JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana migrasi teknologi kartu debet dan ATM dari magnetik ke chip terkendala banyak hal. Selain masalah kesiapan bank dan perusahaan penyedia perangkat teknologi, proses modernisasi alat pembayaran menggunakan kartu ini ternyata juga terhambat rendahnya pemahaman para nasabah.
Sejatinya, kendala dari sisi nasabah tersebut di luar prediksi. Awalnya, para bankir dan Bank Indonesia (BI) sangat yakin, migrasi akan cepat menuai respons dari para nasabah lantaran teknologi mutakhir itu memberikan keamanan lebih tinggi dalam bertransaksi.
Salah satu yang mengalami kendala dari sisi kesiapan nasabah adalah Bank Mandiri. Kresno Sediarsi, Managing Director Teknologi dan Operasional Bank Mandiri, menuturkan, dari segi teknis Mandiri sangat siap melakukan konversi. Sistem teknologi dan mesin ATM maupun EDC
Mandiri sudah mampu mengakomodasi teknologi chip. Namun, banyak nasabah yang belum mengetahui akan ada pergantian tersebut. Ini menyulitkan manajemen menarik dan mengganti kartu ATM yang sudah beredar.
"Kami sebetulnya sudah memasang pengumuman di layar ATM, tapi sepertinya tidak semua nasabah memperhatikan," kata Kresno. Mandiri sudah mengirimkan surat pemberitahuan ke nasabah. “Tapi kan tak bisa terus-terusan juga. Nanti nasabahnya malah kesal," ujarnya.
Lain lagi dengan CIMB Niaga. Bank milik investor asal Malaysia ini belum berencana menerbitkan kartu chip. "Kami masih menunggu terbitnya peraturan BI," kata Ferdy Sutrisno, Direktur Ritel dan Perbankan Syariah CIMB Niaga, Jumat (11/2/2011). Per 31 Januari lalu, jumlah kartu ATM CIMB Niaga mencapai 2 juta kartu.
Meski masih menunggu aturan BI, CIMB Niaga mengaku sudah menyiapkan teknologi dan sistem pendukung konversi, seperti ATM dan EDC.
Standar Operasional
Sementara Bank Permata, yang terlibat pilot project migrasi sejak 2009 silam, mengungkapkan, dari 1 juta lebih kartu ATM Permata, belum ada yang dikonversi. Saat ini bank patungan Astra Internasional dan Standard Chartered ini masih dalam tahap pengujian dengan pihak terkait. Seperti vendor aplikasi EDC dan ATM serta pengelola jaringan mesin ATM.
Menurut Bianto Surodjo, Head Wealth Management, Retail Liability Product & e-Channel Bank Permata, koordinasi antara perbankan, switcher dan vendor untuk menciptakan standar operasional konversi ini tidak mudah. "Soalnya, tiap stakeholder memiliki pandangan, pengalaman, kepentingan maupun platform teknologi informasi yang berbeda," kata Bianto.
Catatan saja, BI akan memulai migrasi kartu ATM awal April 2011 mendatang. Bank sentral berharap, di tahun 2016 seluruh bank sudah menancapkan chip pada kartu debet/ATM. Selama proses perpindahan, BI tidak akan mengenakan sanksi bagi perbankan yang belum siap. (Bernadette Christina Munthe/Kontan)
Source : Kompas.Com
Let's Share Knowledge... Lebih Baik Hidup Dengan Banyak Warna, Dari Pada Hidup Dengan Satu Warna!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
FanPage Taste Of Knowledge
Popular Posts
-
Sejak lahir, bocah asal Cikarang ini tak punya alat kelamin. Akibatnya, kencingnya tak terkontrol. Dewa penolong baru datang setelah ia beru...
-
Sinema Wajah Indonesia, Hadirkan Konten Tayangan Yang Lebih Indonesia Program ini merupakan rangkaian produksi dan penayangan film televisi...
-
Berikut ini adalah ulasan untuk menambah kecepatan komputer kita. Untuk menambah kecepatan komputer kita bisa dilakukan dengan pemeliharaan ...
-
1. Indonesia’s Got Talent - IGT (Talent Show, Indosiar) --- Ter-Favorit 2. Cinta Fitri Season 6 (Sinetron, MD Entertainment, SCTV) --- Runne...
-
Hai pengguna jagad maya seluruh dunia… bagaimana perasaan kalian jika kalian lagi pada galau? Memang lagi galau, sengaja pengen galau, ingin...
No comments:
Post a Comment