Wednesday, December 01, 2010

Testimoni - 1 Desember 2010, Hari AIDS Sedunia... On My Campuz

Apa yang istimewa dengan tanggal 1 Desember 2010? 1 Desember adalah hari pertama untuk bulan paling akhir dalam satu tahun, itu artinya kita sudah semakin dekat dengan akhir tahun dan itu artinya tahun baru sudah di depan mata. 1 Desember juga diperingati sebagai hari AIDS se-dunia. Setidaknya itulah dua alasan mengapa tanggal 1 Desember menjadi istimewa (IMHO).

Seperti biasa momen-momen seperti hari ini biasanya dimanfaatkan oleh teman-teman aktifis yang peduli AIDS untuk melakukan kampanye tentang bahaya dan pencegahan penularan penyakit yang sampai sekarang belum ada penangkalnya ini. Beragam kegiatan mulai dari sekedar aksi damai di jalan sambil mebagi-bagikan bunga dan artikel sampai kegiatan yang agak berat seperti seminar diadakan. Tujuannya tentu saja untuk membangun kesadaran masyarakat tentang bahaya HIV dan AIDS dan yang tak kalah penting adalah membangun kesadaran bahwa penderita HIV/AIDS tidak perlu dijauhi dan dikucilkan.

Kebetulan pagi ini ketika hendak masuk ke kampus, di depan pintu gerbang saat membayar parkir ada beberapa teman-teman aktivis kampus mengenakan pakaian putih dan pita merah membagi-bagikan selebaran berisi puisi (mudah-mudahan ini memang puisi). Hal itulah yang menjadi inspirasi melakukan posting ini. Sayang sekali tahun ini saya tidak bisa ikut aksi bersama teman-teman kampus yang lain. Bukan karena tidak mau tapi karena memang kekurangan informasi, kalau ada yang mengajak untuk turun ke jalan tentu saja saya tidak akan menolak.

Btw dibawah ini isi dari puisi di kertas foto kopian yang saya dapatkan tadi pagi.

Penderita AIDS

ada yang menangis bergelapan
sendiri, kesedihan dan kesakitan
dan niat bunuh diri berlintasan!

di depan kaca, berkaca, mengaca
bayang-bayang, menepuk-nepuk pipi
gugur rambut
mengelupas
kulit
memunguti lagi
memori ketika diri
terhina tercaci

hidup pada waktu dipinjamkan
tersuruk di balik kutuk penyakit
bila sahabat dekat menjauh jarak
saat itu kau temukan alasan
kenapa hidup mesti dipertahankan

Sayang tidak disebutkan siapa penulis puisi ini dan sangat sayang juga saya tidak punya kamera yang bisa saya gunakan untuk mengabadikan momen 1 Desember di depan kampus saya tercinta.

Testimoni - Hari Aids Sedunia 2010

Hari ini tanggal 1 Desember, tanggal yang diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia. Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember diperingati untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Konsep ini digagas pada Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia mengenai program-program untuk Pencegahan AIDS pada tahun 1988. Sejak saat itu, AIDS mulai diperingati oleh pihak pemerintah, organisasi Internasional dan yayasan amal di seluruh dunia. Peringatan ini menggunakan lambang (simbol) Pita Merah dan digunakan secara internasional untuk melambangkan perang terhadap AIDS.

Setiap tahun, Hari AIDS Sedunia diperingati dengan menampilkan tema-tema tertentu.

Konsep ini awalnya digagas pada Pertemuan Menteri Kesehatan Sedunia mengenai Program-program untuk Pencegahan AIDS pada tahun 1988. Sejak saat itu, ia mulai diperingati oleh pihak pemerintah, organisasi internasional dan yayasan amal di seluruh dunia.

Hari AIDS Sedunia pertama kali dicetuskan pada Agustus 1987 oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua pejabat informasi masyarakat untuk Program AIDS Global di Organisasi Kesehatan Sedunia di Geneva, Swiss. Bunn dan Netter menyampaikan ide mereka kepada Dr. Jonathan Mann, Direktur Program AIDS Global (kini dikenal sebagai UNAIDS). Dr. Mann menyukai konsepnya, menyetujuinya, dan sepakat dengan rekomendasi bahwa peringatan pertama Hari AIDS Sedunia akan diselenggarakan pada 1 Desember 1988.

Sejak dibentuknya hingga 2004, Program Bersama PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) memimpin kampanye Hari AIDS Sedunia, memilih tema-tema tahunan melalui konsultasi dengan organisasi-organisasi kesehatan global lainnya.

Sejak 2008, tema Hari AIDS Sedunia dipilih oleh Komite Pengarah Global Kampanye Hari AIDS Sedunia setelah melalui konsultasi yang luas dengan banyak pihak, organisasi dan lembaga-lembaga pemerintah yang terlibat dalam pencegahan dan perawatan korban HIV/AIDS. Untuk setiap Hari AIDS Sedunia dari 2005 hingga 2010, temanya adalah "Hentikan AIDS, Jaga Janjinya", dengan sebuah sub-tema tahunan.

pada tahun 2009 ini temanya adalah Hentikan AIDS!! Jaga Janjinya - Akses Universal dan Hak Asasi Manusia. Dengan tema ini, peringatan hari AIDS sedunia sebetulnya mengingatkan kembali kepada semua pihak bahwa penderita HIV/AIDS mempunyai hak untuk mendapatkan keadilan. Hak asasi bagi penderita AIDS adalah hak asasi manusia yang melekat pada diri di setiap manusia sejak lahir dan berlaku seumur hidup.

Biasanya di setiap daerah memiliki cara tersendiri untuk memperingati Hari AIDS Sedunia ini, misalnya di Jogja tempat saya tinggal, di setiap perempatan jalan-jalan besar ada sekelompok mahasiswa atau aktivis yang peduli terhadap AIDS sedang membagikan Pita Merah pada setiap pengguna jalan yang berhenti di traffic light. Mungkin di daerah lain ada yg menggunakan cara berbeda, seperti membagikan bunga mawar merah dan sebagainya.

Sampai saat ini penderita HIV setiap hari bertambah 7.400 kasus atau lima orang per menit. Dari pertumbuhan penderita tersebut, 96% di antaranya merupakan populasi di negara berkembang. Sedangkan kasus seluruhnya di Indonesia diperkirakan 298.000 jiwa. Sungguh memprihatinkan bukan?

Ketika seseorang divonis mengidap HIV, langit hidupnya seakan runtuh. Maut datang membayang. Dia merasa hidupnya sudah kiamat.
Untuk Website Resmi Kampanye Soal HIV/AIDS http://www.worldaidscampaign.org/

Sementara seruan yang akan terus dikumandangkan adalah :



"STOP AIDS, TINGKATKAN HAK DAN AKSES PENDIDIKAN UNTUK SEMUA"



Tema peringatan Hari AIDS Sedunia Tahun 2010 telah ditetapkan secara internasional oleh PBB yaitu Universal Access & Human Right. Untuk Indonesia, tema tersebut diterjemahkan menjadi Akses Universal dan Hak Asasi Manusia.

Tema tersebut mempunyai makna bahwa perlindungan hak asasi manusia adalah sesuatu yang fundamental dalam memerangi pandemi HIV dan AIDS secara global. Pengabaian pemenuhan hak asasi manusia akan memicu terjadinya penyebaran HIV yang tidak terkontrol dan akan menempatkan populasi kunci dalam kelompok yang terpinggirkan serta berpotensi meningkatkan mata rantai penularan. Dengan mempromosikan pemenuhan hak asasi manusia, maka orang yang terinfeksi HIV hidup bebas dari stigma dan diskriminasi sehingga jumlah infeksif baru akan makin dapat ditekan karena semakin banyak mata rantai penularan HIV yang dapat diputus dan bisa dicegah.

Berdasarkan tema internasional HAS 2010, maka sub-tema yang ditetapkan di Indonesia adalah: : “Peningkatan hak dan akses pendidikan untuk semua, guna menekan laju epidemi HIV di Indonesia menuju tercapainya Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs)”

Dalam memeringati hari AIDS sedunia yang jatuh pada 1 Desember 2010, apa yang perlu kita lakukan sebagai wujud peran serta kita dalam mewaspadai bahaya Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) ini? Silahkan di share lewat komentar Anda di Blog MyAkise ini...

HIV Dan AIDS Mengancam Generasi Muda

Hari AIDS Sedunia yang jatuh tanggal 1 Desember digagas pada pertemuan menteri kesehatan sedunia mengenai program-program untuk Pencegahan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) pada tahun 1988. Momentum itu selanjutnya diperingati untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Generasi muda termasuk anak-anak ternyata menjadi ancaman terbesar terkena infeksi yang berbahaya ini. Sebagian besar kasus HIV AIDS di Indonesia adalah usia 20-29 tahun dan sebagian anak sudah mulai terjangkit.

HIV dan AIDS adalah masalah darurat global. Di seluruh dunia lebih dari 20 juta orang meninggal sementara 40 juta orang telah terinfeksi. Fakta yang lebih memprihatinkan adalah bahwa di seluruh dunia setiap hari virus HIV menular kepada sekitar 20.00 anak di bawah 15 tahun, terutama berasal dari penularan ibu-bayi, menewaskan 1400 anak di bawah 15 tahun, dan menginfeksi lebih dari 6000 orang muda dalam usia produktif antara 15-24 tahun yang juga merupakan mayoritas dari orang-orang yang hidup dengan HIV dan AIDS (ODHA).

MENGANCAM GENERASI MUDA INDONESIA

Ancaman penyakit ini terhadap generasi muda cukup memprihatinkan. Menurut data Departemen Kesehatan, di Indonesia sampai dengan 30 Juni 2008 secara kumulatif jumlah kasus AIDS yang dilaporkan adalah 12.686 orang kasus dan HIV 6.277orang. Distribusi usia penderita AIDS pada 2008 memperlihatkan tingginya persentase jumlah usia muda dan jumlah usia anak. Penderita dari golongan usia 20-29 tahun mencapai 53,62%, dan bila digabung dengan golongan usia sampai 49 tahun, maka angka menjadi 89,27 %.

Dengan semakin banyak generasi muda yang terinfeksi HIV, semakin banyak anak juga terlahir dengan HIV. Sebagian besar anak di bawah usia sepuluh tahun yang terinfeksi HIV tertular oleh ibunya. Penularan dapat terjadi dalam kandungan, waktu melahirkan atau melalui menyusui. Hingga bulan Juni 2008, departemen kesehatan mendapatkan laporan anak yang terkena AIDS usia dibawah 14 tahun adalah sebanyak 228 anak dengan rincian dibawah usia 1 tahun 62 orang, usia 1-4 tahun 129 orang dan usia 5-14 tahun 47 orang. Angka kematian bayi umumnya di Indonesia dilaporkan hampir 35 per 1.000 lahir hidup pada 2006. Diluar laporan tersebut diperkirakan sebanyak 4.360 anak tertular HIV dari ibunya yang HIV positif dan separuhnya telah meninggal. Diperkirakan bahwa setiap hari sepuluh bayi terlahir dengan HIV. Kesehatan bayi tersebut paling rentan pada tahun pertama kehidupannya, dan kemungkinan sepertiganya meninggal dunia sebelum berusia satu tahun. Kejadian tersebut umumnya tanpa sempat didiagnosis HIV.

Para ahli epidemiologi Indonesia memproyeksikan bila tidak ada peningkatan upaya penanggulangan yang berarti, maka pada 2010 jumlah kasus AIDS menjadi 400.000 orang dengan kematian 100.000 orang, dan pada 2015 menjadi 1.000.000 orang dengan kematian 350.000 orang. Kebanyakan penularan tetap terjadi pada sub-populasi berperilaku berisiko kepada isteri atau pasangannya. Diperkirakan pada akhir 2015 akan terjadi penularan HIV secara kumulatif pada lebih dari 38,500 anak yang dilahirkan dari ibu yang HIV positif.

DAMPAK YANG DITIMBULKAN

HIV dan AIDS merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap pembangunan sosial ekonomi, stabilitas dan keamanan pada negara berkembang termasuk Indonesia. HIV dan AIDS telah menyebabkan kertepurukan masalah sosial dan ekonomi di tengah resesi dunia ini..

Mortalitas yang tinggi di kalangan pengidap AIDS akan meningkatkan jumlah anak yatim dan piatu. Anak-anak ini akan menghadapi problema hidup tidak saja dari aspek kesehatan, tetapi juga dari aspek psikososial dan ekonomi. Dampak sosial adalah sebagian mengalami keretakan rumah tangga sampai perceraian. Jumlah anak yang terinfeksi HIV, anak yang terafeksi HIV dan AIDS dan anak yatim serta piatu akan bertambah yang akan menimbulkan masalah tersendiri

Salah satu efek jangka panjang endemi HIV dan AIDS yang telah meluas adalah dampak pada indikator demografi. Karena tingginya proporsi kelompok umur yang lebih muda terkena penyakit yang membahayakan ini, dapat diperkirakan nantinya akan menurunkan angka harapan hidup. Karena semakin banyak orang yang diperkirakan hidup dalam jangka waktu yang lebih pendek, kontribusi yang diharapkan dari mereka pada ekonomi nasional dan perkembangan sosial menjadi semakin kecil. Hal ini menjadi masalah yang penting karena hilangnya individu yang terlatih dalam jumlah besar tidak akan mudah digantikan. Mengingat bahwa HIV lebih banyak menjangkiti orang muda dan mereka yang berada pada umur produktif epidemi HIV dan AIDS memiliki dampak yang besar pada ketersediaan dan produktivitas angkatan kerja.

HIV lebih banyak menjangkiti orang muda dan pada umur produktif sehingga epidemi HIV dan AIDS memiliki dampak yang besar pada ketersediaan dan produktivitas angkatan kerja. Dari sudut pandang individu HIV dan AIDS berarti tidak dapat masuk kerja, jumlah hari kerja yang berkurang, kesempatan yang terbatas untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik dan umur masa produktif yang lebih pendek.

Dampak pada dunia bisnis termasuk hilangnya produktivitas yang diakibatkan oleh berkurangnya semangat kerja, meningkatnya ketidakhadiran karena izin sakit atau merawat anggota keluarga dan percepatan masa penggantian pekerja karena kehilangan pekerja yang berpengalaman lebih cepat dari yang seharusnya. HIV AIDS juga berperan dalam berkurangnya motivasi pekerja karena takut akan diskriminasi, kehilangan rekan kerja, rasa khawatir penularan dan akibat meningkatnya permintaan untuk biaya perawatan medis.

PENANGGULANGAN

Di masa mendatang tantangan yang dihadapi dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS semakin besar dan rumit sehingga diperlukan strategi baru untuk menghadapinya. Paradigma baru dalam upaya penanggulangan di Indonesia dari upaya yang semula cenderung berjalan sendiri-sendiri menjadi upaya yang komprehensif, terpadu, dan diselenggarakan secara sinergis oleh semua stakeholders atau pemangku kepentingan.

Cara paling efisien dan efektif untuk menanggulangi infeksi HIV pada anak secara universal adalah dengan mengurangi penularan dari ibu ke anaknya (mother-to-child transmission (MTCT). Upaya pencegahan transmisi HIV pada anak menurut WHO dilakukan melalui 4 strategi, yaitu mencegah penularan HIV pada wanita usia subur, mencegah kehamilan yang tidak direncanakan pada wanita HIV, mencegah penularan HIV dari ibu HIV hamil ke anak yang akan dilahirkannya dan memberikan dukungan, layanan dan perawatan berkesinambungan bagi pengidap HIV. Angka kematian bayi akibat HIV dapat dikurangi dengan diagnosis dini, pencegahan infeksi oportunistik, dan terapi antiretroviral (ART). Penelitian menunjukkan dengan upaya tersebut meningkatkan harapan hidup sampai tua, seperti dengan orang dewasa.

Peningkatan kasus HIV AIDS harus disertai peningkatan keterlibatan dokter khususnya dokter spesialis kandungan, dokter anak dan tenaga medis lainnya dalam deteksi dan pencegahan dini. Masyarakat khususnya yang beresiko terinfeksi HIV hendaknya juga turut aktif dalam pencegahan penularan HIV pada bayi yang akan dilahirkan. Skrening atau pemeriksan awal HIV pada ibu hamil yang beresiko harus sudah menjadi tindakan rutin.

Satu aspek yang penting dalam pencegahan HIV adalah proritas pada kelompok remaja dan dewasa muda. Hal ini sejalan pula dengan fakta bahwa penularan HIV terbanyak melalui jarum suntik atau penyalahgunaan obat terlarang yang banyak dilakukan remaja dan dewasa muda. Hampir 30% populasi Indonesia berumur antara 10 sampai 24 tahun, dan mereka ini seharusnya menjadi sasaran edukasi dan penyuluhan yang benar agar tidak masuk kedalam sub-populasi berperilaku risiko tinggi. Kontak seksual dini membawa resiko tinggi infeksi HIV. Banyak survei mengungkapkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa pengalaman seksual pertama mereka dimulai pada usia yang sangat muda atau sekitar usai 13-15 tahun. Jangan sampai hanya karena kegagalan pencegahan tersebut, generasi muda Indonesia nantinya akan mewarisi generasi HIV AIDS.

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter