Sunday, January 06, 2013

Vaksin Terapeutik Mampu Mengerem Virus HIV

Tim peneliti dari Spanyol mengatakan bahwa kelompok peneliti itu telah mengembangkan virus vaksin terapeutik yang sementara dapat mengerem pertumbuhan virus HIV pada pasien yang terinfeksi.
Vaksin berdasarkan sel kekebalan yang terpapar HIV telah dilemahkan dengan cara dipanaskan. Ini diuji pada kelompok 36 orang yang membawa virus tersebut dan hasil yang terbaik belum dicatat untuk perawatan semacam ini.
"Apa yang kami lakukan adalah memberikan instruksi kepada sistem kekebalan tubuh sehingga bisa belajar untuk menghancurkan virus yang tidak melakukannya secara alami," kata salah satu tim ilmuwan di Klinik Rumah Sakit Universitas Barcelona, Felipe Garcia.
Vaksin terapeutik, tembakan yang merawat suatu penyakit yang sudah ada daripada mencegahnya. Itu aman dan menghasilkan penurunan dramatis dalam jumlah virus HIV yang terdeteksi pada beberapa pasien, kata sebuah studi yang dipublikasikan pada hari Rabu di Medicine Translation Sain.
Setelah 12 minggu melakukan persidangan, viral load HIV yang menurun lebih dari 90 persen di antara 12 orang dari 22 pasien yang menerima vaksin.
Hanya satu di antara 11 pasien yang menerima suntikan vaksin kontrol tanpa mengalami hasil yang serupa.
Setelah 24 minggu efektivitas mulai menurun, 7 dari 20 pasien yang tersisa menerima vaksin menikmati penurunan sama dalam viral load. Tidak seorang pun dalam kelompok kontrol dari 10 pasien mengalami seperti penurunan virus.
Vaksin kehilangan efektivitasnya setelah satu tahun ketika pasien harus kembali ke kombinasi terapi rutin anti retroviral.
Para peneliti mengatakan hasil yang serupa dengan yang dicapai obat anti retroviral tunggal yang digunakan untuk memblokir pertumbuhan HIV.
Vaksin ini memungkinakan pasien untuk hidup sementara tanpa mengambil beberapa obat setiap hari yang menciptakan kesulitan bagia pasien.
"Penelitian ini membuka jalan untuk studi tambahan dengan tujuan akhir untuk mencapai penyembuhan fungsional, pengendalian repilkasi HIV untuk waktu yang lama atau seluruh hidup tanpa anti retroviral," kata seorang peneliti seperti dilansir channel news asia, Ahad (6/1/2013). (ADT/IGW)

No comments:

Post a Comment

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter