Friday, January 13, 2012

Mobil Gas Prototipe UGM

Keinginan untuk menghasilkan sebuah mobil yang hemat bahan bakar, belakangan ini banyak dilakukan berbagai pihak, termasuk di Indonesia. Hal itu juga sesuai dengan program Pemerintah dalam mempropagandakan penggunaan energi terbarukan. Apalagi, bahan bakar bensin bersubsidi hanya akan ditujukan untuk sepeda motor dan mobil berplat kuning, mulai bulan April 2012 mendatang.

Oleh karenanya, apa yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, yang mengembangkan prototipe mobil berbahan bakar gas yang lebih ramah lingkungan, patut diacungi jempol. Namun, mahalnya harga konverter menjadi hambatan dalam pengembangan mobil ini.

Konverter ini dibutuhkan sebagai piranti pengubah bahan bakar yang akan dipakai oleh sebuah mobil. Maklumlah, mobil yang dipergunakan dalam riset ini masih menggunakan mesin bensin. Jadi keberadaan konverter ini nantinya akan memberikan opsi pada para pengendaranya, saat ingin menggunakan bahan bakar minyak atau gas.

"Pengembangan prototipe konverter gas ke bensin untuk mobil ini masih harus disempurnakan timnya," tegas ketua Tim Mobil Penelitian Gas UGM, Jayan Sentanuhady. Selain mobil, ada beberapa tipe lain yang dikembangkan, yaitu konverter untuk hidrogen, mesin diesel, dan untuk sepeda motor. Sementara konverter ini sudah dikembangkan sejak tahun 2009 lalu.

Cara kerja konverter pada mobil gas UGM sebenarnya cukup sederhana. Berawal dari tabung gas bertekanan 200 bar yang diletakkan di jok belakang mobil, selanjutnya gas tersebut disalurkan ke bagian mesin di depan. Melalui konverter yang ada, tekanan bisa diturunkan menjadi 2 - 3 bar sebelum akhirnya masuk ke bagian injeksi gas dan manipol.

"Prinsipnya sederhana, karena tenaga gas bisa di-switch dengan bensin ketika mobil berjalan," urai dosen Jurusan Teknik Mesin dan Industri UGM ini.

Inovasi pemanfaatan konverter gas menurut Jayan akan ramah lingkungan, karena emisi gas buangnya lebih bersih dari pada bensin. Selain ramah lingkungan, dari sisi harga pemanfaatan gas juga lebih murah 40 - 45% dibandingkan bensin. Hanya saja untuk tabung gas selama ini memang masih diperoleh secara terbatas di beberapa tempat seperti di Jakarta, Palembang, dan Surabaya, tandas Jayan.

"Karena masih prototipe, harga konverter ini masih relatif mahal. Tapi apabila prototipe konverter gas ini telah melalui tahap standardisasi konverter kit dan perawatan maupun uji ketahanan mesin, bisa ditindaklanjuti oleh kalangan industri. Dengan demikian bisa segera dimanfaatkan masyarakat luas," pungkas Jayan. (kpl/vin)

Source : Yahoo! Indonesia

No comments:

Post a Comment

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter