Sunday, July 28, 2013

Sejarawan Universitas Harvard - Penjelajah Bumi Pertama Adalah Putera Melayu

Menurut sejarawan Dr. Joyce Chaplin, sebenarnya, orang pertama yang berkeliling dunia kemungkinan adalah seorang pria Muslim asal Melayu yang bernama Enrique de Malacca atau dikenal sebagai Panglima Awang.

Sejarawan dan Profesor di Universitas Harvard, Dr. Joyce E. Chaplin (courtesy photo).  



Enrique de Malacca, nama yang diberikan tuannya Ferdinand Magellan ini, dikenal di kawasan Nusantara masa itu sebagai Panglima Awang, yang disebut-sebut berasal dari Sumatera atau Malaka. Enrique menyertai Magellan dalam semua penjelajahannya, termasuk pelayaran dari tahun 1519 hingga 1521, yang didanai Raja Spanyol, untuk mencari rempah-rempah.

Magellan meninggalkan Spanyol dengan konvoi lima kapal dan 270 kelasi, namun hanya satu kapal dan 35 pelaut yang berhasil kembali ke Spanyol. Magellan sendiri terbunuh di Filipina, sementara Enrique de Malacca alias Panglima Awang ini, akhirnya berhasil mencapai kembali tanah Malaka, melengkapi lingkar kembaranya.

Jelajah bumi di kemudian hari menjadi lebih mudah diarungi, ujar Chaplin: “Menjelang abad 19, perjalanan menjelajah dunia lebih mudah. Kapal uap, Terusan Suez, dan segala fasilitas yang membantu,   menyebabkan orang bepergian dengan rasa aman. Terdapat persepsi baru bahwa orang biasa dapat melakukannya.”

Jelajah bumi terasa lebih aman masa itu, jelas Chaplin, karena imperialisme Barat, seperti Inggris, Belanda, Prancis, Portugal dan Spanyol, mendirikan koloni di berbagai teritori di seluruh dunia sebagai penyedia fasilitas.

Chaplin menguraikan lebih jauh: "Kini penjajahan telah lenyap, kita hidup pada masa de-kolonisasi, sebagaimana mestinya, itu berarti bagian-bagian dunia yang semula diawasi imperialisme, kini tidak lagi,  dan keadaan menjadi lebih berbahaya bagi orang-orang Barat untuk bepergian. Tidak berarti situasi menjadi lebih baik atau lebih buruk; hanya berbeda saja.”

Dewasa ini, jelajah bumi mencakup alam raya, ramai pula diikuti insan aneka bangsa, pria dan wanita. “Pernah seorang astronot Muslim, dari Malaysia melakukan orbit selama bulan suci Ramadan, dan majelis ulama  bersama  tim ilmuwan menyusun sebuah pedoman untuk menentukan arah kiblat dan berapa jam masa berpuasa semestinya. Kedua hal ini amat sulit ditentukan saat  melakukan orbit bumi," demikian ungkap Chaplin.

Sembilan astronot Muslim telah mengangkasa, dengan yang terakhir Dr. Sheikh Muszaphar Shukor, berekspedisi dalam pesawat Soyuz TMA-11 ke Stasiun Antariksa Internasional,  kerjasama antara kedua pemerintah Malaysia dan Rusia.

Sheikh Muszaphar meluncur ke antariksa tanggal 10 Oktober, 2007 dan kembali ke bumi 11 hari kemudian. Dia merayakan Idulfitri di Stasiun Antariksa tanggal 13 Oktober dengan makan sate dan kue-kue bersama dua koleganya, astronot Rusia, Yuri Ivanovich Malenchenko, dan astronot perempuan Amerika, Peggy Annette Whitson.

Dr. Joyce E. Chaplin, penulis buku  “Round About the Earth: Circumnavigation from Magellan to Orbit,”  yang diterbitkan tahun lalu oleh penerbit Simon & Schuster ini, adalah dosen di Jurusan Sejarah, Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts.

Pernah menyandang gelar “Fulbright Scholar,” dia telah mengajar di lima universitas di dua benua dan di sebuah pulau, serta pada sebuah program kajian maritim di Samudera Atlantik. Seperti karya yang telah ditulisnya ini, dia gemar membahas  topik-topik yang berkenaan dengan persilangan manusia dan alam. 

No comments:

Post a Comment

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter