Kebut-kebutan di dunia animasi semakin sengit saja. Persaingan itu tidak hanya di era 3D sekarang. Namun, di era animasi 2D dulu pun juga terjadi persaingan secara ketat. Topik ini sangat menarik untuk diperbincangkan. Di dalam tulisan ini saya akan menulis hal-hal yang berkaitan dengan dunia animasi. Kita tahu bahwa sesuatu rangkaian gambar dengan memanfaatkan teknik animasi sehingga menghasilkan sesuatu yang terlihat hidup dan bergerak disebut dengan animasi. Masih banyak pengertian animasi yang dapat kita ketahui. Dunia film animasi yang akan saya bicarakan disini adalah animasi-animasi dalam bentuk kartun.
Kita ketahui bahwa animasi tidak akan jauh-jauh dari Disney. Animasi pertama kali dihasilkan pada tahun 1901 dan diciptakan oleh seorang lelaki bernama Walter Disney. Ia mendirikan sebuah perusahaan yang kian lama semakin merajai dunia kartun. Perusahaan yang menjadi “rajanya animasi”, Walt Disney. Sudah ratusan film kartun yang sudah diciptakan oleh perusahaan besar ini. Akibatnya, terbentuk suatu pikiran di masyarakat, jika kita ngomongin film kartun maka kita ngomongin Disney.
Film-film yang Disney ciptakan sungguh menarik. Dari segi cerita yang beraneka ragam, menarik dan tentu saja banyak yang melegenda. Kita sebut saja sebagai contoh, Snow White. Jalan cerita Snow White saja saya masih ingat sampai sekarang. Padahal salah satu film garapan Disney ini diciptakan pada tahun 1937.
Selain cerita, Disney juga jago dalam hal pengembangan karakter-karakter yang lucu dan sulit untuk dilupakan. Sebut saja Mickey Mouse, Donal Bebek, Goofy, dan masih banyak lainnya. Karakter-karakter ini langsung saja menjadi icon. Walt Disney diawal menciptakan film-film kartunnya, masih menggunakan teknik animasi berbasis 2D. Animasi 2D sendiri mempunyai pengertian, bahwa objek yang dianimasi mempunyai ukuran panjang (x-axis) dan lebar (y-axis) saja. Film-film animasi berbasis 2D, menjadikan film ini terlihat hidup dan bergerak. Hasil animasi yang halus, membuat Walt Disney menjadi yang paling depan buat urusan film animasi.
Animasi 2D terus dikonsumsi oleh para animator-animator dunia. Selain Disney, perusahaan lain yang menggunakan animasi 2D adalah Nickelodeon. Nickelodeon menciptakan beberapa film-film kartun, salah satu yang menjadi icon juga adalah SpongeBob Square Pants. Masih banyak perusahaan-perusahaan lain yang mengikuti jejak Walt Disney dalam menciptakan film-film kartun berbasis 2D. Kita ketahui, teknologi selalu berjalan maju ke depan. Teknik animasi berbasis 2D pun mempunyai saingan, yakni teknik animasi dengan basis 3D. Film-film animasi dengan 3D mempunyai keunggulan yang lebih dibandingkan dengan 2D. Teknik modern ini menjadikan film-film animasi kartun lebih real, bernyawa dan lebih hidup tentunya. Dengan bantuan teknologi CGI (Computer Generated Imagery), film-film kartun terlihat lebih bernyawa dan nyata.
Teknik animasi 3D ini terlebih dahulu diproklamirkan oleh Pixar-Disney, lewat filmnya Toy Story. Sungguh brilian perusahaan yang satu ini, Pixar, pantas saja ia disebut sebagai pioner film animasi panjang yang seluruhnya dibuat oleh komputer. Menurut saya, Pixar membuat suatu resolusi baru terhadap perkembangan film kartun animasi dengan basis 3D. Terbukti, dengan film ini Pixar-Disney membawa pulang banyak penghargaan. Pixar-Disney pun langsung memanfaatkan kesempatan dengan menciptakan film-film kartun animasi berbasis 3D. Film-film yang mereka ciptakan pun membuat penonton terhipnotis oleh kedua perusahaan ini. Terhipnotis dengan kecanggihan animasi 3D, ide cerita, dan tentu saja ciri khas Pixar dalam mengemas film-filmnya. Perhatikan deh, sebelum film utama dimulai, Pixar selalu menampilkan film animasi pendek. Film-film pendek mereka juga dengan menggunakan teknik animasi 3D. Film pendek mereka sungguh lucu dan menggemaskan.
Melihat peluang bisnis ini, banyak perusahaan yang ikut mencoba jejak Pixar-Disney. Salah satunya ialah DreamWorks. Perusahaan ini sebelumnya sudah memiliki kemampuan animasi 3D, namun lebih banyak digunakan untuk mendukung pembuatan film-film non-animasi alias live-action. Hasilnya memang luar biasa. Lihat saja karakter dinosaurus dalam “Jurasic Park” atau beberapa karakter alien yang unik dalam “Men In Black”. Semuanya tampak unik, realistik, dan hidup. DreamWorks pun mencoba memberikan film animasi kartun 3D yang khas. Menurut saya, beberapa ciri khas film DreamWorks ialah pengisi suara di dalam film-filmnya adalah artis-artis Hollywood terkenal. Lalu saya juga selalu memperhatikan bahwa tokoh-tokoh di dalam film DreamWorks akan mirip dengan orang yang mengisi suara dalam tokoh tersebut. Film kartun animasi 3D yang pertama kali mereka ciptakan ialah Antz, lalu disusul oleh Shrek dan masih banyak lagi. Shrek berhasil memukau pencinta film.
Setelah DreamWorks, masih ada sejumlah studio film lain yang turut terlibat dalam persaingan tersebut. Salah satunya adalah Blue Sky milik studio Fox. Film animasi 3D-nya yang cukup dikenal adalah “Ice Age 2: The Meltdown” (April 2006) yang mengambil latar cerita zaman ketika lapisan es mencair dan mengakibatkan banjir besar. Film yang merupakan sekuel dari film sejenis sebelumnya, “Ice Age”, ini termasuk sukses. Lalu ada Warner Bros dengan “Corpse Bride” (2005). Sementara itu, studio 21th Century Fox merilis “Garfield: A Tail of Two Kitties” pada Juni 2006, yang merupakan sekuel dari film sebelumnya “Garfield” (2004).
Setelah kita membahas tentang awal lahirnya dunia animasi serta perkembangannya. Baik diawali dengan teknik animasi dengan basis 2D lalu di susul oleh teknik animasi berbasis 3D. Maka kita akan membicarakan tentang unsur-unsur di dalam film kartun, baik kartun 2D maupun kartun 3D.
Di mulai dengan perkembangan teknik dimensi 3D yang membuat kebanyakan orang beranggapan bahwa film kartun animasi 2D adalah kuno. Jangan langsung mempunyai anggapan seperti itu. Saya beranggapan bahwa film-film kartun dengan teknik animasi 2D lebih asli kartun atau lebih original. Mengapa saya katakan demikian? Karena gambar yang flat, menjadikan ciri khas animasi 2D, membuat film kartun terlihat original dan asli.
Dari segi cerita, mari kita bandingkan antara film kartun 2D dengan 3D. Cerita yang ringan, lucu, dan mudah dicerna merupakan ciri khas film kartun 2D. Sedangkan film animasi 3D, biasanya mempunyai cerita yang sudah lumayan rumit. Sehingga untuk anak-anak dalam mencerna jalan cerita pun akan mengalami kesulitan.
Cerita didukung pula oleh adegan-adegan di tiap scene. Film kartun 3D memperlihatkan adegan-adegan yang terlihat seperti asli atau nyata. Dengan demikian, akan mempengaruhi psikologis anak jika terdapat adegan-adegan yang kurang pantas mereka tonton. Adegan kekerasan, adegan romantisme, dan lainnya adalah beberapa adegan yang sering muncul di scene film kartun animasi. Didalam film kartun animasi 2D pun kita akan melihat adegan-adegan demikian. Namun, karena dimensi yang digunakan dalam film kartun ini adalah 2D, maka tidak akan terlihat seperti nyata. Adegan-adegan perkelahian pun akan menjadi suatu kelucuan-kelucuan saja. Contoh yang dapat saya ambil dari film kartun 2D adalah adegan perkelahian antar Tom dan Jerry. Rasa sakit yang dirasakan Tom, seperti bulunya yang rontok dan giginya rontok akibat ulah Jerry, hanya menjadikan bahan lelucuan saja.
Sesungguhnya jalan cerita dan adegan tidak akan terlihat menarik jika tidak ada musik yang mengaluninya. Biasa kita sebut dengan scorring. Musik yang ada di dalam film kartun biasanya musik-musik yang sudah sangat koherensif dengan adegan-adegan atau scene. Kita ambil contoh alunan musik disaat Tom mengejar-ngerjar Jerry, di dalam film Tom and Jerry. Begitu juga dengan film Ratatouille, dimana saat Remy mulai merasakan nikmatnya memasak, didukung oleh scorring yang indah. Dengan demikian, kita jadi ikut merasakan kebahagiaan yang Remy rasakan saat ia memasak. Dan biasanya film animasi 2D, khususnya film-film kartun garapan Disney, scorring yang ada adalah musik-musik musikal.
Seluruh unsur-unsur yang saya sebutkan diatas tidak akan jauh-jauh dengan animator itu sendiri. Dengan adanya teknik animasi berbasis 3D, membuat mereka lebih mudah menciptakan animasi itu sendiri. Berbeda dengan film kartun 2D yang masih menggunakan sketsa gambar, lalu sketsa gambar ini digerakkan satu persatu. Penggunaan sketsa gambar membutuhkan waktu yang lama, maka teknik animasi sel pun digunakan dalam penciptaan film kartun 2D.
Dari seluruh penjelasan diatas , disimpulkan bahwa film kartun animasi 2D dan film kartun 3D mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Di sini saya akan lebih memilih film kartun animasi 2D, karena bagi saya film kartun ini lebih asli kartun. Saya memilih film kartun 2D bukan berarti saya tidak suka film kartun 3D. Namun, keaslian image kartun hanya ada di film kartun 2D.