Friday, March 16, 2012

Tren Film Digital Menggeser Seluloid


TEMPO.CO, Jakarta - Era film digital kini telah masuk ke Indonesia dan segera menggeser seluloid. Selain berbiaya murah, tren film digital ini mampu memudahkan proses distribusi film seluloid (film dengan pita) yang tidak efisien. Biaya menggandakan film seluloid terbilang mahal, hingga Rp 13 juta.

Direktorat Jenderal Nilai Budaya dan Seni (NBSF), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ukus Kuswara, mengatakan akan membidik ladang ini sebagai target maksimal tahun ini. “Dengan adanya pergeseran itu, banyak sekali peluang usaha yang bisa tercipta,” ujarnya dalam bincang bersama wartawan di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Jumat, 16 Maret 2012.

Hingga Maret ini, telah tercatat sebanyak 24 produksi film yang naik layar. Dengan kehadiran tren film digital, Ukus yakin akan mencapai target maksimal tahunan dengan produksi 100 karya film. “Sekarang ini ada 172 bioskop. Anggaran untuk film pun prosentase tahun ini kami bidik sebesar 23,7 persen. Ini anggaran kedua terbesar setelah pengembangan seni pertunjukan dan musik sebesar 30,32 persen,” katanya.

Selain berdampak positif, tren ini pun akan menuai kontroversi di kalangan pelaku film seluloid. Lahan kerja bagi pekerja film seluloid, seperti pengantar film dan jasa teknik film, akan teriak. “Hal itu pastinya tidak terhindarkan,” katanya.

Demi target itu, Ukus mengatakan akan membentuk sebuah badan independen perfilman Indonesia. Badan yang akan difasilitasi pemerintah itu diharapkan rampung tahun ini. “Fungsi badannya nanti melaksanakan Festival Film Indonesia, mempromosikan Indonesia sebagai lokasi syuting film, one stop service, dan mengembangkan tren film digital,” katanya. Ukus mengatakan badan ini tidak akan berbentrokan dengan BP2N.

Source : Www.Tempo.Co

No comments:

Post a Comment

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter