Friday, February 18, 2011

Twitter Sebagai Alat Membentuk Mood

Jakarta - Ada sebuah joke, yang setiap kali dilontarkan, selalu membuat saya meringis. Antara percaya dan sebal. "Jangan nonton berita pagi di televisi, kecuali kamu ingin mood kamu rusak sepanjang hari".

Tidak sepenuhnya salah, meski tentu saja guyonan ini juga tidak selalu benar atau cocok untuk semua orang. Yang saya tahu, energi itu menular. Emosi, dengan cara tertentu, pun dengan mudah menular atau ditularkan.

Ada hukum tarik menarik yang diakui oleh banyak kalangan sebagai sesuatu yang mutlak. Berpikir positif akan menghasilkan sesuatu yang juga positif. Energi baik menghasilkan sesuatu yang baik. Demikian pula sebaliknya.

Cobalah Anda nyalakan televisi yang sedang menyiarkan berita pada pagi hari. Pada saat otak kita belum terisi apa-apa, mendengar dan menyaksikan berita kriminal atau hal-hal tak enak lainnya tentu akan mempengaruhi emosi dan mood, yang sangat mungkin akan terbawa sepanjang pagi hingga siang hari.

Jika Anda pengguna jejaring sosial seperti Twitter, dan aktif mengamati topik apa saja yang sedang ramai dibahas kawan-kawan di timeline, pasti Anda bisa membedakan, mana yang membawa energi positif, dan mana yang berpotensi menjadikan mood berantakan.

Orang-orang yang memang tertarik dengan politik, misalnya, tentu akan sangat menikmati diskusi atau perdebatan seru -- dari yang ringan penuh candaan sampai yang sangat serius -- di Twitter.

Diskusi tentang agama dan keyakinan tertentu dapat terjadi hingga berjam-jam, dan melibatkan banyak orang maupun kelompok, bahkan yang tadinya hanya menjadi pengamat amatir sekali pun.

Belajar dari pengalaman, sekarang saya berusaha menghindar dari topik-topik berat semacam itu. Sebisa mungkin menjauh dari keriuhan percakapan digital yang rumit dan seringkali membuat kesal. Efeknya mirip dengan yang dirasakan ketika nonton berita pagi. Pembunuhan, penganiayaan, mayat bayi ditemukan di sana dan di sini.

Untuk membangun emosi positif, yang semoga kemudian bisa ditularkan ke banyak orang lewat media online, kini saya lebih suka membaca kicauan lucu dan menghibur. Puisi 140 karakter ala Twitter, fiksi mini, atau akun-akun tertentu yang memang dimaksudkan sebagai 'lucu-lucuan'.

Why so serious? Twitter can be so much fun :D

Source : Detik Inet

No comments:

Post a Comment

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter