Monday, November 08, 2010

Siapa Sebetulnya Mark "Facebook" Zuckerberg?

THE King of Social Media. Begitulah situs jejaring sosial media Facebook sering disebut. Predikat itu tak salah.

Facebook rajanya situs jejaring sosial. Buktinya, sampai kini jumlah Facebooker -- sebutan untuk pengguna Facebook -- sudah mencapai lebih dari setengah miliar! Jumlah itu jauh lebih besar ketimbang rival terdekatnya, Twitter yang baru punya 190 juta pengguna. Angka pengguna Facebook juga lebih besar dibanding MySpace dengan 117,6 juta orang atau Friendster yang jumlah penggunanya sekitar 100 jutaan orang.

Jumlah angka pengguna yang membeludak ini menyebabkan Facebook menjadi salah satu laman paling ngetop di dunia. Alexa.com, laman pencatat ranking dan perekam lalu lintas internet global menempatkan Facebook sebagai laman kedua paling populer di dunia setelah Google. Di Indonesia, masih menurut Alexa, Facebook paling populer. Berada di atas Google.co.id, Google.com, dan Yahoo.com.

Kenapa laman ini menyerap begitu banyak orang? Jawabannya, karena Facebook bukan laman pertemanan biasa. Ketimbang media sosial lainnya, Facebook tergolong paling lengkap. Maklum, laman ini menggabungkan hampir semua jasa yang disediakan jejaring sosial. Bisa menjalin pertemanan, bergabung ke grup atau komunitas sosial, mengirim pesan pendek, mengunggah video dan foto, menulis blog, main game, dan memperbarui status.

Adalah si keriting Mark Elliot Zuckerberg (26) yang mengkreasi situs pertemanan paling populer sejagat ini. Mark lahir di Dobbs Ferry, New York pada 14 Mei 1984. Sejak kecil ia sudah gandrung pada segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi komputer. “Ketika berumur 10-11 tahun, aku punya teman yang menggunakan komputer Quantex 486DX dengan Processor Intel 486. Aku kemudian merengek agar minta diberikan komputer serupa. Begitu punya komputer, aku menghabiskan banyak waktu di depannya. Kemudian aku banyak membeli buku-buku komputer. Dari situ aku banyak belajar soal program komputer,” kata Mark.

Mark bersekolah di Ardsley High School, New York pada 1998 sampai 2000. Belum tuntas sekolahnya di situ, ia pindah ke Phillips Exeter Academy. Di sekolah ini akhirnya ia menyelesaikan SMA-nya, pada 2002. Di masa ini, Mark mulai memperlihatkan kejeniusannya. Ia pernah membuat Synapse, sebuah program perekomendasi musik dan software bernama Wirehog, sebuah aplikasi peer to peer (aplikasi yang menghubungkan antarkomputer via jaringan internet). Ia juga pernah menciptakan game untuk komputer.

Gara-gara sebuah proyek hacking yang digarapnya sukses besar, Mark kemudian ditawari dua perusahaan raksasa, Microsoft dan AOL. Banyak lulusan universitas di Amerika yang rela berbuat apa pun demi bekerja di perusahaan itu. Tapi tawaran pekerjaan itu ditampik oleh Mark. Alih-alih bekerja, Mark malah memilih kuliah di jurusan yang sama sekali jauh dari kegemarannya mengutak-atik komputer. Ia memilih jurusan psikologi di Universitas Harvard.

Toh, meski kuliah di jurusan psikologi, Mark terus berkutat dengan dunia komputer. Di Harvard, Mark bergabung dengan klub Alpha Epsilon Pi. Klub ini rajin membuat program komputer. Proyek perdananya adalah Coursematch. Ini laman khusus, di mana para mahasiswa bisa mengintip siapa saja mahasiswa yang mengambil kelas kuliah tertentu.

Awal Mula Facebook

Proyek Mark berikutnya, Facemash.com. Ini laman pemeringkatan foto-foto mahasiswa di Harvard. Para pengunjung bisa memberi stempel “keren” atau “jelek” foto seorang mahasiswa. Gara-gara laman ini, Mark jadi sosok terkenal di kampus. Nah, demi mendapatkan foto-foto yang berkualitas, Mark nekat membajak jaringan komputer di kampusnya untuk sekadar mendapatkan foto orang yang diinginkan. Ulahnya ini tertangkap basah pihak kampus. Facemash pun diblokir. Facemash termasuk laman yang umurnya paling pendek di dunia: cuma empat jam.

Tapi Mark tak menyerah. Pada 4 Februari 2004, bersama Dustin Moskovitz, Chris Hughes, dan Eduardo Saverin meluncurkan thefacebook.com. Nama The Facebook diinspirasi majalah terbitan kampus yang bernama The Photo Address Book atau sering disebut Facebook. Ini majalah buat mahasiswa baru Harvard, supaya mereka lebih mengenal kampus dan orang-orang Harvard. Isinya foto serta alamat dan nomor telepon para mahasiswa di Harvard.

Awalnya, thefacebook.com eksklusif untuk mahasiswa Harvard. Dua minggu setelah diluncurkan, separuh mahasiswa Harvard telah memiliki akun di thefacebook.com. Popularitas laman ini membuat mahasiswa universitas lain tertarik. Pada Maret 2004, Facebook diperluas ke Universitas Stanford, Columbia, dan Yale. Kemudian ke nyaris semua universitas di seluruh AS sampai Kanada.

Di musim panas 2004, Mark pindah ke Palo Alto, California. Sang kekasih, Priscilla Chan, diboyongnya pula. Di sana, bersama rekan-rekannya, Mark terus mengembangkan Facebook. Rencananya, Mark dan teman-temannya balik lagi ke Harvard pada musim gugur. Tapi rencana itu tidak pernah terwujud. Mark menetap di Palo Alto dan tak melanjutkan kuliahnya. Sementara sang kekasih tetap kembali ke kampus.

Di Palo Alto, Mark bersama kawan-kawannya menyewa sebuah rumah kecil. Inilah kantor pertama mereka. Di musim panas itu Mark juga bertemu dengan Peter Thiel, yang kemudian bersedia melakukan investasi di perusahaan baru itu. Thiel memberikan duit sebesar 500 ribu dollar -- dengan kompensasi mendapatkan saham di situs itu sebesar 5,2 persen. Uang itu, sebesar 200 ribu, kemudian digunakan untuk membeli domain Facebook.com. Sejak itulah thefacebook.com berubah menjadi Facebook.

Pada September 2005, Mark membuka jaringan Facebook untuk para siswa SMA. Tak berapa lama, Facebook juga membuka jaringan untuk para pekerja kantoran. Dan akhirnya pada September 2006 Facebook membuka pendaftaran untuk siapa saja yang memiliki alamat surel (surat elektronik) yang valid. Dari sinilah masa keemasan Facebook dimulai. Penggunanya pun mengalami kenaikan yang signifikan. Bagaimana kisah Mark membangun kerajaan Facebook, dituturkan sutradara David Fincher dalam film The Social Network yang kini tayang di bioskop. Mark punya sedikit kritik soal alur film itu. “Di film itu terkesan aku membuat Facebook demi menarik perhatian para cewek. Padahal tak seperti itu. Aku membikin Facebook karena aku senang membikin sesuatu. Itu saja. Film tersebut terlalu banyak fiksi. Mereka membangun cerita dengan bagus. Tapi, hidupku tak sedramatis itu,” bilang Mark yang mengaku ateis.


Jadi Triliuner Di Usia Muda
Sukses besar Facebook membuat Mark menjadi sosok triliuner muda. Majalah Forbes menempatkannya di urutan ke-35 dalam daftar orang paling kaya Amerika Serikat dengan jumlah kekayaan 6,9 miliar dollar AS atau sekitar 69 triliun rupiah! Sementara, Facebook ditaksir punya nilai sekitar 15 milliar dollar AS (150 triliun).

Tak heran Mark jadi jutawan. Setiap tahunnya, Facebook mendulang duit dalam jumlah banyak. Tahun 2009 lalu saja, laman jejaring sosial ini diperkiran mendulang 700 sampai 800 juta dollar (sekitar 7-8 triliun). Ini estimasi paling minim. Menurut banyak pakar keuangan, diperkirakan jumlah keuntungan riilnya lebih besar daripada angka ini. Soal pendapatan, Facebook memang tertutup. Maklum, mereka perusahaan privat. Beda dengan perusahaan publik yang biasanya dikenakan kewajiban melaporkan keuangan publik secara terbuka.

Pertanyaannya, dari mana Facebook mendapatkan uang? Pendapatan paling besar dari iklan. Sebagai laman jejaring sosial dengan pengguna lebih banyak daripada penduduk AS, pastilah Facebook jadi tempat yang tepat buat beriklan. Iklan ini biasanya terdapat di sebelah kanan Facebook. Iklan ini kabarnya mengeruk keuntungan 250-300 juta dollar (sekitar 2,5-3 triliun) pertahun. Ada juga pendapatan dari engagement ads, yang mencapai 100 juta dollar (sekitar 1 triliun). Tak cuma itu, Microsoft -- yang juga memiliki saham di Facebook -- juga menjadi pengiklan tetap di Facebook. Tahun 2009 lalu, Microsoft mengeluarkan uang lebih dari 50 juta dollar untuk beriklan di Facebook. Pendapatan lainnya dari Facebook Gifts dan virtual goods account sebesar 30-50 juta dollar (300-500 miliar).

Kendati punya harta kekayaan yang tak habis sampai 7 turunan, Mark hidup sederhana. Tak ada hidup bermewah-mewah ala jetset. Rumah yang ditinggalinya di Palo Alto amat sederhana. Itu pun bukan rumahnya sendiri, tapi rumah kontrakan. Mark tinggal di rumah tersebut dengan pacarnya, Priscilla Chan yang berdarah China. Di rumah itulah kini Mark sedang serius belajar bahasa China setiap hari. Itu adalah persiapan Zuckerberg untuk melawat China akhir tahun ini bersama pacarnya.
Penampilannya pun tak berlebihan. Kemana-mana ia selalu menggunakan celana jeans, kaus oblong dan sandal. Saat presentasi besar pun, Mark terkadang masih menggunakan sandalnya. Gaya santai juga ditularkan Mark di markas besar Facebook. Mereka juga tak perlu berpakaian rapi. Celana pendek dan sandal jepit adalah kostum harian mereka di kantor. Para pegawai bekerja sambil melakukan kegiatan favoritnya: ada yang bermain gitar, bersepeda, main pesawat kontrol, atau bergoyang ditemani musik racikan seorang DJ.

Ketimbang bermewah-mewah, Mark menggunakan uangnya untuk membantu sesama. Belum lama ini ia mendonasikan duit sebesar 100 juta dollar AS (sekitar 1 triliun) kepada sebuah sekolah di Newark, New Jersey. Di Amerika sana, donasi Mark ini tercatat sebagai yang terbesar yang pernah disumbangkan seseorang. Hebat, kan!

(bin/ade)

Source : Tabloid Bintang

No comments:

Post a Comment

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter