Tuesday, July 20, 2010

Shell Eco Marathon Asia 2010 - Mobil Irit Cara Mahasiswa


Puluhan kendaraan dengan kategori prototipe dan urban concept, peserta Shell Eco-Marathon Asia 2010, tengah berjajar saat defile peserta di Sirkuit Internasional F-1 Sepang, Kuala Lumpur, Malaysia, 8-10 Juli.

Oleh Winarto Heru Sansono dan Nina Susilo

Gembira dan bangga masih membuncah di dada 17 anggota Tim Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Sivitas akademika ITS menyambut mereka, Selasa (13/7), yang baru tiba dari Shell Eco-Marathon Asia 2010 di Sepang International Circuit, Malaysia, 8-10 Juli.

Di kompetisi internasional lomba irit bahan bakar itu, mobil Sapu Angin 2—kategori urban concept— karya tim Mesin ITS menjadi mobil paling hemat bahan bakar dengan 237,6 kilometer—setara Surabaya-Blitar—untuk setiap satu liter bensin. Dua penghargaan lain, Combustion Grand Prize dan Gasoline Fuel Award, juga berhasil diraih.

10 negara

SEM Asia 2010 yang digelar di Malaysia merupakan kelanjutan dari penyelenggaraan sebelumnya, yakni di Houstan, Texas, 26-28 Maret, kemudian berlangsung SEM di Jerman, 6-7 Mei lalu.

SEM Asia ini diikuti 81 tim yang berasal dari 10 negara Asia, yaitu tuan rumah Malaysia, Indonesia, Jepang, Pakistan, India, China, Filipina, Iran, Thailand, dan Singapura.

Wakil Presiden Komunikasi untuk Bisnis Hilir Shell Niel Golighty mengatakan, SEM Asia merupakan upaya terobosan menuju penghematan energi di sektor transportasi. Langkah ini mengarah pada penciptaan kendaraan yang efisien bahan bakar, tetapi bisa menempuh jarak lebih jauh.

Indonesia diwakili para mahasiswa dari ITS Surabaya, Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Jumlah mobil dari Indonesia yang ikut SEM Asia sebanyak 10 unit.

ITB membawa tiga mobil, yaitu Exia dan Rajawali untuk kategori prototipe dan Cikal untuk kategori urban. UI juga menyertakan tiga mobil, sedangkan UGM hanya menyertakan satu mobil, dinamai Semar.

Setiap kendaraan yang turun berlomba harus lolos pemeriksaan fisik kendaraan yang sangat ketat. Inspeksi itu menyangkut faktor keamanan dan teknis kendaraan.

Faktor keamanan diarahkan pada keandalan sistem pengeremen dan keamanan pengemudi. Disyaratkan, pada kondisi darurat, pengemudi harus bisa keluar dari kendaraan kurang dari 10 detik. Pada inspeksi ini, tim Indonesia lolos semua karena pengemudi bisa keluar dari kendaraan kurang dari 8 detik.

Melampaui Target

Ketua tim mesin ITS 2, Galih Prijo Atmojo, mengatakan, rekor jarak yang ditempuh dalam SEM Asia ini sudah melampaui target ITS, yakni 100 kilometer per liter.

Pada SEM Asia ini, ITS mengirimkan dua mobil yang diberi nama Sapu Angin 1 dan Sapu Angin 2. Sapu Angin 1 sedianya ikut lomba kategori mobil futuristik dengan tiga roda (kategori prototipe), tetapi hasilnya kurang memuaskan.

”Di kategori mobil urban, mobil kami menempuh jarak 237,6 kilometer. Hal itu berkat rekayasa teknik mesinnya, juga penguasaan pengemudi menaklukkan Sirkuit Sepang. Ternyata sirkuit di sini memiliki dua ruas tanjakan yang kami siasati dengan memaksimalkan turunan jalan,” ujar Galih Prijo Atmojo.

Mobil Sapu Angin 2 yang berwarna kuning itu mengambil konsep model mobil animasi dan memiliki bobot 93 kilogram. Bermesin sepeda motor, masih menggunakan karburator, empat gigi kecepatan. Mobil ini dirakit sejak Januari hingga Juli. Saat uji coba di Kenjeran, Surabaya, mobil itu sudah mampu menempuh jarak lebih dari 75 kilometer per satu liter bensin.

Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS Herman Sasongko mengatakan, saat mengikuti ajang SEM Asia ini sebenarnya timnya hanya mencari pengalaman. Ternyata, hasil yang diperoleh justru lebih baik, yakni menjadi juara.

Sangat Aerodinamis

Sapu Angin 2 Urban Concept pun didesain sangat aerodinamis, tidak ada lekukan tajam yang dapat menambah daya hambat dari angin. Bobot dibuat seringan mungkin. Hanya 93 kg.

Supaya ringan, rangka mobil dibuat sendiri oleh para mahasiswa dari paduan aluminium dan badannya dari kaca fiber. Ini tentu bukan badan mobil pertama yang dibuat, tetapi keenam. Sebelumnya, sejumlah anggota tim magang di tempat alumnus Teknik Mesin ITS, PT Marulin Maju Utama.

Menurut Eko Hardianto, salah seorang mahasiswa yang menangani mekanik Sapu Angin 2, mobil urban itu menggunakan mesin Honda Revo Absolute 110 cc. Untuk Sapu Angin 2, modifikasi dilakukan. Noken as (camp shaft) digerinda supaya aliran bahan bakar lebih sedikit dan terkendali. Persneling (gear) juga diatur dengan perbandingan yang paling optimal supaya torsi besar, tetapi putaran rpm (round per minute) rendah.

Selain bobot, koefisien gesek, dan bentuk aerodinamis, sopir juga harus memahami medan dan kekuatan mesin. Semua itu bisa diatasi Tim Sapu Angin 2 dari ITS.

Source : Kompas.Com

No comments:

Post a Comment

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter