Thursday, July 12, 2012

Peristiwa Kelam Di Olimpiade

Black September-1972
Peringatan 100 tahun Olimpiade Musim Panas di Atlanta, Amerika Serikat, pada 1996 sejatinya sebagai pergelaran paling bersejarah pada ajang kompetisi olah raga multi-cabang itu. Tapi yang terjadi adalah tragedi.

Tiga bom pipa meledak di Centennial Olympic Park, taman yang khusus disiapkan sebagai pertanda 100 tahun Olimpiade. Tragedi saat pembukaan Olimpiade XXVI itu menewaskan dua orang serta melukai 111 lainnya.

Tragedi di Atlanta ini menambah panjang deretan peristiwa menyedihkan yang tercatat di Olimpiade, pesta olah raga terbesar sejagad.

Berikut beberapa peristiwa kelam lain di Olimpiade:


Keracunan Makanan, Olimpiade 2008


Micael Rimmer, pelari asal Inggris telah melakukan hal yang luar biasa pada Olmpiade 2008 lalu di Beijing, Cina. Pelari 800 meter ini tak bisa dicegah oleh makanan beracun yang disantap.
Entah apa yang tercampur di makanannya, yang jelas ketika itu, kata Rimmer, dia merasa tidak stabil. "Antara keracunan makanan dan perasaan grogi," ujarnya.


Tragedi Olimpiade Muenchen 1972


Penyelenggaraan Olimpiade diwarnai sejarah kelam yang tak terlupakan hingga kini, yaitu pada Olimpiade di Muenchen, Jerman pada September 1972. Peristiwa yang dikenal sebagai Black September ini merupakan aksi pembantaian oleh kelompok radikal Palestina yang menyandera dan membunuh 11 kontingen Olimpiade dari Israel.

Dalam upaya penyelamatan yang dilaksanakan, seluruh militan terbunuh kecuali tiga diantaranya. Total jumlah korban tewas akibat peristiwa tragis ini sebanyak 17 orang, dimana 6 di antaranya adalah pelatih atlet Israel, 5 atlet Israel, 5 orang anggota Black September dan satu petugas kepolisian Jerman.


Kecelakaan Pemain Denmark Olimpiade 1960

Pada 16 Juli 1960 tim sepak bola nasional Denmark untuk Olimpiade mengalami kecelakaan penerbangan dengan menggunakan maskapai Zone-Redningskorpset, di Copenhagen, Denmark. Dilaporkan 8 pemain tewas dalam musibah ini.


Knut JensenTewas Saat Bertanding di Olimpiade 1960


Pesepeda asal  Denmark, Knut Jensen jatuh dari sepedanya saat panas terik di Olimpiade 1960 di Roma, Italia. Kemudian kepalanya terbentur ke jalan raya, hingga akhirnya nyawa Jensen tidak bisa diselamatkan dari kecelakaan tersebut beberapa hari kemudian.

Informasi resmi menyebutkan penyebab kematiannya adalah akibat serangan jantung. Namun dari hasil otopsi terungkap, ada zat amfetamin dalam tubuhnya. Salah satu peristiwa yang kemudian mendorong ditegakkannya regulasi anti doping dalam Olimpiade.


Francisco Lazaro Tewas Saat Bertanding di Olimpiade 1912


Atlet lain yang meninggal saat bertanding adalah Francisco Lazaro. Pelari marathon asal Portugal ini ambruk selama mengikuti pertandingan Olimpiade di Stockholm, Swedia, pada 1912 dan dilaporkan meninggal keesokan harinya.

Tubuhnya dilaporkan tidak mampu menahan panas 106 derajat Fahrenheit saat pertandingan berlangsung.

Tuesday, July 10, 2012

Pasang Surut Medali Indonesia Di Olimpiade

Taufik Hidayat (tengah/Medali Emas) Dan Sony Dwi Kuncoro (kanan/Medali Perunggu). (Getty Images/Jonathan Ferrey)
Sejak keikutsertaannya di Olimpiade Musim Panas 60 tahun silam, tim kontingen Indonesia telah berhasil mengantongi 25 medali, yang mayoritas disumbang dari cabang bulutangkis dan angkat berat.

Untuk ukuran Asia Tenggara, Indonesia ada di peringkat pertama negara pengumpul medali terbanyak pada ajang Olimpiade Musim Panas. Kemudian diikuti Thailand dengan 21 medali. Tapi jumlah medali emas Indonesia yang ada enam, masih kalah banyak dengan Thailand yang berhasil mengumpulkan tujuh.

Medali Olimpiade pertama Indonesia disumbangkan oleh trio srikandi pemanah, yakni Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani pada Olimpiade Seoul, Korea Selatan, 1988. Kala itu, tim pemanah putri berhasil menggondol medali perak, setelah tahun-tahun sebelumnya tim merah putih sama sekali belum bisa meraih medali.

Kemenangan Nurfitriyana dan kawan-kawannya menjadi pembuka bagi Indonesia untuk kembali memperoleh medali dalam kompetisi di pesta olahraga multi-cabang terbesar di dunia itu. Pada Olimpiade berikutnya di Spanyol, 1992, kontingen merah-putih berhasil membawa pulang dua medali emas dan dua perak, serta satu perunggu. Semuanya dari cabang bulutangkis.

Para peraih medali itu, Alan Budikusuma dan Susi Susanti meraih medali emas untuk tunggal putra dan tunggal putri. Sementara perak disumbang Ardy Wiranata untuk tunggal putra serta Eddy Hartono dan Rudy Gunawan untuk ganda putra. Medali perunggu diberikan Hermawan Susanto pada tunggal putra.

Pada Olimpiade Atlanta 1996, tim Indonesia kembali membawa pulang empat medali. Lagi-lagi, semuanya dari bulutangkis. Hanya kali ini, Susi Susanti membawa pulang medali perunggu untuk tunggal putri. Ganda pasangan Antonius Ariantho dan Denny Kantoro juga menyumbang medali yang sama.

Sedangkan emas disumbang pasangan Rexy Mainaky dan Ricky Subagja pada cabang ganda putra. Sementara perak oleh Mia Audina untuk tunggal putri.

Olimpiade Sydney, Australia pada 2000 merupakan catatan sejarah tersendiri bagi Indonesia. Sepanjang ikut kegiatan tersebut, di Negeri Kanguru inilah Indonesia berhasil membawa pulang medali paling banyak: 1 medali emas, 3 perak dan 2 perunggu.

Medali emas disumbang oleh pasangan Tony Gunawan dan Candra Wijaya dari cabang bulutangkis ganda putra. Sedangkan medali perak disumbang pasangan Tri Kusharjanto dan Minarti Timur, Hendrawan, Raema Lisa Rumbawes. Untuk perunggu disumbang oleh Sri Indriyani, Winarni Binti Slamet.

Setelah itu, pada Olimpiade di Athena, Yunani, jumlah medali yang dibawa pulang kembali turun, yaitu hanya empat: 1 medali emas, 1 perak dan 2 perunggu.

Medali emas disumbang oleh Taufik Hidayat dalam bulutangkis tunggal putra. Sedangkan perak oleh Raema Lisa Rumbawes untuk cabang angkat berat perempuan kelas 53 kg. Perunggu diberikan oleh Sony Dwi Kuncoro serta pasangan Eng Hian dan Flandy Limpele masing-masing pada cabang bulutangkis tunggal putra dan ganda putra.

Pada Olimpiade terakhir empat tahun silam di Beijing, China, kontingen merah-putih kembali membawa pulang 1 medali emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Emas disumbang pasangan Hendra Setiawan dan Markis Kido untuk cabang bulutangkis ganda putra.

Sedangkan medali perak disumbang pasangan Nova Widianto dan Lilyana Natsir untuk bulutangkis ganda campuran. Medali perunggu disumbangkan oleh Maria Kristin Yulianti, Eko Yuli Irawan, dan Triyatno, yang masing-masing dari cabang bulutangkis tunggal putri, angkat berat pria kelas 56 kg, dan angkat berat pria kelas 62 kg.

Lalu bagaimana dengan raihan medali di Olimpiade London 2012? Mari kita dukung dan mendoakan yang terbaik untuk kontingen Indonesia yang berjuang mulai 27 Juli hingga 12 Agustus 2012.

Kisah Boikot Dan Skors Indonesia Di Olimpiade

Lisa Rumbewas (Kanan/Medali Perunggu) Di Olimpiade 2000.  
Indonesia mengirimkan 21 atlet ke Olimpiade London 2012. Inilah keikutsertaan Indonesia yang ke 25 pada pesta olah raga multi-cabang terbesar di dunia itu.

Indonesia pertama kali ikut Olimpade Musim Panas, yaitu saat diselenggarakan di Helsinki, Finlandia pada 1952 silam.  Pergelaran yang menempatkan Amerika Serikat sebagai juara umum tersebut menjadi pertanda keikutsertaan Indonesia dalam kompetisi olah raga dunia tersebut. Meskipun saat itu baru mengirimkan tiga atlet: Soedarmojo untuk cabang atletik, Soeharko untuk cabang renang dan Thio Ging Wie untuk angkat besi.

Indonesia yang tidak pernah berpartisipasi dalam Olimpiade musim dingin, membentuk Komite Olimpiade Indonesia (KOI) yang cikal bakalnya mulai lahir pada 1946. Secara resmi organisasi ini diterima menjadi anggota Komite Olimpiade Internasuonal pada enam tahun kemudian.

Sejak itu sepanjang sejarah pelaksanaan Olimpiade Musim Panas, Indonesia selalu turut berpartisipasi dengan mengirimkan kontingennya, kecuali pada 1964 dan 1980.

Pada 1964, ketika itu Indonesia dan Korea Utara turut berpartisipasi dalam aksi boikot atas pelaksanaan Olimpiade Tokyo, Jepang setelah beberapa atletnya didiskualifikasi. Alasannya akibat mengikuti pesta olah raga negara-negara berkembang (The Games of the New Emerging Forces/Ganefo) di Jakarta pada 1963.

Ganefo sendiri merupakan pesta olah raga yang diinisiasi oleh Presiden Indonesia pertama Soekarno pada akhir 1962. Perhelatan ini dianggap sebagai saingan Olimpiade. Ganefo menegaskan bahwa politik tidak bisa dipisahkan dengan olah raga. Ini jelas menentang doktrin Komite Olimpiade Internasional yang memisahkan antara politik dan olahraga.

Indonesia mendirikan Ganefo setelah kecaman terhadap Komite Olimpiade yang bermuatan politis pada Asian Games 1962, karena Indonesia tidak mengundang Israel dan Taiwan dengan alasan simpati terhadap China dan negara-negara Arab. Komite Olimpiade melancarkan protes, karena menganggap Israel dan Taiwan adalah anggota resmi komite.

Akhirnya Komite Olimpiade menangguhkan keanggotaan Indonesia. Negeri ini kena skors, sehingga tidak mengikuti Olimpiade di Tokyo pada 1964. Ini pertama kalinya Komite Olimpiade menangguhkan keanggotaan suatu negara. Dan Indonesia ikut mencatatkan sejarah itu: boikot bersamaan dengan skors.

Kemudian, Indonesia juga turut dalam aksi boikot Olimpiade 1980 di Moskow,  Uni Soviet, menyusul aksi yang dilakukan oleh Amerika Serikat. Negeri ini memprotes invasi Uni Soviet atas Afganistan pada 1979. Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter mengancam boikot Olimpiade seandainya pasukan Soviet tidak segera ditarik dari Afganistan pada 20 Februari 1980 pukul 00.01.

Akhirnya boikot benar-benar dilaksanakan pada 21 Maret 1980 oleh Amerika Serikat yang kemudian diikuti 59 negara lainnya termasuk Indonesia. Banyak negara yang malah berpartisipasi dalam Olympic Boycott Games atau "Liberty Bell Classic" di Philadelphia.

Acara yang digelar oleh Universityof Pennsylvania di Philadelphia, Amerika Serikat ini diikuti oleg 29 negara. Pesta olah raga ini menjadi tandingan Olimpiade yang digelar di Moskow.

Selain boikot yang menjadi warna politik pada perhelatan Olimpiade, ada juga peristiwa Perang Dunia. Tiga kali Olimpiade dibatalkan. Yakni, pada 1916, seharusnya digelar di Berlin, Jerman. Batal akibat meletusnya Perang Dunia I. Sedangkan pada 1940 dan 1944 di Tokyo dan London, terpaksa dibatalkan juga akibat Perang Dunia II.

Nama Indonesia pun tercatat dalam sejarah: termasuk yang pertama kena sanksi penangguhan keanggotaan oleh Komite Olimpiade.

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter