Tuesday, August 05, 2014

ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya



Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) meledakkan makam Nabi Yunus, di Mosul, Irak, pekan lalu. Makam bersejarah yang menjadi artefak religius itu kini telah hancur berantakan.

Sejumlah pihak mengecam tindakan kelompok ini. Sebagian menganggap tindakan ISIS itu merupakan bukti nyata penyerangan terhadap kelompok Kristen. Sam Hardy, profesor dari Universitas Amerika Roma, kepada Washington Post bahkan menyatakan ISIS berpotensi menghancurkan segala macam peninggalan agama Kristen yang disebutkan dalam Alkitab.

Namun ternyata, penghancuran makam Yunus itu tidak hanya melukai perasaan umat Kristen. Sebab, kisah Nabi Yunus tidak hanya ada di dalam Alkitab. Hardy mengatakan agama lain seperti Yahudi dan Islam juga mengakui Yunus sebagai nabi. Hardy mengungkapkan di dalam Al-Quran terdapat satu surat berjudul Yunus yang didedikasikan bagi sang nabi. Nabi besar Muhammad SAW bahkan pernah bersabda, "Tidak boleh ada orang yang menyebut aku lebih baik dari Yunus."

Pendapat serupa diutarakan Joel S. Baden dan Candida Moss yang merupakan profesor Alkitab dari Yale dan Universitas Notre Dame. Melalui tulisannya di dalam blog CNN, mereka mengatakan pengeboman makam Yunus telah menghilangkan warisan agama Kristen bagi dunia. Rabi Benjamin Blech, seorang profesor dari Universitas Yeshiva, New York, menyebut penghancuran tempat peristirahatan terakhir Yunus menjadi perhatian seluruh umat beragama sedunia. "Ini sebuah pukulan dan kejadian yang sangat tragis."

Kaum muslim, termasuk mereka yang tinggal di Mosul, juga mengutuk aksi keji ISIS. Seorang ulama Sunni asal Libanon, Harith al-Dhar, mengatakan hancurnya makam Yunus adalah kehilangan besar. "Apalagi tempat itu dianggap sebagai tempat suci sekaligus tonggak sejarah dan budaya Mosul."

Aksi ISIS ini sangat mengejutkan. Apa sebenarnya alasan ISIS menghancurkan makam Nabi Yunus?
ISIS yang dideklarasikan pada awal 2014 ini memang menganut aliran teologi ortodoks dan destruktif. Salah satu sikap mereka ialah membenci seluruh tempat yang dianggap suci dalam agama. Bagi ISIS, keberadaan tempat demikian merupakan bentuk penyembahan terhadap berhala alias syirik. Gerakan salafi atau pemurnian agama semacam ini bertujuan mengembalikan nilai-nilai kehidupan umat muslim pada zaman awal mula Islam hadir di muka bumi.

Sejumlah gerakan salafi tercatat pernah melakukan aksi serupa. Pada 2011, sejumlah ekstrimis menghancurkan makan pemimpin sufi muslim di Timur Tengah. Lalu pada 1700-1800, Mekah pernah dikuasai kelompok salafi. Waktu itu mereka menghancurkan kuburan sejumlah sahabat Rasul. Namun, makam Nabi Muhammad tetap dibiarkan utuh.

Direktur jurusan Agama dan Hukum Universitas St. John, Mark Movsesian, justru melihat aksi ISIS ini adalah bentuk provokasi terhadap sesama muslim. "Usai menghancurkan kuburan Yunus, mereka meninggalkan Al-Quran yang rusak dan terbakar di lokasi," ujarnya. "Hal itu sengaja dilakukan untuk memancing kemarahan umat muslim, terutama penduduk Mosul."

THINKPROGRESS.ORG | PRAGA UTAMA

No comments:

Post a Comment

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter