Monday, February 07, 2011

ISL Versus LPI

Kehadiran LPI ini bisa menjadi sebagai oase di tengah ketidakmampuan atau bahasa lebih jelasnya (maaf) impotennya prestasi PSSI di semua kancah internasional mulai dari Liga Champion Asia, Piala AFC, Piala AFF,SEA GAMES, ASIAN GAMES, Olimpiade hingga Piala Dunia, bahkan Piala Asia sendiri untuk pertama kalinya sejak tahun 1994 kita gagal tembus putaran final.

Pertanyaan sekarang sekaligus merenung dalam nurani anda yang merasa sebagai suporter atau penikmat sepak bola nasional adalah BISA APA ISL atau dulu bernama Liga Indonesia sampai berjilid 13 musim dalam merepresentasikan prestasi Timnas sudah adakah hasilnya paling tidak peroleh Perak atau Emas Asian Games ? atau Juara Piala AFF ? atau selama Liga Indonesia hingga berganti nama menjadi ISL sudah berapa banyak pemain hasil kompetisi ini yang di lirik klub maju Asia seperti Gamba Osaka-Jepang sampai Eropa seperti jejak Park Ji Sung atau Nakata ? atau apakah Liga Indonesi hingga ISL dengan 13 musim ini BISA MENDAMAIKAN Viking-Bobotoh dengan Jak Mania, serta ratusan ribu BONEK ketika klub mereka bertanding paling tidak duduk nyaman satu deret bangku atau ketika berada di luar stadion baik sebelum dan sesudah klub mereka bertanding ?? atau selama Liga Indonesia hingga ISL 13 musim ini SUDAH BERAPA pemain muda usia mulai 13 hingga 23 tahun yang turun berkompetisi secara penuh 90 menit pada satu klub di Liga Indonesia sampai ISL ?
Jawabnya belum ada dan tidak !!! kalaupun ada tidak setenar Park Ji Sung atau Nakata yang bertahun-tahun di klub besar Eropa dan menjadi incaran banyak klub, pemain kita hanya berlabel “Pinjaman” ataupun kontrak hanya 1 musim saja selebihnya pulang dengan banyak alasan seperti “kangen rumah”, “ga kuat udaranya” alasan ini yang selalu digunakan pemain kita ketika dikontrak oleh klub luar Indonesia, makanya pemain kita agak OGAH dilirik dan kontrak penuh klub asing !!

bukan maksud membela dan memilih LPI sebagai fans, tetapi kita bisa lihat tulisan di atas, sekarang pertanyaannya Sepak bola kita mau kemana arahnya, kalau penulis melihat PSSI ini sekarang ini sudah mengandung motto NATO tetapi NATO kali ini BUKAN Not Action Talk Only tetapi lebih kepada Ngomong Asal TANPA OTAK !! kenapa penulis berkata begitu, kita bisa lihat kok bagaimana prestasi sepak bola kita di tangan 4 serangkai dari jaman penulis SD hingga sekarang masih saja di PSSI tetapi ya itu mereka hanya NATO dan terbukti dari ke-NATO-an mereka sampai sekarang tidak ada gelar piala atau apapun dari sebuah kejuaraan

LPI ke depan setidaknya bisa memberikan sebuah prestasi mungkin bagi Timnas atau angin segar daripada kompetisi yang sudah sangat tidak layak di tonton kenapa, sebuah tontonan sepak bola itu bukan sekedar hanya permainan satu bola diperebutkan oleh 22 pemain tetapi bagaimana permainan itu di mainkan dengan sedikit hiburan dan tentunya semangat fair play harus ada, di sepakbola negeri ini pun ada hiburannya tetapi hiburan yang menyeramkan dimana wasit di hakimi layaknya maling ayam yang tertangkap oleh warga, atau penonton yang seenak otaknya merusak stadion padahal membuat stadion itu bukan perkara dana Rp 1-10 juta tetapi milyaran, atau pengurus sepak bola kita ini tidak berani memberikan sanksi tegas TANPA ADAnya intervensi daripada pimpinan (baca: remisi atau PK) kepada klub atau pemain yang jelas-jelas melanggar ketentuan dalam dunia sepak bola yang di keluarkan oleh FIFA dan AFC.

Sekali lagi bukan maksud membela LPI dan menghujat ISL serta PSSI tetapi kiranya kita sebelum menghujat dalam hal ini LPI berpikir dulu dengan otak dan nurani yang sehat apakah kita SUDAH PANTAS untuk menghujat LPI sebagai organisasi yang katanya ilegal dan sebagai kendaraan politik seseorang untuk menjadi ketum PSSI sementara yang kita bela ini (baca: PSSI) sampai detik ini tidak bisa memberikan aura kemenangan dan kado terindah bagi supporter Indonesia yang rela ber-ratus-ratus kilometer mereka tempuh dari rumah mereka ke Stadion Gelora Bung Karno HANYA untuk satu tujuan MELIHAT TIMNAS MENANG DAN JUARA !!! tetapi sampai detik ini impian itu belum dan mungkin agak lama terwujudnya padahal pengurus sepak bola ini SUDAH DUA PERIODE bekerja bahkan sudah ada yang mewujudkan PSSI itu PERUSAHAAN KELUARGA

Berikut Rincian Perbedaan LSI Dengan LPI

Liga Super Indonesia (LSI)

LSI di bawah payung PSSI.
Afiliasi regional: AFC
Afiliasi Internasional : FIFA
-Struktur Saham:
Yayasan: 5 persen
Klub: 0 persen
PSSI: 95 persen
- Pembagian Hak Siar TV (kompensasi siaran langsung): 0 persen
- Pembagian Sponsor Utama : 0 persen
Keuntungan : 100 persen untuk PSSI/PT Liga Indonesia
- Wasit : Lokal
- Sumber Dana : APBD
- Badan Yudisial : Komdis dan Komding PSSI
- Peserta : 18 klub
- Sponsor : PT. Djarum (Rp.41.5 milliar)
- Hadiah : Rp 1,5 milliar

Liga Primer Indonesia (LPI)
LPI di bawah payung PSSI
Afilliasi Regional: AFC
Afiliasi Internasional: FIFA
- Struktur Saham
Yayasan: 100 persen klub
- Pembagian Hak Siar TV
Klub: 100 persen
- Pembagian Sponsor Utama
Klub: 100 persen
- Keuntungan
Kuota Klub Peserta: 80 persen
Kuota Pembinaan: 20 persen
- Wasit: Asing (2 tahun)
- Sumber Dana: Investasi Rp 15-20 milliar per klub
- Badan Yudisial: Komdis dan Komding LPI
- Peserta: 18-20 klub
- Sponsor: Konsorsium investor
- Hadiah: 5 milliar.

JANGAN ENGKAU TANYA APA YANG SUDAH KLUB DAN SUPPORTER LAKUKAN UNTUK SEPAK BOLA INDONESIA, TETAPI TANYAKAN PADA NURANI MU APA YANG SUDAH ENGKAU LAKUKAN UNTUK PECINTA SEPAK BOLA INDONESIA jangan cuma bisa NATO-Ngomong Asal TANPA OTAK !!!

No comments:

Post a Comment

FanPage Taste Of Knowledge

Popular Posts

My Twitter