Thursday, January 31, 2013

Risalah 2012 - Ganti Sistem Penjurian Dan Rezim Juri FFI

Tim Tanah Surga...katanya merayakan kemenangan di FFI 2012Tim Tanah Surga...katanya merayakan kemenangan di FFI 2012
Tampaknya ada yang salah dengan penyelenggaraan FFI 2012 hingga menimbulkan ketidakpuasan dan reaksi negatif yang meluas dan hampir merata terutama di kalangan pekerja, penggiat, dan pemerhati film nasional.Di sisi kompetisi atau penjurian, ada kemiripan antara FFI 2012 dengan FFI 2006 yang telah melahirkan konflik besar dan perpecahan dalam industri film Indonesia. Beberapa pemenang kali ini dan enam tahun sebelumnya, termasuk dalam kategori terpenting, film terbaik, dianggap tidak layak mendapat (piala) Citra. Barangkali bukan film atau hasil kerja yang buruk—dan saya tidak mau sok ikut-ikutan menjadi juri—namun siapapun yang rajin menonton film Indonesia tahu masih ada pilihan lain yang lebih layak menang.
Ada etika profesional (tidak “saling menilai” apalagi “saling merendahkan”) yang membatasi para pekerja dan penggiat film yang tidak puas dengan hasil penjurian tersebut untuk tidak menyatakan secara terbuka. Bukankah para juri dan pemenang itu adalah kolega kita sendiri?
Pada 2006 sekelompok penggiat film yang menyebut diri Masyarakat Film Indonesia (MFI) menyuarakan protes dengan “pintu masuk” persoalan pelanggaran hak cipta penggunaan musik, disusul aksi pengembalian Piala Citra, serta seruan memboikot pelbagai kegiatan perfilman yang dilakukan pemerintah, termasuk FFI.
BPPN (Badan Pertimbangan Perfilman Nasional) kemudian memang membatalkan kemenangan film terbaik (Ekskul) dan sutradara terbaik (Nayato Fio Nuala). Namun pemerintah dan penggiat industri yang berkuasa saat itu terlampau bebal dan arogan buat memahami esensi tuntutan di balik pelbagai aksi tersebut, yaitu reformasi total dalam pengelolaan perfilman nasional, termasuk penyelenggaraan FFI.
Dengan skala dan persoalan yang berbeda-beda, hasil penjurian FFI (pernah diselenggarakan 1955, 1960, 1967, 1973-1992, dan 2004-2012) memang kerap menimbulkan kontroversi. Padahal, boleh dibilang selama itu pula sistem penjurian FFI diperbaiki, dan terbuka untuk terus diperbaiki dari waktu ke waktu.


Materi promosi FFI pertamaMateri promosi FFI pertama
Kontroversi FFI 1955 memunculkan pemenang kembar untuk aktor utama, aktris utama, dan aktor pembantu. Hal yang sama terulang pada 1974, namun dengan pembedaan tingkat pemenang. Film, aktor utama, dan aktris utama “dengan pujian” menerima Citra, sedangkan yang disebut “dengan penghargaan” tidak, sehingga dianggap runner up. Tahun itu juga tidak ada pemenang aktor dan aktris pembantu.
Kasus tidak ada pemenang pernah pula terjadi sebelum dan sesudahnya. Pada 1967, 1977, dan 1984 tidak ada film terbaik. Sementara pada 1980 dan 1984 masing-masing tidak ada pemenang aktor utama dan aktris pembantu.
Munculnya tiga pemenang kembar pada FFI 1955 dianggap usaha menyenangkan Djamaluddin Malik, pendiri Persari yang juga penggagas dan “cukong” FFI. Tiga pemenang (A Hadi, Fifi Young, Awaludin) adalah bintang Persari, yang dicurigai dimenangkan untuk mendampingi pemenang sesungguhnya dari Perfini (AN Alcaff, Dhalia, Bambang Hermanto). Begitu pula pemberian penghargaan sutradara terbaik pada Lilik Sudjio dalam film produksi Persari, Tarmina, mengalahkan Usmar Ismail pada Lewat Djam Malam produksi Perfini.
Pada 1960, juri yang dikuasai penggiat film dan kebudayaan komunis memilih Turang karya Bachtiar Siagian, seorang pengurus Lekra, sebagai film terbaik. Padahal ketika itu setidaknya ada tiga film Usmar Ismail yang berkualitas baik, yaitu Tiga Dara (1956), Asrama Dara (1958), dan Pedjuang (1960). Konon karena itu Bapak Perfilman Indonesia tersebut tidak pernah mau lagi mendaftarkan film-filmnya mengikuti FFI.
Perhelatan berikutnya, 1967, sangat bersifat politis, antara lain untuk menggairahkan kembali produksi film nasional yang lama tersendat akibat pergolakan politik nasional. Karena itu juri bersikap sangat keras hingga tidak ada film terbaik.
Sementara juri FFI 1977 memutuskan tidak ada film terbaik karena tidak satu film pun memenangi sekaligus empat kategori yang disyaratkan: penyutradaraan, penulisan skenario, penataan fotografi, dan penyuntingan. Persyaratan tersebut ditetapkan sendiri oleh para juri, alias bukan kriteria baku.
Alasan tidak ada film terbaik pada FFI 1984 berbeda lagi. Favorit pemenang, Pengkhiantan G-30-S PKI (Arifin C Noer), oleh juri diangap bukan film cerita, tetapi lebih merupakan doku-drama.
Mulai 1977 ditetapkan persyaratan pemenang dalam kategori pemeranan harus mengisi suara sendiri, bukan oleh pengisi suara pengganti (dubber). Karena aturan baru itu, Christine Hakim dipilih menjadi aktris utama terbaik di film Sesuatu yang Indah (Wim Umboh), padahal aktingnya jauh lebih bagus dalam Si Doel Anak Modern (Sjuman Djaya). Di tahun berikutnya, kemenangan Kaharuddin Syah (Letnan Harahap) dan Joice Erna (Suci Sang Primadona) dipersoalkan karena keduanya tidak mengisi suara sendiri.
Selama era baru FFI, selain 2006 dan 2012, kontroversi penjurian juga terjadi pada 2010. Sang Pencerah (Hanung Bramantyo) yang tidak termasuk dalam sepuluh film pilihan komite seleksi ikut dinilai dewan juri. Akibatnya, pengumuman nominasi yang diadakan di Batam dibatalkan. Dewan juri kemudian diberhentikan panitia dan diganti oleh yang baru.


Adegan film Perkawinan, yang merajai FFI 1973Adegan film Perkawinan, yang merajai FFI 1973
PerbaikanUsaha memperbaiki sistem penjurian FFI bukannya tidak pernah dilakukan.
Tiga festival pertama memang diselenggarakan sangat seadanya, sehingga belum memiliki sistem yang baku. FFI 1955 dan 1960 bisa dibilang usaha pribadi Djamaluddin Malik, sedangkan pada 1967 bersifat politis. Tidak mengherankan jika hasilnya terkesan seperti bagi-bagi piala untuk Perfini, Persari, dan kelompok kiri.
Meskipun sudah diselengarakan secara rutin oleh pemerintah, lima FFI berikutnya (1973-1977) masih diadakan dengan sekadar mencontoh festival-festival di luar negeri. Ketentuan atau aturan penjurian pun belum dibakukan sehingga memunculkan banyak kejanggalan dan ketidakpuasan.
Pada 1973 ketidakpuasan mencuat karena Perkawinan (Wim Umboh) memborong 8 dari 12 Citra. Di tahun berikutnya, selain memunculkan dua pemenang aktor dan aktris utama, film terbaik penerima Citra (“dengan pujian”), Si Mamad (Sjuman Djaya), hanya meraih dua Citra, lebih sedikit dibanding empat Citra untuk runner up (“dengan penghargaan”), Cinta Pertama (Teguh Karya). Kembali terjadi pada 1975, film terbaik Senyum di Pagi Bulan Desember (Wim Umboh) juga hanya memperoleh dua Citra, sementara Ranjang Pengantin (Teguh Karya) memborong lima Citra.
Puncaknya 1977, ketika juri memutuskan tidak ada film terbaik berdasarkan persyaratan yang dibuatnya sendiri. Selain itu juri juga melontarkan kritik keras yang membuat kalangan perfilman tersinggung dan sangat marah.
Maka, mulai 1978 disusunlah “buku putih” berisi aturan pelaksanaan FFI, termasuk penjurian, yang diberlakukan secara konsisten setiap tahun. Dokumen berjudul Peraturan-peraturan dan Ketentuan FFI (kini Pedoman Pelaksanaan FFI) itu dari waktu ke waktu diubah dan diperbaiki mengikuti perkembangan situasi. Meskipun di dalamnya tidak tercantum persyaratan yang digunakan juri FFI 1977, kriteria tersebut digunakan lagi oleh juri FFI 1980. Akibatnya, Perawan Desa (Frank Rorimpandey) secara mengejutkan dinobatkan menjadi film terbaik, mengalahkan beberapa film lain yang dianggap lebih layak.
Pada 1979 mulai digunakan sistem nominasi yang terdiri dari lima calon pemenang. Tiga tahun berselang, 1982, mulai diterapkan penjurian dua tahap untuk mengurangi beban dewan juri yang mesti menonton dan menilai seluruh film peserta. Pertama oleh Komite Pengaju Unggulan (KPU), yang bertugas menyeleksi beberapa film pilihan. Kedua, penetapan nominasi dan pemilihan pemenang oleh dewan juri. Tahun berikutnya KPU berubah nama menjadi Komite Seleksi, dan masih terus digunakan sampai sekarang. Jauh sebelum itu, pada 1976 pernah dilakukan seleksi serupa oleh Dewan Penilai Awal  yang terdiri dari 14 wartawan film, namun kemudian ditiadakan.
Menyusul kontroversi FFI 1984 yang tidak memunculkan lagi pemenang film dan aktris pembantu terbaik, pada 1985 dibuat tambahan ketentuan harus ada pemenang di semua kategori yang memiliki nominasi. Bersamaan dengan itu ditambahkan pula aturan bahwa anggota juri yang terlibat dalam produksi film diperbolehkan menjadi juri, namun tidak ikut menilai dalam kategori di mana dirinya terlibat. Sebelumnya, Umar Kayam yang ditunjuk menjadi ketua dewan juri FFI 1984 harus mengundurkan diri karena ikut bermain dalam Pengkhiatan G-30-S PKI (Arifin C. Noer).
Keberadaan Komite Seleksi dalam perjalanannya beberapa kali menimbulkan kontroversi. Pada 1992 dan 2010, misalnya, komite hanya meloloskan delapan film namun dipaksa menambah beberapa film lagi sesuai ketentuan. Komite yang bertugas menilai film secara keseluruhan tersebut juga kerap dikritik karena tidak meloloskan film-film yang dianggap memiliki unsur-unsur yang layak dinominasikan.
Karena dinilai tidak fokus dan tugasnya tumpang tindih dengan dewan juri, pada FFI 2011 Komite Seleksi diubah menjadi Komite Nominasi. Sesuai namanya, komite beranggota 21 pekerja film itu fokus bekerja menilai unsur-unsur teknis dalam setiap film untuk dinominasikan. Dewan juri kemudian tinggal memilih pemenang.
Tapi tahun berikutnya, 2012, Komite Nominasi ditiadakan dan kembali dilakukan penjurian awal oleh Komite Seleksi. Seperti sebelum-sebelumnya, baik nominasi maupun pemenang dipilih oleh dewan juri.


Materi promosi FFB 2012Materi promosi FFB 2012
Bukan Satu-satunyaBerbagai kontroversi, kritik, kecaman, bahkan pemboikotan oleh sekelompok penggiat dan pekerja film sejak 2007, boleh dibilang tidak melunturkan kebesaran FFI serta menihilkan gengsi dan reputasi pemenangnya. Hingga kini FFI masih merupakan festival nasional yang paling kuat citra, awareness, dan ekposurnya.
Padahal, meskipun jumlahnya tidak banyak, FFI bukan satu-satunya kompetisi film Indonesia.
Forum Film Bandung, sekumpulan intelektual dan budayawan Kota Kembang yang dimotori antara lain Almarhum Prof. Sudjoko, Eddy D. Iskandar, dan Chand Parwez Servia, sejak 1987 mengadakan Festival Film Bandung (FFB). Meskipun melombakan juga film televisi dan impor, FFB tidak pernah putus digelar sampai kini, bahkan sepanjang sebelas tahun FFI mati suri (1993-2003).
Sedikit berbeda dengan FFI, FFB menilai hanya film-film yang beredar di Bandung alias tanpa pendaftaran. Jurinya para angggota forum. Tapi karena hampir semua film nasional beredar di sana, cakupan kompetisi FFB praktis bersifat nasional. Apalagi setelah dalam gelaran ke-25, Mei 2012, acara pengumuman pemenangnya disiarkan langsung oleh SCTV.
Pada 2006 dan 2007, stasiun televisi Jak TV bersama tabloid Bintang Indonesia dan Cek & Ricek pernah menyelenggarakan Festival Film Jakarta (FFJ). Dewan juri terdiri dari wartawan yang sebelumnya telah mengikuti lokakarya yang dipandu sejumlah pekerja film.
Sementara itu saluran televisi MTV Indonesia juga mempunyai MTV Indonesia Movie Awards (MIMA). Pernah diadadakan pada 2004-2007, MIMA merupakan penghargaan film keempat MTV di dunia setelah acara yang sama di AS, Rusia, dan Amerika Latin. Selain kategori umum seperti film dan aktor terbaik, kompetisi ini juga mempunyai kategori yang tak lazim seperti Best Crying Scene (Adegan Tangisan Terbaik) atau Most Heart Melting Moment (Momen Paling Menyentuh Hati).
Jakarta International Film Festival (Jiffest) pun tak ketinggalan menggelar Indonesian Feature Film Competition selama lima tahun (2006-2010). Dengan juri internasional, dilombakan dua kategori: Best Film dan Best Director. Pada saat bersamaan juga diadakan Audience Award berdasarkan pilihan penonton yang menyaksikan tayangan gratis film-film peserta kompetisi selama festival berlangsung.
Setelah pada 2011 FFB praktis sendirian mengimbangi FFI, tahun lalu muncul inisiatif menarik dari sekelompok pecinta film yang aktif di media sosial. Mereka menyelenggarakan Piala Maya. Di samping film bioskop, kompetisi ini juga melombakan film pendek, animasi, dokumenter, berbahasa daerah, dan penulisan kritik. Penilaian dilakukan oleh seratus angota Komite Juri, yang dalam situsnya disebutkan terdiri dari sineas, jurnalis film, praktisi periklanan dan media, kritikus film, akademisi, penyiar radio, blogger, fashion designer, ilustrator, pelaku seni, penulis, mahasiswa perfilman, perwakilan komunitas film, dan lain-lain
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai 2012 juga menyelenggarakan Apresiasi Film Indonesia (AFI). Kompetisi yang bertujuan mendorong tumbuhnya film-film Indonesia berbasis nilai budaya, kearifan lokal, dan pembangunan karakter bangsa itu sayangnya belum mempunyai konsep penyelenggaraan yang matang. Hal itu bisa dilihat dari sistem penjurian yang baru sekadar menyontek FFI, termasuk kategori-kategori yang dilombakan.
Dalam bentuk yang murni kompetisi karena memang tidak berpretensi membuat festival dengan pelbagai kegiatan pendukung dan penyemaraknya seperti FFI, FFJ atau Piala Maya, majalah Tempo dua tahun terakhir (2011-2012) melakukan pemilihan Film Pillihan Tempo. Para wartawan majalah itu, bersama seorang pengamat film yang diundang, menilai dan memilih sutradara, penulis skenario, aktor, aktris dan pemeran pembantu terbaik.
Lebih mirip penghargaan Screen Actor Guild Awards di AS, stasiun televisi RCTI sejak 1987 rutin mengadakan Indonesian Movie Awards. Yang dilombakan hanya kategori-kategori pemeranan, baik yang terbaik (pilihan juri) maupun yang favorit (pilihan penonton). Kompetisi serupa dengan nama Pemilihan Best Actor & Best Actress pernah diadakan oleh PWI Jaya pada 1970-1974. Dalam setiap kategori, selain pemenang utama juga dipilih empat runner up.


Replika Piala Citra di malam nominasi FFI 2012Replika Piala Citra di malam nominasi FFI 2012
Tiga AgendaPerfilman merupakan industri yang unik. Film adalah produk hiburan sekaligus produk budaya. Konsekuensinya, ia tidak mungkin dibangun melulu dengan mengikuti permintaan atau selera pasar, melainkan mesti diimbangi dengan apresiasi estetika dan penghargaan kualitas dalam bentuk kritik dan kompetisi (di sini lebih dikenal dengan istilah festival).
Dalam bahasa lebih sederhana: faktor komersial memang penting, namun kualitas estetika sama pentingnya. Artinya, industri perfilman yang sehat adalah sebuah mata rantai produksi dan perdagangan yang menghargai keduanya secara sejajar.
Sayangnya, kritik-kritik film di media kita hingga saat ini belum mampu menjadi ruang apresiasi yang kuat dan dihormati. Itulah barangkali sebabnya sepanjang sejarah FFI terlihat paradoksal: dibenci sekaligus disayang. Bagaimana pun, para pelaku industri dan penonton yang “melek” masih memerlukan panduan atau tolok ukur kualitas estetika yang bisa diperoleh melalui ajang-ajang penghargaan.
Yang menarik sekaligus sebetulnya menyedihkan, kritik dan kecaman terhadap FFI selama ini ternyata tidak melahirkan banyak kompetisi atau festival lain, apalagi yang kelasnya setara dengan itu. Padahal, sebagaimana kita tidak mungkin memperkuat ruang apresiasi dengan hanya mengandalkan satu-dua penulis kritik, mustahil juga melahirkan ruang penghargaan yang disegani melalui FFI saja. Di sisi sebaliknya, FFI sendiri tidak mungkin diperkuat hanya dari dalam, tetapi juga memerlukan tekanan dari luar melalui kehadiran banyak kompetisi alternatif.
Dengan demikian, setidaknya ada tiga agenda besar yang mesti dikerjakan bersama-sama buat membangun ruang penghargaan kualitatif yang kuat, yakni memperbanyak kompetisi film nasional, melanjutkan dan memperkuat kompetisi yang telah ada, serta mendorong terjadinya perbaikan paradigmatik di dalam FFI.
Banyak kompetisi akan melahirkan persaingan yang saling memperkuat, dan bukan sebaliknya. Semakin banyak kompetisi juga akan memunculkan lebih banyak sudut pandang penilaian dan jumlah penerima penghargaan, karena setiap tahun industri film Indonesia melahirkan lebih dari satu film, aktor, dan pekerja film lain yang pantas dihargai sebagai yang terbaik.
Kompetisi-kompetisi yang masih berlangsung setiap tahun, termasuk FFI, oleh karenanya perlu lebih memperkuat diri. Antara lain dengan mematangkan konsep kompetisi dan festivalnya, membakukan semua aturan main, serta memaparkan “pertanggungjawaban” penyelenggaraan dan penjurian secara terbuka kepada seluruh pemangku kepentingan. Di zaman internet murah seperti sekarang setidaknya di masing-masing situs penting dijelaskan dan didokumentasikan segala aspek mengenai penyelenggaraan dan penilaian, mulai daftar film yang dinilai, nama-nama dan kompetensi juri, mekanisme penjurian, daftar nominasi dan pemenang, dan lain sebagainya.
Kompetisi-kompetisi di luar FFI juga tidak perlu sungkan lagi menggunakan istilah-istilah baku kompetisi, seperti “dewan juri” dan gelar “terbaik”. Tidak ada lagi alasan mengunakan istilah yang mengada-ada:  “terpuji”, “terpilih”, “regu pengamat”, “komite penilai/pemilih”, dan lain-lain. Esensi kompetisi di manapun adalah memilih yang terbaik dan para pemilihnya disebut juri. FFB di zaman Orde Baru terpaksa menggunakan “eufimisme” itu sebagai “kompromi” agar tidak dianggap menyaingi atau melawan FFI.
Khusus FFI, jika tidak mau semakin kehilangan kewibawaannya, pemerintah atau siapapun yang dipercaya menjadi penyelenggara harus segera melakukan sejumlah perubahan mendasar. Ketidakpuasan terhadap hasil penjurian FFI 2006 dan 2012, misalnya, bermuara dari semakin melebarnya kesenjangan antara penilaian juri dengan penilaian pekerja, penggiat, dan pemerhati film secara umum.
Penyebabnya, sistem penjurian warisan lama dalam situasi hari ini sudah terlampau eksklusif. Bahkan setelah tahun lalu jumlah anggota Komite Seleksi dan Dewan Juri ditambah menjadi 9 dan 15 orang, dari sebelumnya hanya 5-7 orang. Yang kini diperlukan dalam penjurian bukan sekadar jumlah, melainkan kompetensi. Idealnya, penilaian dilakukan oleh para penggiat dan pekerja film yang benar-benar memahami bidang keahliannya. Oleh karena itu pemerintah mesti mendorong dan menfasilitasi kelahiran kelompok-kelompok profesi atau bidang keahlian yang representatif, di mana nantinya antara lain bertanggung jawab menjadi juri FFI.
Sebelum hal itu terjuwud bisa dijembatani dengan sistem penjurian partisipatif yang melibatkan sebanyak-banyaknya pekerja film dari setiap bidang keahlian. Dengan itu diharapkan berlangsung penilaian teknis yang lebih cermat oleh ahli di masing-masing bidang, sehingga kualitas nominasi serta pemenang bisa menjadi lebih baik.
Di sini faktor representasi faktual menjadi teramat penting. Sampai kini tampaknya pemerintah dan penyelenggara FFI masih menyakini organisasi-organisasi profesi warisan Orde Baru (KFT, Parfi, PPFI, dan lain-lain) sebagai representasi pekerja film. Faktanya sebagian besar pekerja film yang aktif hari ini bukan anggota organisasi tersebut. Artinya, justru merekalah representasi faktual pekerja film yang seharusnya dilibatkan dalam penjurian.
Tanpa mengurangi hormat kepada para senior perfilman yang aktif berkarya pada 1970-1990an, termasuk juga budayawan, akademisi, dan pengamat senior yang hingga tahun lalu masih dipercaya menjadi juri FFI walaupun mungkin semakin jarang menonton film Indonesia, penting diingatkan bahwa sebagaimana banyak hal lain dalam kehidupan sekarang, perfilman dan berbagai aspek yang melingkupinya telah berkembang dengan kecepatan luar biasa. Perkembangan teknologi digital, misalnya, yang membuat semua orang bisa mudah merekam gambar, telah mengubah konsep-konsep lawas mengenai kriya dan estetika.
Tidak ada pilihan lain, pemerintah atau penyelenggara FFI mesti memiliki kesadaran dan terutama keberanian melakukan pergantian rezim juri. Sudah saatnya memberikan kepercayaan kepada para penggiat dan pekerja film yang kini masih aktif bekerja untuk mengevaluasi dan menilai sendiri apa yang “baik” dan “buruk” di dalam diri dan karya-karyanya. Percayalah, mereka lebih memahami perkembangan serta dinamika mutakhir teknik dan estetika perfilman.
Perbaikan mustahil dilakukan hanya dengan memperbaiki mesin (sistem) yang usang, melainkan juga membutuhkan penggatian operator-operatornya (juri). Tanpa itu, FFI dan perfilman nasional akan terus berputar-putar dalam lingkaran setan persoalan tak berujung, sebagaimana politik kekuasaan kita yang masih terus dikuasai rezim lama alias stok jadul.

Sunday, January 27, 2013

10 Jejaring Sosial Gagal


Sebelum Facebook dan Twitter melegenda, ada satu dua jejaring sosial primadona di internet yang kini namanya tenggelam. Situs MyLife.com merilis 10 jejaring sosial gagal setelah era booming-nya FB dan Twitter.

1. Ping
Jejaring sosial musik Apple dinilai gagal sebab tak mampu memberikan layanan maksimal pada pengguna terkait konten utama mereka. Terlalu banyak sensor, hanya berikan preview musik 30 detik, dan gagal bersaing dengan kompetitor. Facebook misalnya memudahkan pengguna menikmati dan berbagi musik di situs mereka.

2. Google+
Agak aneh melihat Google+ masuk dalam list gagal ini. Namun jika melihat sederet fakta ke belakang, mungkin ada benarnya juga dikategorikan gagal. Google+ dinilai tak bisa meramu produknya untuk memberikan pengalaman sosial pengguna yang lebih baik.

3. Delicious
Social bookmarking site ini dinilai gagal setelah dijual ke perusahaan lain yang tak paham bagaimana mengelolanya. Dimunculkan ulang dengan tool yang salah dan privasi yang buruk.

4. Eons
Menyasar pada pengguna uzur yang sayangnya tak siap. Didirikan oleh Monster.com jejaring sosial ini menargetkan user di atas 50 tahun. Target demografi usia yang buruk untuk media sosial di tahun tersebut (2007).

5. Diaspora
Dinilai gagal sebab terlalu njlimet dalam memainkannya. Misalkan saja pengguna harus menginstal sebuah aplikasi di komputer untuk bergabung. Hampir miliki versi yang sama dengan Google+ namun miskin fitur laiknya Facebook.

6. Orkut
Memang gagal secara global namun sukses di Brasil. Dinilai gagal sebab miskin inovasi dan tak ada fitur social sharing.


7. Xanga
Dinilai gagal sebab lebih powerfull ke arah blogging ketimbang social networking. Ceakanya inovasi yang ada justru ke fitur blogging bukan social.

8. Digg
Situs social aggregator ini sangat sukses di masanya. Namun setelah munculnya Facebook dan Twitter, pengguna lebih mudah berbagi konten dengan sekali klik.

9. Friendster
Sukses dan booming secara global namun tak diikuti dengan inovasi. Miskin social sharing dan tak fokus dengan fitur connecting.

10. Myspace
Serupa dengan Myspace, situs ini sukses, mampu mengintergrasikan musik. Namun terlalu banyak iklan, terlalu lamban (loading), dan Facebook menawarkan pengalaman lebih mudah untuk terhubung dengan musisi serta artis.


Source : Sidomi News

Funny - Percakapan Komentator SepakBola

"Timnas Indonesia vs Bahrain"

Komentator 1: Lihat itu Bung Presiden kita, SBY pun sampai hadir.
Komentator 2: Oh iya Bung...Coba lihat,Bung! Tampaknya beliau seperti ayahnya Nobita,Bung!!

Komentator 1: Terjadi pertarungan di lini tengah,Bung!
Komentator 2: Pisahkan,Bung! Malu-maluin saja Bung masa sampe berantem di lapangan bola..

Komentator 1: Hei Bung! Sepertinya para pemain kita banyak yg cedera di lapangan..
Komentator 2: Tidak apa2 Bung cedera di lapangan, asal jangan cipokan di lapangan..

*hening...saling tatap....

Komentator 1: Bagaimana menurut Anda mengenai penampilan Irfan Bachdim, Bung!!
Komentator 2: Wahh,Mas...Irfan Bachdim itu macho ya...apalagi dengan dadanya yang bidang itu....

Komentator 1: Keputusan yg kurang tepat utk adu sprint dg pemain Bahrain,Bung!
Komentator 2: Betul Bung. Apalagi kalo adu ganteng..

Komentator 1: ADUH BUNG!!!!
Komentator 2: Ada apa, Bung???
Komentator 1: Saya lupa angkat jemuran, istri saya bisa marah nih..

Komentator 1: Bahrain cukup merepotkan lini pertahan kita ya, Bung!!
Komentator 2: Ya...asal jangan ngerepotin keluarga kita aja ya Bung!

Komentator 1: Sayang sekali...bolanya terlalu tajam,Bung!!
Komentator 2: SIAPA YG GANTI BOLANYA AMA PISAU!! JAHAT BANGET IH!!!!

Komentator 1: Di sana ada Omar, Bung!!
Komentator 2: Tidak apa2 bung... Yg penting di sini ada kamu Bung!

Komentator 1: Bung, sepertinya Indonesia harus mengawal ketat pergerakan Bahrain...
Komentator 2: Kaya kolor aja Bung...pke ketat segala!!!

Komentator 1: M.Ridwan di sayap kiri,Bung!!
Komentator 2: Iya Bung...Kalo di sayap kanan namanya M.Nandwan...

Komentator 1: Kira-kira apa kelebihan para pemain Bahrain,Bung?
Komentator 2: Tentu saja mereka jago bahasa arab,Bung!

Komentator 1: "Serang dari Abdullah Omar masih bisa dipatahkan Bung...
Komentator 2: "Untung bukan hatinya yah Bung...Bisa galau dia.."

Komentator 1: Saya sedih Bung, Indonesia kalah lagi..
Komentator 2: Jangan sedih,Bung! Kan ada aku di sini....

Komentator 1: Bung!!! Beruntung kita kemarin gagal mencuri poin di Iran, Bung!
Komentator 2: Lah,Kenapa?
Komentator 1: Disana kalo mencuri, potong tangan..Serem Banget Bung!!!

Saturday, January 26, 2013

Intel Akan Berhenti Produksi "Motherboard"

KOMPAS.com/Wicak Hidayat Haswell, prosesor Intel Core Generasi ke-4, akan mulai tersedia pada 2013. 

KOMPAS.com — Di tengah-tengah meningkatnya popularitas perangkat mobile, raksasa chip, Intel, mengumumkan bakal berhenti memproduksi motherboard buatan sendiri yang dijual dengan merek Intel Desktop Board.

Alasannya, seperti dikemukakan dalam pernyataan resmi yang dikutip oleh HotHardware, Intel ingin memfokuskan sumber daya pada platform lain yang tengah berkembang, termasuk perangkat mobile dan ultrabook.

Intel sendiri akan tetap menyalurkan komponen-komponen motherboard pada para rekanan hardware, seperti Asus, Gigabyte, dan MSI.

Rencananya, pengembangan motherboard Intel akan dhentikan setelah pabrikan tersebut selesai meluncurkan prosesor baru Core i Generasi Keempat (Haswell) yang dijadwalkan rilis tahun ini.

Selama tiga tahun setelahnya, Intel akan keluar dari bisnis motherboard secara bertahap.

Bagaimana dengan rencana produk Intel berikutnya? Perusahaan ini menyatakan bakal tetap memproduksi prosesor desktop, tetapi roadmap produk di masa depan akan ditentukan berdasarkan evaluasi kinerja platform dan kebutuhan dayanya.

Sebelum ini, sempat beredar kabar bahwa Intel berencana mengalihkan kemasan prosesor ke dalam bentuk Ball Grid Array (BGA) yang disolder langsung ke motherboard demi mengecilkan bentuk komputer.

Linksys Segera "Pindah Tangan" Dari Cisco

KOMPAS.com - Perusahaan pemanufaktur produk teknologi Belkin menyatakan rencananya untuk mengakuisisi Linksys, unit bisnis router nirkabel segmen rumahan yang dimiliki perusahaan penyedia perangkat dan jasa jaringan telekomunikasi Cisco.

Rencana akuisisi ini meliputi merek dagang Linksys, produk router, teknologi, dan karyawan. Belkin menegaskan bahwa merek Linksys akan tetap dijaga.

Linksys akan meningkatkan kemampuan Belkin untuk kebutuhan manufaktur, serta memberi akses ke basis pengguna yang besar. Belkin dan Cisco berniat untuk mengejar hubungan strategis pada berbagai inisiatif, termasuk distribusi retail, pemasaran, dan produk untuk penyedia layanan.

Untuk saat ini, konsumen yang telah menggunakan produk Linksys akan tetap mendapat dukungan. Belkin menyatakan ingin membantu mengembangkan pasar Linksys.

Belkin tidak mengungkapkan syarat rinci perjanjian, termasuk nilai akuisisi dan rencananya di masa depan. Transaksi akuisisi diharapkan selesai pada Maret 2013.

Linksys diakuisisi oleh Cisco pada tahun 2003 dengan nilai cukup tinggi, sebesar 500 juta dollar AS. Tujuannya kala itu, Linksys dibeli agar Cisco dapat masuk ke pasar jaringan komputer segmen rumahan.

Setelah 10 tahun berjalan, Cisco berubah pikiran dan berbalik ingin keluar dari pasar rumahan dengan menjual Linksys.

Sebelumnya, Cisco juga telah menutup beberapa produk konsumer besutannya. Salah satunya, perangkat portabel perekam video Flip yang dihentikan produksinya, pada April 2011 lalu.

Perusahaan jaringan telekomunikasi ini sepertinya kurang beruntung dalam berbisnis di segmen konsumer dan rumahan. Di segmen korporasi, Cisco masih berjaya dengan menguasai pasar IP routing.

Friday, January 25, 2013

10 Ponsel Symbian Paling Legendaris

http://images.detik.com/content/2013/01/25/317/10dlm.jpg
Ponsel Symbian pernah sangat mendominasi pasar smartphone dunia kala Nokia masih dalam masa kejayaannya. Namun kini, saatnya mengucap selamat tinggal pada sistem operasi mobile legendaris ini.

Nokia sudah memastikan bahwa ponsel 808 PureView yang rilis tahun 2012 adalah model terakhir Symbian. Artinya, tidak ada lagi model ponsel Symbian baru di masa depan.

Symbian menjadi penguasa pasar smartphone dan menyandang ponsel sejuta umat sampai tahun 2011 sebelum dijungkalkan oleh Android. OS ini sudah eksis sejak tahun 1998.

Sudah tentu banyak ponsel Symbian yang berstatus legendaris dan populer pada zamannya. Mana saja? Berikut di antaranya seperti dikutip dari berbagai sumber.

1. Nokia N95 (April 2007)

http://images.detik.com/content/2013/01/25/317/121557_1.jpg
N95 adalah salah satu pencapaian terbaik Nokia pada puncak kejayaannya. Fitur-fiturnya yang lengkap dan mumpuni membuatnya dipuji tinggi dalam berbagai review kala itu.

Kameranya yang berkekuatan 5 megapixel termasuk yang terbaik pada zamannya. Dan juga mampu merekam video dalam kualitas lumayan.

Boleh dibilang, N95 superior di sektor multimedia. Ditambah lagi dengan fasilitas perpetaan yang baik dan kapabilitas game memadai.

2. Nokia E71 (September 2008)

http://images.detik.com/content/2013/01/25/317/121647_2.jpg
Tahun 2008, ancaman iPhone semakin nyata. Namun Nokia masih mampu berbicara banyak, salah satunya dengan kehadiran Nokia E71.

Dengan balutan material metal dan bodi nan tipis, handset ini memancarkan aura elegan. Ditambah lagi fitur-fiturnya yang mumpuni.

Dengan keyboard yang nyaman, browser web kencang serta support built in Microsoft Exchange, handset ini lumayan dilirik pebisnis dan menjadi rival kuat BlackBerry yang tenar di masa itu.

3. Nokia 3650 (April 2003)

http://images.detik.com/content/2013/01/25/317/121824_3.jpg
Nokia pada zaman dahulu kerap merilis ponsel dengan bentuk yang tidak umum. Salah satu yang populer dan dianggap revolusioner adalah Nokia 3650.

Keyboardnya saja bergaya melingkar. Sedangkan fitur-fiturnya lumayan dipuji kala itu meski tentu saja sudah menjadi teknologi jadul untuk ukuran sekarang.

Seperti keberadaan kamera resolusi 640x480, perekam video, RealOne Video Player dan browser XHTML. Ponsel ini pun jadi favorit kawula muda.

4. Nokia 808 PureView (Juni 2012)

http://images.detik.com/content/2013/01/25/317/121912_5.jpg
Symbian sudah sangat redup gaungnya pada tahun 2012. Namun OS ini malah bikin gebrakan karena dipakai sebagai sistem operasi sebuah ponsel dengan kamera monster.

Dengan kamera 41 megapixel, Nokia 808 PureView adalah sebuah gebrakan yang mengejutkan. Boleh dibilang, ini adalah ponsel dengan kamera terbaik sepanjang masa.

Sampai saat inipun, belum ada yang menandingi kapabilitas kamera 808 PureView. Sebuah tanda perpisahan yang manis bagi Symbian.

5. Nokia E90 (Desember 2007)

http://images.detik.com/content/2013/01/25/317/122020_6.jpg
Seri Communicator pernah menuai popularitas tinggi. Salah satu nama terkenal dalam seri ini adalah Nokia E90.

Handset ini ukurannya jauh lebih portabel dibanding generasi sebelumnya. Dan menampilkan beragam fitur penting sehingga sedikit banyak bisa menggantikan laptop bagi para pebisnis.

Sayangnya saat itu harganya sekitar Rp 10 jutaan. Sehingga hanya kalangan tertentu saja yang bisa membelinya.

6. Nokia 6682 (Juni 2005)

http://images.detik.com/content/2013/01/25/317/124653_6.jpg
Nokia 6682 ini mencetak hits yang lumayan pada zamannya. Kameranya yang beresolusi 1,3 megapixel sudah cukup memadai pada saat itu.

Ditambah lagi dengan fitur-fitur softwarenya yang melimpah. Misalnya untuk kebutuhan mengakses internet, user bisa menginstall web browser Opera.

Memang bentuk Nokia 6682 cukup gambot dan berat ditenteng. Namun finishing dan materialnya lumayan berkualitas khas Nokia.

7. Nokia N82 (Februari 2008)

http://images.detik.com/content/2013/01/25/317/124847_7.jpg
Nokia dikenal cukup inovatif dalam soal teknologi kamera di ponselnya. Sepertti yang terdapat dalam Nokia N82 ini.

Nokia N82 adalah salah satu kamera pertama yang menggunakan fasilitas lampu flash sebagai penerangan. Adapun kameranya beresolusi 5 megapixel.

Pada masanya, handset ini bahkan disebut-sebut sebagai perangkat genggam dengan teknologi kamera yang paling berkualitas.

8. Nokia N8 (Oktober 2010)

http://images.detik.com/content/2013/01/25/317/125442_8.jpg
Nokia N8 pernah menjadi jagoan Nokia untuk melawan Android dan iOS. Satu yang paling dijagokan di handset ini adalah kameranya yang berkekuatan 12 megapixel dengan optik Carl Zeiss.

Pada saat peluncurannya, belum ada ponsel dengan resolusi kamera sebesar itu. Ditambah perekam video kualitas definisi tinggi.

Ditunjang lagi dengan fitur-fiturnya sangat lengkap. Sedangkan bodinya terbuat dari metal dan desain lumayan baik.

9. Nokia 5800 (November 2008)

http://images.detik.com/content/2013/01/25/317/125559_9.jpg
Nokia 5800 dirilis dengan berbagai fitur musik. Memang handset ini masuk dalam keluarga Xpress Music.

Betuknya yang trendi dan harga lumayan terjangkau membuatnya banyak diminati. Dalam kuartal pertama penjualannya, Nokia 5800 laku sekitar 2,6 juta unit.

Selain pemutar musik berkualitas, fitur lainnya tidak kalah mentereng. Seperti kamera 3,15 megapixel dengan dual LED Flash.



10. Nokia N-Gage QD (Juni 2004)

http://images.detik.com/content/2013/01/25/317/125715_10dlm.jpg
Nokia juga bikin terobosan dalam seri ponsel N-Gage. Ini adalah handset yang memadukan kapabilitas main game.

Desain Nokia N Gage QD memang ciamik dan menggambarkan sebagai sebuah mesin game. Berbagai game favorit yang bisa dimainkan seperti The Sims dan Tony Hawk.

Memang handset ini tidak terlalu sukses sesuai harapan Nokia. Namun tetap saja kehadirannya membawa inovasi dan kenangan tersendiri.







Acara Televisi Yang Berkualitas

  
Tak bisa dipungkiri bahwa televisi telah menjadi bagian dari hidup kita. Sejak ditemukan pertama kali oleh seorang mahasiswa di Jerman bernama  Paul Gottlieb Nipkow di tahun 1884, televisi telah menjadi primadona dan penemuan yang revolusioner di akhir abad ke-19. Pesawat televisi dianggap salah satu penemuan terbesar yang mampu membuat perubahan peradaban dunia. Kemampuan televisi membawa pesan dalam bentuk gambar dan suara menjadikan televisi sebagai alat yang efektif untuk penyampaian pesan. Saat ini hampir di setiap rumah memiliki televisi. Hal ini dimaklumi karena pada dasarnya manusia membutuhkan hiburan, informasi dan hal-hal yang dapat menambah wawasannya.


Dan ‘kotak ajaib’ ini mampu memenuhi 3 (tiga) kebutuhan dasar tersebut. Namun sayang, saat ini banyak acara di televisi yang hanya lebih mengedepankan aspek hiburan semata. Sehingga televisi saat ini terkesan jauh dari perluasan informasi dan menambah wawasan bagi pemirsanya. Bila adapun, untuk acara yang informatif dan menambah wawasan kuantitasnya sangat kurang. Hal ini mengakibatkan kualitas tayangan televisi saat ini menjadi rendah kualitasnya dan bisa dikatakan kurang berbobot. Lihat saja acara-acara hiburan yang kurang berkualitas yang isi tayangannya tentang kekerasan, porno aksi (biasanya tayang di atas jam 22.00 WIB), bergosip ria, dan film-film pendek yang kebanyakan menceritakan kehidupan yang hedonis dan hura-hura kaum muda.

Bagi kita insan yang concern dengan pengembangan diri dan prestasi, hendaknya agar kita lebih bijak dalam memilih acara-acara televisi yang berkualitas dan bermanfaat. Tentukan tontonan apa yang harus kita nikmati. Syukurlah dari banyaknya acara yang kurang berbobot di televisi saat ini, masih ada beberapa acara yang bagus, berkualitas, inspiratif, edukatif dan tentu juga menghibur bagi kita semua. Beberapa acara televisi tersebut diantaranya :

1.      Mario Teguh dalam “Golden Ways” yang tayang setiap hari Minggu jam 20.00 WIB di Metro TV.
2.      Andy F. Noya dalam “Kick Andy” yang tayang setiap hari Jum’at jam 21.30 WIB di Metro TV.
3.      Tung Desem Waringin dalam “TDW Show” yang tayang setiap hari Jum’at jam 20.00 WIB di TVRI.
4.      Rhenald Kasali dalam “Rumah Perubahan Rhenald Kasali” yang tayang setiap hari Selasa jam 20.00 WIB di TVRI.
5.      DR. Ary Ginanjar Agustian dalam “ ESQ Indonesia Emas) yang tayang setiap hari Rabu jam 20.00 WIB di TVRI
6.      Program Unggulan “Pelangi Nusantara” yang tayang setiap hari jam 07.00 WIB di TVRI.
7.      Pandji Pragiwaksono dalam “180 DERAJAT” yang tayang setiap hari Kamis jam 11.00 WIB di KOMPAS TV.
8.      Program Unggulan “KOMPAS 100” yang tayang setiap hari Senin jam 22.30 WIB di KOMPAS TV.
9.      Program Unggulan “Explore Indonesia” yang tayang setiap hari Selasa jam 21.00 WIB di KOMPAS TV.
10.  Program Unggulan “Inspirasi” tayang setiap hari di DAAI TV.
11.  Program Unggulan “Inovator DW TV Indonesia” yang tayang di TVRI.

Dan acara berkualitas lainnya yang belum sempat kami tulis satu persatu. Kehidupan kita terbentuk dari pikiran kita. Dan pikiran kita ditentukan oleh informasi yang masuk ke dalam kepala (otak) kita. Informasi itu bisa melalui apa yang kita lihat, apa yang kita dengar dan juga apa yang bisa kita rasakan. Pesawat televisi telah banyak memberi informasi melalui pengelihatan dan juga pendengaran kita. Hasil akhirnya adalah.., televisi mampu mempengaruhi pola pikir kita. Oleh karena itu usahakan agar kita semua hanya menonton acara-acara di televisi yang berkualitas, bermanfaat dan bisa menambah wawasan pengetahuan kepada kita.

Demikianlah para pembaca yang terhormat di mana pun Anda berada, semoga artikel ini dapat bermanfaat dan bisa memberikan inspirasi bagi Anda semua. Salam Sukses Salam Pembelajar

Nokia Akhiri Riwayat Ponsel Symbian


http://images.detik.com/content/2013/01/25/317/1dlm.jpg
Ponsel Symbian (nokia conversation) 
 
Era sistem operasi Symbian resmi diakhiri Nokia. OS yang dulu sempat menyandang status paling populer di dunia ini mengucap selamat tinggal dengan ponsel terakhir yang memakainya, Nokia 808 PureView.

"Dalam transisi ke Windows Phone di 2012, kami terus mengapalkan perangkat berbasis Symbian. Nokia 808 PureView, perangkat yang menunjukkan kapabilitas imaging kami yang rilis pertengahan 2012, adalah perangkat Symbian terakhir dari Nokia," demikian pernyataan vendor asal Finlandia itu.

Nokia 808 PureView sempat jadi perbincangan tahun lalu dengan kamera beresolusi 41 megapixel. Rupanya, handset ini menandai berakhirnya era Symbian di mana Nokia tidak akan mengeluarkan model ponsel Symbian baru lagi di masa depan.

Nokia menggarisbawahi bahwa kuartal IV 2012 adalah periode terakhir di mana ponsel Symbian masih mencapai penjualan dalam tingkat lumayan. Yakni sebanyak 2,2 juta unit.

Dengan demikian, Nokia akan sepenuhnya mengandalkan OS Windows Phone di segmen smartphone. Penjualan handset Windows Phone Nokia di kuartal IV 2012 sejumlah 4,4 juta unit.

Pada kuartal tersebut, Nokia berhasil mendulang profit USD 585 juta, salah satunya berkat penjualan markas besarnya di Finlandia. Dan penjualan Windows Phone yang lumayan serta efisiensi biaya.

Beberapa saat lalu, Nokia menyatakan akan tetap mendukung Symbian sampai tahun 2016, mungkin dalam bentuk servis dan sebagainya.

Pelopor Video Game Di Ujung Tanduk

Dalam dunia game, nama Atari adalah legenda. Perusahaan inilah yang melalui sejumlah permainan sederhana seperti "Pong" dan "Asteroids" membawa video game ke rumah-rumah untuk pertama kalinya pada dekade 70-an.

Kini, pelopor video game tersebut tengah dilanda masalah keuangan.

Senin (21/1/2013) lalu, perusahaan berumur 40 tahun yang pernah mempekerjakan pendiri Apple Steve Jobs ini mengajukan bangkrut "Chapter 11", yaitu kebijakan perlindungan utang di Amerika Serikat yang memungkinkan sebuah perusahaan yang terancam bangkrut terus beroperasi tanpa menghadapi tuntutan dari pemberi utang.

Atari berharap bisa memperoleh investor untuk "memodali upaya masa depan, terutama di bidang game digital dan mobile." Perusahaan ini turut menjual aset-asetnya, termasuk logo Atari yang ikonik dan sejumlah franchise game (Asteroids, Tempest, dan Test Drive).

Langkah tersebut disinyalir merupakan usaha Atari untuk lepas dari perusahaan induk asal Perancis, Atari SA (dulu bernama Infogrames), yang membeli Atari tahun 2000 silam.

Atari sebenarnya berhasil menghasilkan profit dari bisnis game. Cabang perusahaan ini di New York, misalnya, melaporkan laba 4 juta dollar AS pada tahun fiskal 2012 yang didapat melalui "daur ulang" judul-judul game klasik Atari untuk platform mobile dan tablet.

Pertumbuhan perusahaan ini terhambat oleh perusahaan induknya sendiri yang banyak utang. Ditambah lagi, fasilitas kredit sebesar 28 juta dollar AS dari BlueBay asal London telah jatuh tempo bulan September tahun lalu.

Apabila permohonan Atari dikabulkan, perusahaan ini bisa membatasi utang dan membelanjakan uang untuk kembali mengembangkan judul-judul game.

Selamat Tinggal, Symbian

Ucapkan selamat tinggal kepada telepon seluler berbasis Symbian dari Nokia. Perusahaan asal Finlandia tersebut mengumumkan ponsel seri 808 PureView sebagai seri Symbian terakhir yang mereka hadirkan di pasaran.

"Saat transisi kami ke platform Windows Phone sepanjang 2012, Nokia terus mengirimkan perangkat berbasis Symbian. Nokia 808 PureView, sebuah perangkat yang menampilkan kemampuan imaging kami dan hadir di pasaran di pertengahan 2012, adalah perangkat Symbian terakhir dari Nokia," tulis Nokia, seperti dikutip dari The Next Web, Jumat (25/1/2013).

Keputusan Nokia tersebut dinilai tidak terlalu mengejutkan mengingat sudah mulai menurunnya popularitas dari perangkat Symbian di pasaran. Pada kuartal IV tahun fiskal 2012, Nokia hanya mampu menjual 2,2 juta perangkat Symbian, berbanding 9,3 juta seri Asha dan 4,4 juta ponsel Windows Phone Lumia.

Sepeninggal Symbian, Nokia tampaknya akan semakin fokus ke ponsel berbasis Windows Phone (Lumia) dan S40 (seri Asha).

Nokia 808 PureView menghebohkan dunia smartphone pada 2012. Hadir dengan sistem operasi Symbian, ponsel ini dilengkapi dengan kamera yang mampu mengambil gambar dengan detail sangat tinggi. Hal tersebut dimungkinkan karena ponsel ini dipersenjatai kamera 41 megapiksel.

Setelah 808 PureView, Nokia belum mengaplikasikan kamera tersebut ke ponsel lain. Namun, menurut kabar yang beredar beberapa waktu lalu, Nokia akan mempersenjatai seri Lumia terbaru dengan sensor gambar tersebut.

Akhirnya, Temple Run 2 "Berlari" Di Android

Imangi Studios Temple Run 2 
Setelah hadir selama satu pekan di perangkat iOS, aplikasi game "lari tanpa ujung" Temple Run 2 menyambangi Android, Jumat (25/1/2013). Temple Run 2 sudah tersedia di Google Play Store secara cuma-cuma.

Temple Run 2 sendiri laris manis di perangkat iOS. Pada hari pertama saja, Temple Run 2 diunduh enam juta kali di toko aplikasi Apple App Store. Kemudian, dalam empat hari sejak dirilis telah mendapat 20 juta unduhan.

"Respon dari para fans sungguh luar biasa," kata Keith Shepherd, co-Founcer Imangi Studios (pembuat game Temple Run), saat berkomentar mengenai tingginya popularitas game ini di iOS.

"Kami sungguh senang para pemain menginginkan hal yang lebih dari dunia Temple Run, dan kami berharap untuk meningkat dan mengembangkan game dalam beberapa bulan mendatang," lanjut Shepherd, seperti dikutip dari Mashable, Jumat (25/1/2013).

Game Temple Run versi sebelumnya mencetak sukses besar bagi Imangi Studios. Aplikasi tersebut sudah diunduh lebih dari 170 juta kali di perangkat berbasis iOS dan Android sejak pertama kali diluncurkan pada 2011 yang lalu.

Sukses sekuel pertama mereka dilanjutkan dengan merilis Temple Run Brave. Game ini merupakan hasil kerjasama dengan perusahaan multimedia Disney dan Pixar, yang mengadopsi cerita film animasi "Brave" di mana tokoh utamanya adalah Putri Merida. Di sebuah hutan di Skotlandia, Merida harus menghindar dari kejaran beruang raksasa bernama Mordu.

Anda para pengguna perangkat Android dapat mengunduh game Temple Run 2 melalui link berikut ini.

Wednesday, January 23, 2013

Ini Dia Deretan Ponsel Terlaris Sepanjang Masa

http://images.detik.com/content/2013/01/23/317/7dlm.jpg
Industri ponsel semakin bergairah belakangan ini. Dengan tingkat penjualan yang semakin tinggi, terutama di sektor smartphone atau ponsel cerdas.

Namun dalam deretan ponsel terlaris ini, smartphone boleh dibilang tidak ada gaungnya, mungkin karena harganya yang lebih mahal. Ponsel berjenis feature phone yang keluar pada zaman dahulu masih mendominasi.

Khususnya merek Nokia yang dulu adalah produsen ponsel terpopuler di dunia. Mereka memegang status tersebut selama 14 tahun.

Ponsel apa saja yang paling laris sepanjang masa? Berikut daftarnya yang dikutip dari Telegraph.

10. Motorola StarTac

http://images.detik.com/content/2013/01/23/317/141306_10.jpg
Motorola StarTac adalah ponsel bergaya clamshell yang dirilis Motorola pada tahun 1996. Ini adalah ponsel pertama yang bergaya cangkang.

StarTac pun menjadi ponsel pertama yang mendapat perhatian luas. Penjualannya mencapai total 60 juta unit.

9. Motorola C200

http://images.detik.com/content/2013/01/23/317/141525_9.jpg
Motorola pada zaman dahulu memang termasuk merek populer. Selain StarTac, ponsel C200 yang keluar pada tahun 2003 juga lumayan laris.

Ponsel ini memang masih sederhana teknologinya untuk ukuran saat ini, namun sudah lumayan kala itu. Penjualannya tercatat 60 juta unit.

8. iPhone 4S

http://images.detik.com/content/2013/01/23/317/141618_8.jpg
Dirilis pada tahun 2011, iPhone 4S menuai popularitas tinggi. Salah satu fiturnya yang banyak diperbincangkan adalah perintah suara melalui Siri.

iPhone 4S membuktikan seri iPhone masih sangat diminati. Dengan tingkat penjualan sebesar 60 juta unit.

7. Nokia 5130

http://images.detik.com/content/2013/01/23/317/141715_7dlm.jpg
Pada zamannya, Nokia 5130 memang menuai perhatian luas di kalangan anak muda. Produk yang rilis tahun 2007 ini fokus pada fitur musik.

Memang Nokia 5130 masuk keluarga Xpress Music. Penjualan totalnya sejumlah 65 juta unit.

6. Nokia 6010, Nokia 1208, Nokia 1600

http://images.detik.com/content/2013/01/23/317/141812_6.jpg
Mungkin saking banyaknya ponsel Nokia yang masuk, Telegraph memutuskan memasukkan tiga ponsel sekaligus di satu tempat. Yaitu Nokia 6010, Nokia 1208, dan Nokia 1600.

Nokia 6010 yang rilis tahun 2004 laku 75 juta unit, Nokia 1208 yang keluar tahun 2007 terjual 100 juta unit sedangkan Nokia 1600 yang diluncurkan tahun 2006 laku sampai 130 juta unit.

5. Motorola Razr V3

http://images.detik.com/content/2013/01/23/317/141914_5.jpg
Salah satu seri Motorola yang paling laris adalah Razr V3. Handset yang dipasarkan tahun 2004 ini bergaya clamshell.

Desainnya yang cantik dan disertai layar eksternal membuatnya diminati. Penjualan totalnya mencapai 130 juta unit.

4. Nokia 2600, Nokia 3310, Nokia 5230

http://images.detik.com/content/2013/01/23/317/142009_4.jpg
Kembali tiga ponsel Nokia dimasukkan dalam satu tempat. Ada nama Nokia 2600, Nokia Nokia 3310, Nokia 5230.

Nokia 2600 yang rilis di 2004 laku 135 juta unit, Nokia 3310 yang keluar tahun 2000 terjual 136 juta unit dan Nokia 5230 mencapai penjualan 150 juta unit.

3. Nokia 1200

http://images.detik.com/content/2013/01/23/317/142144_3.jpg
Tahun 2007, sejatinya sudah banyak ponsel canggih bertebaran. Namun masih banyak yang mendambakan ponsel sederhana dan fungsional seperti Nokia 1200.

Handset ini menawarkan fungsi dasar telepon genggam, yaitu SMS dan melakukan panggilan. Jumlah penjualannya mencapai 150 juta unit.

2. Nokia 3210

http://images.detik.com/content/2013/01/23/317/142239_2.jpg
Tahun 1999, nama Nokia mulai identik dengan telepon genggam. Kala itu, mereka merilis ponsel jagoan Nokia 3210.

Handset ini sangat populer dan terjual bak kacang goreng pada zamannya. Dengan jumlah laku mencapai 160 juta unit.

1. Nokia 1110

http://images.detik.com/content/2013/01/23/317/142311_1.jpg
Dan pemenangnya adalah Nokia 1110 yang dipasarkan tahun 2005. Jumlah penjualannya menurut data Telegraph tidak tanggung-tanggung, mencapai 250 juta unit.

Ini adalah ponsel yang sederhana saja. Namun harganya yang murah, keawetannya dan nama besar Nokia kala itu membuatnya sangat laris.









Tuesday, January 22, 2013

Toko Aplikasi BlackBerry Resmi Ganti Nama

Toko aplikasi BlackBerry App World resmi berganti nama jadi BlackBerry World sejak Senin (21/1/2013). Perubahan pertama dilakukan di etalase toko aplikasi versi web. Sementara untuk ponsel BlackBerry dan tablet PlayBook akan menyusul beberapa pekan kemudian.

Pergantian nama ini merupakan bagian dari penyambutan sistem operasi BlackBerry 10 yang bakal dirilis 30 Januari 2013.

Research In Motion (RIM) selaku pemilik BlackBerry nantinya tidak hanya menyediakan aplikasi saja di BlackBerry World. Dalam sebuah publikasi di blog resmi, mereka berjanji akan memperkaya konten dengan video dan musik.

Perusahaan Kanada ini punya misi menjadikan BlackBerry World sebagai rumah untuk "one-stop shop untuk semua kebutuhan hiburan di perangkat mobile."

RIM belum menginformasikan tanggal pasti ketersediaan dan jangkauan pasar konten video dan musik. RIM juga belum menjelaskan secara rinci perjanjian lisensi dengan penyedia konten atau pemilik hak cipta video dan musik.

Dengan ini, BlackBerry World akan bersaing dengan iTunes Store milik Apple dan Play Store milik Google, yang juga menyediakan konten multimedia digital untuk perangkat mobile.

Aturan Wenger Yang Nyeleneh, Wenger Beri Denda Besar Untuk Pemain Arsenal



Arsene Wenger menerapkan disiplin ketat di Arsenal. Ia tidak segan memberi denda dengan jumlah besar bagi para pemainnya yang melanggar peraturan.

Di tempat latihan Arsenal, yaitu di London Colney, Arsene Wenger menempel sebuah kertas berisi peraturan-peraturan yang harus ditaati para pemain. Seorang fan berhasil memotret kertas tersebut dan menyebarkannya melalui internet.

Dalam kertas itu, tertulis bahwa setiap pemain harus membayar denda 1000 pound (12 juta rupiah) jika tidak hadir dalam pertandingan tanpa seizin pelatih. Terlambat datang latihan bakal didenda 500 pound.

Jika tidak datang dalam acara makan bersama, pemain dikenakan denda 250 pound. Sementara itu, mangkir dari sesi pemijatan dan refleksi akan didenda dengan nominal yang sama.

Para pemain juga dilarang menerima telefon saat sedang berlatih. Jika dilanggar, maka bakal dijatuhi denda 500 pound. Denda terendah adalah 100 pound, yaitu jika membawa laptop atau surat kabar ke ruang ganti pemain.

"Gambar itu asli," ujar juru bicara Arsenal mengenai foto yang menyebar di dunia maya, seperti dikutip The Sun.

"Kami memahami bahwa ada fan yang dibawa masuk oleh seorang anggota staf selama kunjungan pribadi ke tempat latihan. Manajer mengetahui tentang gambar yang beredar dan kami sangat kecewa. Kami akan meninjau prosedur," imbuhnya.

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter