Thursday, September 15, 2011

Seputar Animasi Populer Upin & Ipin


Upin dan Ipin adalah sebuah film animasi anak-anak yang dirilis pada 14 September 2007 di Malaysia dan disiarkan di TV9. Film ini diproduksi oleh Les' Copaque. Awalnya film ini bertujuan untuk mendidik anak-anak agar lebih menghayati bulan Ramadan. Kini, Upin & Ipin sudah memiliki tiga musim tayang. Di Indonesia, Upin & Ipin hadir di MNCTV. Di Turki, Upin & Ipin disiarkan di Hilal TV. Film ini berdurasi 5-7 menit setiap episodenya.

Asal-Mula



Berkunjung Ke Rumah Upin & Ipin








www.upindanipin.com
"Rumah" atau production house (PH) serial dan film tokoh Upin & Ipin terletak di kawasan Shah Alam, Selangor, Malaysia (sekitar 40 km dari Kuala Lumpur). Terhitung sederhana, hanya berupa ruko berlantai 3. Kendati demikian, studio dengan patung katak dan gambar Upin & Ipin, paling mencolok di kompleks perkantoran itu. Ditambah lagi dengan restoran Geng's (judul film Upin & Ipin) di sebelahnya, dan Boutique Upin & Ipin di belakangnya.

Orang menyebut studio pembuatan serial Upin & Ipin ini dengan Kantor Les'Copaque (baca: le kopak). Meski berbau Prancis, PH itu asli milik orang Melayu, Burhanuddin Bin MD Radzi (Managing Director). Menurut Burhan, Les'Copaque sebetulnya hanya bahasa plesetan saja, agar terdengar unik. Les' berasal dari last atau terakhir dan kopek , istilah saat menarik kartu di Malaysia. Sehingga kurang lebih le kopek bermakna keberuntungan terakhir.

Animasi memang bisnis spekluasi, sekaligus tantangan bagi Burhan. Awalnya, ia adalah pengusaha sukses di bidang perminyakan dan gas. Suatu ketika, Burhan berhenti dan menjual saham perusahaannya.

Tenaga muda di Les'Copaque (Foto:Ahmad Tarmizi)
Nah, tiga mahasiswa (Mohd Nizam, Mohd Safwan, Usamah Zaid) animasi dari Multi Media University yang punya keinginan membuat film animasi 3 dimensi mendatangi Burhan agar dibiayai. Burhan dan istrinya, Ainun Ariff , menyambut permintaan itu. Mereka lalu terlibat membidani film yang lalu diberi tajuk Geng: Pengembaraan Bermula .

Menariknya, Ainun sebelumnya hanya ibu rumah tangga biasa. Hanya saja ia punya hobi menonton, entah film Bollywood, Hollywood, hingga film Indonesia. Belakangan, Ainun lah yang banyak terlibat dalam pembuatan cerita Upin & Ipin .

Karakter Upin & Ipin pada awalnya tokoh sampingan dari film Geng (karakter utama film Geng , remaja Badrol dan Lim). Namun, tingkah polah Upin & Ipin lebih mencuri perhatian khalayak di Malaysia. Di tahun 2007, si kembar "ditarik" untuk dibuat dalam serial teve khusus Ramadhan. Serial yang tiap episode berdurasi 7 menit itu dimaksudkan untuk mendidik anak-anak dalam berpuasa.

Pasangan Burhan dan Ainun (Foto: Ahmad Tarmizi)
Cerita Upin & Ipin tahun pertama itu total dibuat oleh Burhan-Ainun. Pasangan yang telah dikaruniai 4 anak ini membuatnya berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya semasa kecil dan sebagai orangtua. Dialog dibuat pendek-pendek khas anak-anak. "Kami sering membuat ceritanya di malam hari. Ibu yang bercerita, saya mengetik," cerita Burhan.

Latar belakang kampung dan berbagai jenis permainan anak sengaja ditampilkan agar pemirsa orangtua pun bisa bernostalgia. "Jika anak bertanya mengenai hal itu, itulah tujuan yang kami inginkan ," imbuh Burhan.

Tak disangka Upin & Ipin yang di Malaysia ditayangkan di TV 9, sukses. Kisahnya dinilai cukup berhasil menuturkan makna Ramadhan secara menarik. Seperti mengapa berpuasa, takbiran, sahur, nuzulul qur'an, Lebaran, dan sebagainya. Ceritanya dinilai banyak orangtua sebagai referensi dalam mendidik anak berpuasa. "Sampai sekarang DVD-nya banyak yang memesan. Bahkan, dari Amerika dan Australia."

Kerja Les' Copaque berlanjut di tahun-tahun berikutnya dengan membuat Upin & Ipin: Setahun Kemudian (2008) dan Upin & Ipin dan Kawan-Kawan (2009)

Burhan dan Ainun telah menyangka dalam tempo sekitar 4 tahun tayangan ini yang lalu menjadi idola banyak anak. Selain di TV 9 dan TPI, Upin & Ipin tayang di Disney Channel (disiarkan di17 negara). "Di Facebook penggemar dari Indonesia mendominasi. Penggemar dari Filipina kini mulai bermunculan," ujar Burhan senang.

Merchandise Upin Ipin (Foto: Ahmad Tarmizi)
Sengaja Botak

Berawal sebagai karakter sampingan, Upin & Ipin diciptakan tak "sempurna". Ada beberapa latar yang mengundang pertanyaan. Seperti, tentang siapa orangtua Upin & Ipin. Itu memang belum dipersiapkan, sehingga mereka dibuat menjadi anak yatim-piatu. "Karena enggak ada waktu, orangtuanya dibuat sudah meninggal, tapi belum dijelaskan kenapa," jawab Burhan seraya tertawa.

Upin & Ipin pun dibuat kembar agar terlihat lucu, sedangkan kepala botak untuk menghemat. "Dalam animasi membuat rambut helai per helai itu memakan waktu dan biaya. Jadi mereka dibuat botak saja."

Nama Upin & Ipin pun memiliki filosofi sendiri, yakni akronim dari U & I (You and I ). Sementara frase "Betul betul betul!" adalah jargon yang sengaja diciptakan untuk mengingatkan pada sang tokoh dan mudah ditirukan. Selain Upin & Ipin, tokoh lain juga memiliki kekhasan masing-masing. Seperti karakter Mail yang pedagang (juga) punya jargon, "Dua Singgit, dua singgit, dua singgit."

Dengan misi mendidik, Ainun amat hati-hati menjaga tabiat, dialog, dan karakter para tokoh. Sebab, wanita yang senang dengan anak-anak ini menyadarai, seorang bocah amat mudah meniru apa yang ditonton. "Untuk itu Upin & Ipin menghindari adanya perkelahian dan melawan orangtua," ujar Ainun yang punya tugas menyeleksi pemilihan kata dalam dialog.

Restoran Upin Ipin (Foto: Ahmad Tarmizi)
Dengan standar kualitas yang terjaga, Ainun tak ingin dibuat tergesa-gesa dalam membuat cerita demi mengikuti keinginan pasar. Dalam sebulan Les' Copaque mampu menciptakan 4 episode (masing-masing 7 menit). Mereka belum ingin menciptakan cerita dengan tokoh lain, sampai Upin & Ipin dianggap stabil dan mantap. Toh, bagi mereka Upin & Ipin merupakan tambang emas yang belum dieksplorasi secara maksimal.

Beberapa rencana ke depan, Theme Park Upin & Ipin akan didirikan di Ma­laysia dan memaksimalkan penjualan merchandise Upin & Ipin ke mancanegara. Selain itu, mereka akan mendirikan Les' Copaque di Indonesia.

Anak Ikang-Marisa
Chikita Fawzy (Foto: Ahmad Tarmizi)
Kini Les' Copaque punya sekitar 80 karyawan. Semuanya berusia muda (20-30an) dan sudah dianggap anak oleh Burhan-Ainun. Hanya saja, dari tiga anak muda yang menggagas Upin & Ipin , dua di antaranya memutuskan hengkang dari Les' Copaque (Nizam & Safwan) dan mendirikan PH lain. Hanya Usamah (Pengarah Kreatif) yang bertahan.

Yang cukup menarik di antara 20 animator, ada seorang remaja Indonesia bernama Chikita Fawzi atau Kiki. Ia adalah anak bungsu dari pasangan Ikang Fawzi-Marisa Haque.

Kiki adalah mahasiswa Multi Media University Jurusan Film & Anima­tion. Ia mengaku tertarik bekerja di Les' Copaque karena jatuh cinta dengan karakter Upin & Ipin. "Mereka lucu banget, sampai dalam hati saya berjanji akan belajar di sini, eh tercapai," kata remaja yang sudah 3 tahun belajar di Malaysia ini.

Kiki menekuni bidang animasi, karena menurutnya amat menyenangkan dan membuat hatinya bahagia. "Saya ingin me­mulai karier dari sini, meski orangtua meminta saya cepat pulang. Saya lebih suka bekerja di belakang layar. Saya tak tertarik bermain film atau politik seperti orangtua atau kakak," sebut Kiki yang direncanakan akan mengisi suara untuk karakter Susanti (anak dari Indonesia) di Upin & Ipin .








Mengenal Dubber Upin & Ipin








Para Dubber Upin dan Ipin (Foto: Ahmad Tarmizi)
Pengisi suara serial Upin & Ipin berasal dari baragam golongan usia. Ada ibu yang berperan sesuai dengan usianya, ada wanita bersuara pria, ada pula orang dewasa yang berkarakter anak kecil. Hebatnya lagi, walaupun dubbernya berganti-ganti, kontrol suara si tokoh tetap mampu terjaga.

Nurfathiah Dan Asyiela Putri (Upin & Ipin)

Pada awalnya, suara Upin sekaligus Ipin diisi oleh Nurfathiah (10) atau Tiah (suara Upin & Ipin yang kini tayang di TPI masih milik Tiah). Sudah 4 tahun lebih bocah yang kerap menjuarai lomba bercerita ini menjadi dubber Upin & Ipin . Ia biasa mengisi suara di siang hari sepulang bersekolah.

Tiah dipilih karena memang bersuara kecil dan “comel” (bahasa Malaysia yang bermakna manis) seperti karakter Upin & Ipin. Tiah amat mengidolakan Upin & Ipin dan sering tertawa geli setiap melihat hasil tayangannya di teve. Sama seperti Ipin, anak yang bercita-cita menjadi dokter dan mengidolakan Siti Nurhaliza ini, menggemari ayam goreng. Konon, Tiah mundur sebagai dubber karena kesibukannya di sekolah.

Pengganti Tiah adalah Asyiela (10). Asyiela dipilih melalui audisi. Anak yang pandai bermain piano dan hobi mewarnai ini terpilih lantaran memiliki suara “comel”, mirip dengan Tiah. Oleh karena belum berpengalaman sebagai dubber , Asyiela masih didampingi traine r-nya, Zaki . “Asyiela hanya membutuhkan banyak latihan,” kata Zaki yang juga bertugas menjaga karakter suara tokoh lainnya.

Sekadar informasi, karakter Upin adalah abang dari Ipin. Dikisahkan, Upin lebih tua 5 menit dari Ipin saat persalinan. Upin memiliki sehelai rambut yang membedakannya dengan Ipin. Sebagai adik, Ipin sering menurut dan mengikuti tindakan Upin. Ipin gemar ayam goreng dan suka menyebut “Betul, betul, betul,” jika setuju terhadap sesuatu.

Ainon Ariff (Opah)

Pengisi suara Opah (nenek). Ainon tak hanya dituakan di serial ini, tapi juga di rumah produksi pembuat Upin & Ipin , Les’ Copaque. Ainon adalah pemilik Les’ Copaque bersama suaminya (Burhannudin) dan “roh” atau pembuat cerita Upin & Ipin . Meski kini Ainon dibantu dua penulis muda, tapi kontrol naskah tetap di tangannya. “Serial ini punya misi mendidik, sehingga saya perlu mengamati betul dialognya,” kata Ainon yang menganggap seluruh karyawan sebagai anak-anaknya.

Ainon semula hanya ibu rumah tangga biasa yang waktunya dicurahkan untuk mengurus dan mendidik ke-4 anaknya hingga dewasa. “Saya menggemari anak-anak,” kata wanita berusia 52 tahun ini. Setelah tugasnya di rumah mulai berkurang, ia terjun membantu suami di Les’ Copaque. Kebetulan Ainon menggemari dunia film. Ia banyak belajar di Les’ Copaque secara otodidak. Isi cerita Upin & Ipin banyak berdasarkan pengalaman Ainon kala berinteraksi dengan anak-anak.

So , karakter suara berat wanita yang bakal segera momong cucu ini berbanding lurus dengan pengalamannya sebagai ibu.

Ida Shaheera (Kak Ros)

Wanita berusia 25 tahun ini dubber tokoh Kak Ros. Ia adalah dubber yang kedua untuk kakak Upin & Ipin yang dikenal judes dan galak itu. Ida adalah “orang dalam” Les’ Copaque. Selain menjadi dubber, ia juga scriptwriter (penulis naskah) Upin & Ipin . Ketika dubber Kak Ros lowong, Ida melamar dan karakter suaranya dianggap cocok.

Galak, kah, Ida? “Tidak,” jawab wanita yang murah senyum ini. “Kak Ros seperti itu karena perhatian sekali kepada Upin dan Ipin,” jelasnya.

Nurul Huda (Cik Gu)

Dubber Cik Gu (Bu Guru) ini juga karyawan di Les’ Copaque, bagian administrasi dan training . Ia juga dubber kedua untuk Cik Gu Jasmin. Untuk peran yang lebih tua dari usianya itu, Nurul berusaha bicara dengan nada berwibawa dan bijaksana.

“Saya seronok (senang) sebagai Cik Gu Jasmin. Selain punya side job , suara saya jadi dikenal orang banyak,” kata Nurul.

Ida Rahayu (Fizi)

Ini juga karyawan lain yang dikaryakan menjadi dubber . Wanita yang punya jabatan Head of Layout di Les’ Copaque ini memang punya keahlian menirukan berbagai macam suara.

Di film 3D Geng Pengembaraan Bermula... , mahasiswa jurusan animasi ini mengisi suara Oopet, binatang unik dan lucu dari hutan Kampung Durian Runtuh.

Di serial Upin&Ipin , Ida mengisi suara karakter Fizi. Untuk tugasnya ini, Ida diharuskan mengeluarkan keahliannya bersuara ala bocah cilik.

Tan Ying Sowk (Mei Mei)

Pengisi suara Mei Mei ini juga dijaring dari kantor Les’ Copaque. Tan bekerja sebagai production supervisor dan dipilih menjadi Mei Mei karena kebetulan berdarah Mandarin. Menjadi anak kecil, membuat Tan harus mengeluarkan suara “comel”-nya yang menggemaskan.

Syahmi (Ehsan)

Tokoh Ehsan diisi oleh suara Syahmi (8). Entah kebetulan, sosok Syahmi mirip dengan animasi Ehsan, gemuk dan pandai bicara. Berbeda dengan yang lain, Syahmi sudah punya pengalaman sebagai pemain sinetron. Namun, Syahmi mengaku, menjadi dubber lebih susah sebab ia harus berdialog tanpa lawan bicara dan membayangkan peran yang sedang dimainkan. “Intonasi dan mood harus pas betul,” kata Syahmi yang bisa bela diri karate dan bercita-cita menjadi sutradara bila sudah besar nanti.

Hasrul (Mail)






No comments:

Post a Comment

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter