonesia di SEM Asia 2010.
Shell Eco-marathon bukanlah kompetisi mobil tercepat, tetapi lebih kepada kompetisi kendaraan masa depan yang memenuhi unsur keamanan dan dapat menempuh jarak terjauh dengan mengkonsumsi bahan bakar seminimal mungkin.
Ajang ini bertujuan untuk menginspirasi para mahasiswa di seluruh dunia dalam mengembangkan pendekatan baru terhadap "smarter mobility" (mobilitas yang lebih cerdas), yang berarti mendorong masyarakat untuk lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar, sekaligus menemukan cara-cara baru untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih bersih untuk masa depan.
"Shell Eco-marathon merupakan kesempatan nyata bagi para mahasiswa untuk berperan menciptakan solusi untuk "smarter mobility", seiring dengan usaha kami untuk memenuhi permintaan energi yang semakin meningkat. Saat ini dunia membutuhkan sumber energi yang lebih beragam dan kita harus mampu mengembangkan solusi yang berkelanjutan," ujar Darwin Silalahi, Presiden Direktur & Country Chairman Shell Indonesia.
"Saya kagum dengan antusiasme mahasiswa Indonesia terhadap kompetisi ini dan saya yakin tim Indonesia akan mampu mengukir prestasi yang gemilang di Shell Eco-marathon Asia tahun ini."
Pilihan Bahan Bakar
Terdiri dari 8 mobil prototipe dan 10 mobil urban, tim-tim Indonesia juga telah mendiversifikasi pilihan bahan bakar/sumber energi mereka, yaitu menggunakan bensin dan FAME (Fatty Acid Methyl Ester 100% - semacam bahan bakar biodiesel) pada tahun lalu, menjadi baterai listrik dan Fuel Cell (hydrogen) di tahun ini.
Tim Cikal dari ITB dan Arjuna dari UI telah selangkah lebih maju tahun ini karena mereka membangun 'Plug-in electricity' atau mobil listrik. Setelah menang dalam kategori UrbanConcept berbahan bakar bensin di SEM Asia 2011, ITB akan berkiprah di kelas kategori kendaraan bertenaga baterai listrik yang mereka pandang sebagai teknologi kunci masa depan transportasi.
"Cakrawala adalah mobil listrik pertama yang kami bangun, kami mempelajari proses desain dan konstruksinya sendiri, namun dengan konsultasi intensif dengan para dosen kami. Tentunya keinginan kami adalah untuk menjadi salah satu yang terbaik dalam kategori UrbanConcept untuk kelas e-mobility," kata Purwindro Tjokrodipo, manajer tim Cikal Electric yang membuat mobil listrik Cakrawala.
Berbeda dengan Cikal Cakrawala, tim Arjuna dari UI akan bersaing di kategori Ptototype untuk e-mobility. "Kami merasa terdorong untuk mengembangkan sumber energi baru transportasi masa depan," ujar Dimas Aji, tim manajer Arjuna. Mobil Mereka V.4, ditargetkan mencapai 350km/kwh.
Sementara itu Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung yang merupakan peserta Baru kendaraan UrbanConcept yang berbahan bakar bensin. Tantangan terbesar dalam mengerjakan mobil ini adalah pengelolaan tim secara keseluruhan, terutama merencanakan jadwal kerja yang akan sesuai dengan jadwal kelas, kerja praktek dan tentunya batas waktu dari SEM Asia.
Munawir Siregar dari tim HORAS USU menambahkan, "Karena tahun ini adalah kali pertama USU berpartisipasi dalam SEM Asia, target kami tahun ini adalah untuk lulus inspeksi teknis dan keselamatan agar bisa bertanding dalam sirkuit. Kami yakin bahwa mobil kami, Mesin-USU, akan siap untuk setiap tantangan yang muncul di Sepang." Horas juga akan berpartisipasi pada kategori UrbanConcept dengan bahan bakar bensin.
Ini adalah tahun ketiga bagi tim-tim Indonesia untuk berpartisipasi dalam SEM Asia. Dalam SEM 2010, tim Indonesia membawa pulang lima penghargaan. Tim Sapu Angin 2 memperoleh posisi pertama untuk kategori UrbanConcept Internal Combustion Engine dan Gasoline Fuel Award pada kategori yang sama.
Tim Yellow Makara dan Tim Zamrud Khatulistiwa dari Universitas Indonesia masing- masing mendapatkan posisi kedua dan ketiga di kelas UrbanConcept Internal Combustion Engine, sedangkan tim Exia dari ITB dengan mobil berbahan bakar etanol-nya, membawa pulang People Choice Award dan dinobatkan menjadi tim yang paling populer dengan perolehan suara lebih dari 65.000.
Dalam SEM Asia 2011, tim Indonesia menerima enam penghargaan secara total. Tim-tim ini mendominasi kategori UrbanConcept - ITS dengan mobil SapuAngin 4 mereka yang berbahan bakar biodiesel (Fatty Acid Methyl Ester/FAME 100%), mempertahankan pencapaian mereka di tahun sebelumnya dan menerima Grand Prize di kategori UrbanConcept Internal Combustion Engine serta Alternative Diesel Fuel Award.
Tim Cikal ITB ada di posisi kedua pada kategori yang sama dan menerima Gasoline Fuel Award untuk mobil mereka. Tim Indonesia juga menerima dua dari empat penghargaan Off-track (di luar sirkuit): Semar Proto dari Universitas Gadjah Mada (UGM) ditempatkan sebagai yang terbaik untuk Technical Innovation, sementara tim Rakata dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menerima Communication Award.
Sebanyak 140 tim dari 18 negara akan berpartisipasi dalam SEM Asia 2012 di Kuala Lumpur. Akankah salah satu tim dari Indonesia mencatat rekor efisiensi bahan bakar baru? (kpl/nzr/vin)
No comments:
Post a Comment