Tuesday, March 19, 2013

Wawancara Olahraga - Irfan Bachdim, Saya Selalu Berikan 100 Persen


EKSKLUSIF   BIMA SAID, DONNY AFRONI, RICHARD LEIWA & AGUNG HARSYA   




Kehadiran pemain keturunan menjadi warna tersendiri dalam skuat timnas Indonesia beberapa tahun belakangan. Sejumlah pemain yang berdomisili di Belanda kini mengisi timnas Merah-Putih dan menjadi dikenal dipublik. GOAL.com Indonesia menggelar sesi wawancara khusus bersama Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, dan Tonnie Cusell, saat mereka mengikuti latihan timnas sebelum kualifikasi Piala Asia 2015 melawan Arab Saudi akhir pekan nanti.

Setelah menerbitkan hasil wawancara dengan Cusell dan kemudian Lilipaly, terakhir menarik menyimak komentar Irfan Bachdim.

GOAL.com: Bagaimana dengan perasaan Anda kini setelah bermain untuk Chonburi FC di Liga Primer Thailand?
Irfan: Saya senang di Chonburi. Mereka sudah mengikat saya dengan kontrak dua tahun. Pada pertandingan pertama saya bermain bagus dan mencetak gol debut, lalu pelatih menggantikan saya. Di pertandingan kedua juga saya bermain bagus, dan saya pikir secara taktis pelatih memasukkan pemain Brasil sebagai striker, dan saya bermain di sayap kanan jadi permainan kami lebih menyerang. Saya masih harus berbicara dengan pelatih, tapi yang jelas saya betah di Thailand.

GOAL.com: Seperti apa perbedaan liga Thailand dibandingkan dengan Indonesia?
Irfan: Pertanyaan ini sering diajukan kepada saya. Perbedaan terbesar antara liga di Thailand dan Indonesia adalah di sana kompetisinya lebih terurus. Saat semuanya tersusun rapi, lebih mudah bagi mereka untuk maju. Di sisi lain, saya yakin pemain-pemain lokal di Indonesia lebih baik dibanding pemain-pemain Thailand, tapi di Thailand ada banyak akademi, jadi mereka sudah belajar sejak dini. Di Thailand, mereka sudah menyiapkan strategi jadi Indonesia sudah ketinggalan. Tapi saya bisa mengatakan secara pasti, bakat pemain-pemain di Indonesia lebih besar daripada Thailand. Seandainya organisasi seperti di Thailand, dan semua orang di sini menginginkan perbaikan, Indonesia bisa menjadi negara terbaik di Asia Tenggara. Dalam jangka waktu lima tahun, tergantung keseriusan dalam berorganisasi dan tekad kebersamaan untuk maju, kita bisa terbaik di Asia.

GOAL.com: Apa yang dibutuhkan klub-klub Indonesia untuk meningkatkan kualitas?
Irfan: Di Chonburi, lapangannya bagus, akomodasi bagus, pelatih bagus dan semua hal yang diperlukan tersedia. Tapi di Persema, kami waktu itu tidak ada apa-apa. Di Persema, butuh waktu 40 menit dari mess menuju tempat latihan dengan kualitas lapangan yang buruk. Dengan kondisi seperti itu, sulit untuk memotivasi diri sendiri. Kalau tidak bisa termotivasi, bagaimana caranya kita bisa memperbaiki kualitas permainan? Persema tidak memiliki keorganisasian, dan mereka harus diperbaiki. Di samping itu masalah terbesarnya adalah gaji pemain yang terlambat dibayar, bahkan tidak dibayar sama sekali. Siapa yang mau seperti itu? Kami sudah berjuang keras, lalu karena masalah gaji, mental para pemain jatuh dan pada akhirnya kami turun peringkat di klasemen liga.

GOAL.com: Sekarang soal timnas, apa perbedaan atmosfir yang Anda rasakan sejak terakhir bergabung?
Irfan: Pelatih memiliki tantangan sulit. Saat ini ada 58 pemain. Baru kali ini saya menyaksikan ada jumlah pemain sebanyak itu. Tapi yang jelas banyak pemain bagus, dan semua pemain harus diberi kesempatan yang sama.

GOAL.com: Anda yakin mampu menembus skuat utama?
Irfan: Kalau saya tidak merasa percaya diri, saya tidak perlu ada di sini. Apakah saya khawatir kalau tidak menembus skuat inti? Saya akan selalu memberikan 100 persen. Kalau saya tidak masuk, saya bisa menghargai keputusan pelatih dan bisa menerima karena saya sudah memberikan yang terbaik. Saya tidak ke lapangan untuk kalah. Celtic bukan tim sebesar Barcelona, tapi mereka mampu mengalahkan tim yang lebih besar itu. Saya memberikan segalanya dan berusaha menghasilkan kemenangan bagi timnas.

GOAL.com: Apa tanggapan Anda tentang komentar Hamka Hamzah, yang tersebar melalui Twitter, yang terkesan mendiskreditkan pemain-pemain naturalisasi?
Irfan: Jujur, saya tidak membaca beritanya. Saya tidak memahami apa maksudnya. Setelah dipikir-pikir, kalau ada pemain-pemain dari luar negeri, saya akan mengatakan hal yang sama, dan saya juga ingin "tampol-tampolin" mereka juga, karena saya ingin menunjukkan kemampuan saya karena ingin bermain di dalam tim juga. Kalau maksudnya begitu, berarti bagus. Tapi kalau maksudnya secara pribadi dia ingin "tampol-tampolin" secara harfiah, itu agak aneh karena mustinya sudah dilakukannya. Saya ingin bermain untuk timnas, dia juga sama, semua juga sama. Pada akhirnya ini semua demi Indonesia. Yang terbaik ingin masuk timnas dan membela negara ini.

GOAL.com: Jadi tidak ada masalah bagi pemain keturunan atau naturalisasi berbaur dengan pemain-pemain lain?
Irfan: Saya tidak punya masalah dengan siapapun. Saya pernah bermain dengan rekan-rekan dari ISL maupun IPL. Saya pikir atmosfir dalam tim bagus. Dalam tim ini memang ada kelompok-kelompok. Saya lebih sering sama Stefano, Tonnie, dan Diego [Michiels], sedangkan ada grup Papua yang selalu bersama karena mereka lebih kenal, selalu ada grup-grup tapi yang jelas atmosfirnya positif. Sekarang semuanya keputusan pelatih. Saya menginginkan adanya sebelas pemain terbaik di lapangan, dan 23 pemain yang terpilih adalah di antara yang terbaik. Saya memiliki semangat yang tinggi dan saya berharap semuanya juga memiliki semangat yang sama. Apabila semua pemain bersikap positif, saya pikir kami akan mempunyai tim yang hebat. Saya bisa ngobrol dengan siapapun, apakah itu pemain IPL, ISL, Greg, Stefano.

GOAL.com: Bagaimana dengan kendala bahasa?
Irfan: Bagi pemain-pemain naturalisasi, saya pikir masalah bahasa berbeda bagi tiap pemain. Sebagai contoh, Kim Kurniawan bisa menangkap secara cepat, dan sekarang menguasai bahasa Indonesia. Sergio [van Dijk] baru sebentar di sini tapi banyak berusaha menguasai kosa kata Indonesia. Tapi bagi saya butuh waktu, dan bukan berarti saya tidak mau berbicara dalam bahasa Indonesia. Saya akan malu apabila saya mengucapkan sesuatu yang salah di hadapan media, jadi lebih baik melakukan sesuatu yang baik. Saya selalu berusaha memperbaiki kemampuan bahasa dengan rekan-rekan di tim. Kami bisa saling mengerti dalam bahasa Indonesia.

GOAL.com: Terima kasih atas waktunya, Irfan. Semoga sukses.
Irfan: Terima kasih.

No comments:

Post a Comment

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter