Istilah alutsista adalah singkatan dari Alat Utama Sistem Per(senjata)an. Singkatan yang akhir-akhir ini menjadi isu hangat karena bersinggungan dengan sistem pertahanan negara yang akhir-akhir ini seolah-olah mandul. Derita angkatan bersenjata kita ini sebenarnya sudah dimulai sejak diputusnya pasokan alat pertahanan oleh Amerika setelah kerusuhan Dili, Timor Timur (saat itu) dan diteruskan berupa embargo militer setelah jajak pendapat di Timor Timur tahun 1999.
Sejak saat itu, dimulailah era rongrongan terhadap pertahanan yang secara otomatis juga berarti menyerang kedaulatan Indonesia. Baik itu serangan melalui diplomasi (lenyapnya Sipadan dan Ligitan dari Peta Indonesia), maupun provokasi-provokasi dalam bentuk yang beraneka ragam. Hal ini menimbulkan kesan bahwa sedang ada upaya-upaya untuk mengetes kemampuan pertahanan Indonesia.
Ternyata, walaupun kemampuan alat pertahanan negara kita saat ini amat minim dan jauh tertinggal dibanding negara-negara tetangga, namun jiwa patriot dan nasionalis dalam diri bangsa Indonesia masih amat tinggi. Salah kalau ada anggapan nasionalisme bangsa kita sudah menipis. Masalahnya adalah nasionalisme ini muncul pada saat tengah terjadi sesuatu yang mengusik harga diri bangsa. Entah itu provokasi fisik di perbatasan, klaim budaya bahkan berbagai penyiksaan atas diri warga Indonesia di luar sana. Di luar itu nasionalisme hanya sebatas wacana dan mengerucut menuju “golonganisme”. Apa lagi nih istilah golonganisme? Ini adalah istilah saya untuk memudahkan pengertian nasionalisme yang mengutamakan kepentingan nasional dibandingkan kepentingan golongan. Golonganisme ini justru sebaliknya :-P.
Terima kasih atas provokasi-provokasi yang muncul selama ini. Ternyata berbagai peristiwa tersebut menyadarkan kita arti pentingnya nasionalisme. Tapi apakah nasionalisme akan mempunyai arti tanpa adanya persatuan? Nah, ego nasionalisme tanpa persatuan tidak akan bermakna apa-apa bila suatu saat Indonesia mendapat provokasi yang demikian hebat dan berakibat pada runtuhnya kedaulatan negara.
Saya jadi berpikir kenapa sih kok saat ini tidak ada pemimpin yang bisa bersikap tegas terhadap berbagai provokasi maupun tekanan. Bukan tidak ada sih, sebenarnya saya yakin banyak pemimpin maupun calon pemimpin yang bisa bersikap tegas di bumi pertiwi ini. Tapi kalau tanpa ada dukungan rakyat yang bersatu padu, pasti mereka ini bakal berpikir sejuta kali untuk secara tegas menyikapi provokasi dan tekanan. Apalagi dengan persenjataan yang makin menua. Tengok saja akhir-akhir ini berguguran putra terbaik bangsa hanya karena kurang layaknya alutsista kita. Persatuan ini juga akan berimbas pada meningkatnya keyakinan dan kemampuan diri untuk menciptakan peluang-peluang baru untuk tidak bergantung pada luar negeri, baik itu kemampuan ekonomi maupun pertahanan.
Saat ini pun kita sebenarnya sudah punya dasar yang bagus untuk membangun kemampuan ekonomi dan pertahanan itu. Pindad, PTDI, Krakatau Steel dan industri strategis lainnya perlu diberdayakan. Pada akhirnya dengan kemampuan sendiri kita akan mampu berdaulat penuh dan mempertahankan setiap jengkal wilayah dengan penuh percaya diri. Percaya deh, modal utama alutsista itu bernama persatuan!
Source : Kompasiana
Let's Share Knowledge... Lebih Baik Hidup Dengan Banyak Warna, Dari Pada Hidup Dengan Satu Warna!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
FanPage Taste Of Knowledge
Popular Posts
-
Sejak lahir, bocah asal Cikarang ini tak punya alat kelamin. Akibatnya, kencingnya tak terkontrol. Dewa penolong baru datang setelah ia beru...
-
Sinema Wajah Indonesia, Hadirkan Konten Tayangan Yang Lebih Indonesia Program ini merupakan rangkaian produksi dan penayangan film televisi...
-
Berikut ini adalah ulasan untuk menambah kecepatan komputer kita. Untuk menambah kecepatan komputer kita bisa dilakukan dengan pemeliharaan ...
-
Hai pengguna jagad maya seluruh dunia… bagaimana perasaan kalian jika kalian lagi pada galau? Memang lagi galau, sengaja pengen galau, ingin...
-
Special Trans TV Belajar Indonesia (Trans TV) Belajar Indonesia adalah sebuah Program TV yang mengangkat cerita tentang seseorang warga neg...
No comments:
Post a Comment