FACEBOOK Dan Kesenangan-Kesenangannya!
Jika akun-akun itu adalah manusia dan Facebook sebuah negara, berarti Facebook jadi negara berpenduduk terbesar ketiga setelah China dan India. Jika di rata-rata, satu dari 4 pengguna Internet pasti punya Facebook dan aktif berselancar di situs itu.
Facebook telah jadi entitas yang menentukan abad informasi teknologi kita. Mengutip tulisan Dan Fletcher di majalah Time, jika Microsoft membuat komputer jadi gampang digunakan siapa saja; Google membantu kita mencari data di rimba raya dunia maya; You Tube menghibur kita; Nah, Facebook punya keuntungan dibanding situs lain: memantik sisi emosional penggunanya. Facebook membuat kita tersenyum, takut, dan macam-macam perasaan lain kala melihat foto-foto yang diunggah orang, membuat kita mengecek dengan rasa ingin tahu apa status kita dikomentari orang atau tidak, terkekek-kekek melihat tampang kawan lama yang baru ketemu di dunia maya, bahkan ada yang minta waktu sebentar saat menikah untuk mengganti status jadi “menikah”.
Pendek kata, Facebook telah jadi bagian hidup banyak penduduk bumi—termasuk Anda, saya, kita.
Meski klise, patut dikatakan lagi Facebook sejatinya cuma alat. Ibarat pisau, bisa dipakai membunuh orang atau mengiris bawang. Facebook punya dua sisi baik-buruk tergantung penggunanya. Ada yang dapat untung dengan berjualan di Facebook, ada yang menggunakan untuk menipu orang.
Ya, Facebook memang memikat. Tinggal bagaimana kita memakainya, jadi berguna atau justru membawa petaka.
Sekian Dan Terima Kasih...
TWITTER Dan Kekecewaan-Kekecewaanya!
Tiba-tiba bahasa menjadi penting lagi. Belum pernah rasanya kita begitu peduli pada cara orang untuk mengungkapkan sesuatu dibanding dengan yang terjadi pada era-Twitter sekarang ini. Etika-etika baru pun bermunculan, tanpa tertulis, namun seolah dengan serta-merta disepakati bersama, dan barang siapa yang melanggarnya akan mendapat semacam sanksi sosial: dikucilkan, dijauhi dan dihindari dari pergaulan, dengan cara di-mute atau di-unfollow. Selamat datang di dunia baru, yang lebih nyata dan lebih “demanding” dari kehidupan yang sehari-hari kita jalani.
Bagaimana ilmu komunikasi menjelaskan, betapa dunia yang dibangun dengan hanya 140 karakter itu bisa begitu mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan manusia modern, dan melahirkan budaya-budaya baru yang bahkan kurang dari sepuluh tahun yang lalu belum terbayangkan?
Dalam Kehidupan Nyata, Cara kumpul-kumpul itu sebagai Kopdar Budaya. Kopdar itu kopi darat, alias perjumpaan antarteman yang sebelumnya hanya saling mengenal di “udara”. Sedangkan budaya, ah, pasti itu sebuah sikap parodis agar terdengar sedikit lucu, padahal bisa jadi kami sebenarnya memang orang-orang yang “seserius” itu, atau bahkan mungkin “segaring” itu, apa boleh buat!
Yang jelas, kumpul-kumpul Kopdar Budaya itu berlangsung seru, riang, dan cerah.
Sekian Dan Terima Kasih...
Let's Share Knowledge... Lebih Baik Hidup Dengan Banyak Warna, Dari Pada Hidup Dengan Satu Warna!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
FanPage Taste Of Knowledge
Popular Posts
-
Sejak lahir, bocah asal Cikarang ini tak punya alat kelamin. Akibatnya, kencingnya tak terkontrol. Dewa penolong baru datang setelah ia beru...
-
Sinema Wajah Indonesia, Hadirkan Konten Tayangan Yang Lebih Indonesia Program ini merupakan rangkaian produksi dan penayangan film televisi...
-
Berikut ini adalah ulasan untuk menambah kecepatan komputer kita. Untuk menambah kecepatan komputer kita bisa dilakukan dengan pemeliharaan ...
-
Hai pengguna jagad maya seluruh dunia… bagaimana perasaan kalian jika kalian lagi pada galau? Memang lagi galau, sengaja pengen galau, ingin...
-
Special Trans TV Belajar Indonesia (Trans TV) Belajar Indonesia adalah sebuah Program TV yang mengangkat cerita tentang seseorang warga neg...
No comments:
Post a Comment