Sunday, June 22, 2014

MakassarTa' Tidak Rantasa'

Sepanjang jalan dr rumah menuju pusat kota disuguhi pemandangan kerja bakti massal. Jalan protokol hingga lorong, warga tinggal mengumpul sampah yg selanjutnya akan diangkut oleh trailer roda 3 maupun truk sampah. Bisa dibilang cukup berhasil mengingat (setahu saya) himbauan dr walikota hanya bersifat surat terbuka dan disampaikan melalui mesjid2 kelurahan setempat, namun berhasil membuat gerakan massive dr masyarakat.

Tadi pagi hampir semua jalan yang saya lewati banyak orang-orang yang yang turun kejalan yang membawa peralatan untuk membersihkan dari sapu hingga skop untuk membersihkan jalan dan got beserta rumput-rumput liarnya, entah dari mana orang-orang itu tapi dilihat dari seragam yang dipakai mungkin orang-orang yang turun kejalan untuk membersihkan dari instansi pemerintah ataupun bisa juga dari swasta.

Dan kalau tidak salah semalam waktu membaca koran ada semacam himbauan kepada seluruh masyarakat baik pemerintah dan swasta serta masyarakat umum lainnya dihimbau untuk turun kejalan dilingkungan masing-masing untuk membersihkan lingkungan tempat tinggal sekitar rumah dan tempat fasilitas umum lainnya pada hari Ahad (22/6/2014).

Pemerintah kota Makaasar ternyata menggalakkan suatu program yang namanya sesuai judul diatas "Gerakan MakassarTa Tidak Rantasa" bagi yang awam atau tidak mengetahui makna dan arti "Rantasa" artinya kurang lebih begini Kotor atau Jorok, gerakan ini adalah satu program walikota Makassar yang sudah dicanangkan pada Ahad kemarin (15/6/2014) bersama ribuan masyarakat dan pemerintah kota bersama stakholder lainnya di Gedung serba guna CCC.

Gerakan ini perlu diapresiasi dan didukung penuh serta berupaya bersama-sama menggalakan program ini yang bukan sebatas wacana dan kerja yang setengah hati apalagi hanya panas-panas tai ayam di awal periode pemerintahan walikota baru.

Tahun lalu Makassar sempat mendapatkan piala Adipura dan tahun ini Makassar gagal mempertahankannya meskipun secara pribadi piala Adipura kemarin mungkin hanya faktor keberuntungan saja yang entah dari mana Tim penilai menilai aspek-aspeknya sehingga Makassar bisa mendapatkan Piala Adipura kemarin ataukah juga mungkin karena loby mantan walikota kemarin yang ingin meninggalkan kesan yang baik di akhir periodenya.

Harapan dari program ini mudah-mudahan terus berjalan secara kontinyu dan dijalankan secara konsisten serta membangun pondasi yang kuat serta program yang jelas berikut fasilitas penunjang dan sarana yang memadai dan membangun karakter serta penyadaran penuh terhadap seluruh masyarakat secara sabar tanpa terburu-buru ingin mendapatkan hasil secara instan, soal piala Adipura itu bukanlah tujuan dan tujuan utama adalah untuk membangun kesadaran untuk tidak "Rantasa".

Bahkan bila perlu KeRantasan ini diartikan secara luas yang bukan hanya sebatas mengartikan Rantasa itu sampah yang berserakan atau kanal dan got yang penuh sampah, tapi juga harus membersihkan KeRantasan di instansi-instansi pemerintah seperti perilaku jorok korupsi, suap menyuap, pakappala tallang dalam berbagai bentuk pengurusan administrasi sehingga yang dikatakan Good Governmant benar-benar terealisasi.

No comments:

Post a Comment

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter