Kenakalan Anak
Apabila arti kenakalan anak disimpulkan dari contoh-contoh dan keluh-kesah para orang tua mengenai anak-anak mereka, maka kenakalan anak diartikan sebagai salah satu tingkah laku anak yang menimbulkan persoalan bagi orang lain. Akan tetapi perumusan ini masih amat luas sehingga masih bisa dipersempit lagi menjadi 2 macam sifat kenakalan, berdasarkan ringan atau beratnya akibat yang ditimbulkan, yaitu: kenakalan semu dan kenakalan nyata.
Kenakalan Semu
Kenakalan semu merupakan kenakalan anak yang tidak dianggap kenakalan bagi pihak ketiga selain orang tua mereka. Menurut penilaian pihak ketiga yang tidak langsung berhubungan dengan si anak, tingkah laku anak tersebut apabila dibandingkan dengan anak sebaya di sekitarnya, walaupun agak berlebihan tetapi masih berada dalam batas-batas kewajaran dan nilai-nilai moral.
Walaupun dalam pandangan orang ketiga, kenakalan semu masih berada dalam batas-batas nilai normal dan nilai-nilai moral, namun kenakalan ini dinilai telah melewati batas kesabaran orang tua serta batas sensitivitas orang yang telah memberi penilaian. Hanya karena keterbatasan pengetahuan, menyebabkan timbulnya kekesalan, kekhawatiran dan kemarahan terhadap anak yang bertingkah laku nakal.
Sebagai contoh: Seorang anak yang selalu merusak barang/mainannya sendiri sejak kecil.
Wajar saja apabila orang tua anak tersebut khawatir akan sikap anaknya dan takut kalau kelak anak tersebut akan menjadi perusak.
Akan tetapi kekhawatiran itu akan jadi salah apabila karena "ulah" anaknya, orang tua jadi melakukan penekanan-penekanan pada sang anak. Bisa jadi akibat penekanan-penekanan yang dialaminya sewaktu kecil sang anak betul-betul menjadi seorang perusak saat ia besar nanti.
Sebenarnya kenakalan anak tidak perlu menimbulkan kekhawatiran orang tua karena justru kekhawatiran yang tidak pada tempatnya dan berlebih akan membawa pengaruh buruk bagi perkembangan anak dalam jangka panjang. Kekhawatiran-kekhawatiran yang ditunjukkan orang tua pada anaknya akan diartikan sebagai penekanan atau penolakan. Sehingga untuk mempertahankan dirinya, sang anak akan melakukan usaha dengan mempertahankan kelakuan nakalnya sebagai reaksi dari aksi yang dilakukan orang tuanya.
Kenakalan Nyata
Kenakalan nyata ialah tingkah laku anak yang dinilai melanggar nilai-nilai sosial dan nilai-nilai moral, sehingga dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Tingkah laku ini sering mengkhawatirkan dan menimbulkan kegelisahan orang tua. Salah satu contoh yang sering kita jumpai sehari-hari ialah anak yang sering berbohong atau mencuri.
Apabila tingkah laku itu dilakukan anak yang masih berumur kurang dari 6 tahun, tidak perlu dikhawatirkan karena mungkin hanya disebabkan oleh kurangnya pendidikan pra sekolah. Anak belum mengetahui bahwa ia tidak boleh mengambil sesuatu milik orang lain, tanpa persetujuan pemiliknya. Hal itu mugkin terjadi karena pendidikan yang diberikan kepada anak lebih menitikberatkan pada milik bersama ketimbang hak milik perorangan. Karena itu sebaiknya sejak kecil anak diajarkan untuk mempunyai beberapa benda pribadi yang harus disimpannya sendiri dan tidak boleh diganggu-gugat oleh kakak atau adiknya. Bahkan orang tuanya pun harus memperlihatkan sikap menghormati milik pribadi sang anak. Bila perlu, maka harus meminta izin, pinjam pada si anak dengan demikian secara tidak langsung sang anak akan dapat mengetahui batasan-batasan milik bersama, milik keluarga atau miliknya sendiri.
Berbohong yang dilakukan anak kecil, juga bisa disebabkan beberapa kemungkinan. Misalnya karena anak belum bisa menggunakan kemampuan bahasa secara tepat sebagaimana pada orang dewasa. Seringkali si anak dianggap sebagai pembohong karena jawaban atas pertanyaan yang diakukan kepadanya tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Padahal sebenarnya telah terjadi kesalahpahaman antara anak dengan orang dewasa. Tanpa disadari kesalahpahaman ini terjadi karena kekurangpengertian anak terhadap perkataan orang dewasa dan sebaliknya. Hal ini dapat diatasi dengan selalu memberikan contoh atau berbuat sesuatu sesuai dengan yang diucapkan.
Sebenarnya persoalan-persoalan kenakalan ini, baik semu maupun nyata dapat saja diatasi dengan mudah, dengan syarat mau lebih menggali pengetahuan yang lebih mendalam mengenai perkembangan anak kita dan potensi kemampuan-kemampuan anak yang akan berkembang hingga terwujud kelak. Singkat kata, perhatian dan kasih sayang orang tua sangat diperlukan seorang anak untuk membentuk kepribadiannya dalam masa pertumbuhan. Dengan demikian dapat tercipta kepribadian yang selaras dengan nilai-nilai sosial dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Let's Share Knowledge... Lebih Baik Hidup Dengan Banyak Warna, Dari Pada Hidup Dengan Satu Warna!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
FanPage Taste Of Knowledge
Popular Posts
-
Sejak lahir, bocah asal Cikarang ini tak punya alat kelamin. Akibatnya, kencingnya tak terkontrol. Dewa penolong baru datang setelah ia beru...
-
Berikut ini adalah ulasan untuk menambah kecepatan komputer kita. Untuk menambah kecepatan komputer kita bisa dilakukan dengan pemeliharaan ...
-
Sinema Wajah Indonesia, Hadirkan Konten Tayangan Yang Lebih Indonesia Program ini merupakan rangkaian produksi dan penayangan film televisi...
-
Hai pengguna jagad maya seluruh dunia… bagaimana perasaan kalian jika kalian lagi pada galau? Memang lagi galau, sengaja pengen galau, ingin...
-
Special Trans TV Belajar Indonesia (Trans TV) Belajar Indonesia adalah sebuah Program TV yang mengangkat cerita tentang seseorang warga neg...
No comments:
Post a Comment