CALIFORNIA - Para peneliti di Department of Energy (DOE) Amerika Serikat (AS) Lawrence Berkeley National Laboratory (Berkeley Lab) mengusulkan untuk melakukan pengembangan sumber energi baru yang bersih.
Mereka akan melakukan tes pada pembangkit listrik di tahun depan. Jika semuanya berjalan dengan baik, maka AS akan memiliki metode baru untuk memproduksi listrik di dasar bumi. Pendekatan ini juga akan berkontribusi untuk mengurangi dampak teknik produksi pada lingkungan.
Tim Berkeley Lab mengembangkannya dengan cara menciptakan arus listrik dari panas bumi, dengan menggunakan karbon dioksida (CO2). Saat ini gas rumah kaca yang berbahaya sedang dipancarkan dalam jumlah besar pada pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil.
Menurut tim peneliti, instrumen tes pertama akan berlangsung di sebuah lapangan yang berlokasi di Cranfield, Mississippi, di awal tahun 2012. Mereka akan membangun pembangkit listrik di dalam kontainer pengiriman dan mereka juga berperan dalam menguji dan melihat apakah proses teknologi yang dikembangkan oleh kelompok ini bekerja atau tidak. Demikian seperti dikutip Softpedia, Selasa (9/8/2011).
Produksi listrik dengan cara ini sangat netral dan ramah lingkungan, pendekatan terbaru juga akan memberikan kontribusi yang cukup untuk menghilangkan efek pemanasan global yang menyebabkan karbon dioksida dari atmosfer.
Salah satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan menyimpan gas bawah tanah yang berbahaya. Pendekatan baru yang dikembangkan dengan dana dari DOE juga mengusulkan mekanisme untuk menyimpan CO2. Komponen proyek juga akan diuji di tahun depan.
"Ini adalah proyek pertama yang dimaksudkan untuk mengubah panas bumi dan CO2 menjadi listrik yang berguna," jelas Freifeld Barry Pemimpin penelitian dan Sciences Division mechanical engineer di Berkeley Lab.
Dia menjelaskan teknik yang bergantung pada suntikan CO2 ke lapisan kerak bumi dengan kedalaman lebih dari 3,2 kilometer, yang dipanaskan dengan suhu rata-rata sekira 125 derajat Celcius dapat membuat gas memasuki keadaan superkritis.
Setelah konversi terjadi, kimia tersebut kemudian ditarik kembali ke permukaan, dan diletakan di sebuah turbin yang mampu menghilangkan panas, serta mengubahnya menjadi listrik.
Setelah ini dilakukan, karbon dioksida dimasukan kembali kedalam tanah dan siklus tersebut berulang kembali. Seiring waktu berlalu, semakin banyak barang yang akan tetap terjebak di dalam tanah dan jumlah baru akan ditambahkan untuk menjaga sistem berjalan dengan lancar.
"Karbon penyimpanan membutuhkan banyak kekuatan seperti pompa dan kompresor besar. Kami mungkin dapat menurunkan biaya dengan menghasilkan listrik di samping, "simpul Freifeld.
Source : Techno Okezone
No comments:
Post a Comment