Para pengguna kereta komuter tentu paham bahwa angkutan umum yang satu 
ini terkenal tidak aman, tidak nyaman, serta tidak pasti. Tapi mau 
bilang apa? Dari seribu alasan untuk tidak menggunakan kereta komuter, 
moda transportasi ini masih yang paling efisien dan efektif menembus 
kemacetan Jakarta.
Tetapi cobaan yang dihadapi pengguna kereta 
komuter seolah tak berhenti ketika di dalam kereta, ada saja tingkah 
laku pengguna lain yang menyebalkan. Berikut ini lima perilaku penumpang
 yang sering membuat kita mengadu gigi dan gemas.
1. Berbicara Di Telepon Dengan Suara Keras (Satu Gerbong Mendengar)
Pernahkah
 kamu menemukan seorang pria bergaya perlente membicarakan persoalan 
bisnisnya melalui telepon di dalam kereta? Atau, seorang ibu-ibu yang 
asyik menggosip dengan ibu-ibu lainnya? 
Berbicara di telepon, di
 dalam kereta yang sedang berjalan, memang membutuhkan usaha dan 
intonasi yang lebih tinggi dari biasanya. Namun jangan lupa juga 
perhatikan sekeras apa suara kamu. Secara tidak sengaja mendengar 
percakapan orang lain, dengan suara tinggi, di dalam kereta, seringkali 
tidak mengenakkan, mengganggu, dan bikin malas.
Belum saatnya kami perlu tahu persoalan pribadi kamu. 
2. Duduk Di Lantai Kereta
Posisi terpaksa: Di mana pun. 
Posisi
 favorit: Pintu kereta sebelah kiri, yang jarang terbuka. Terhitung, 
hanya satu kali pintu sisi kiri kereta akan terbuka sepanjang jalur 
Bogor-Sudirman.
Bermodalkan koran bekas, atau bahkan tanpa alas 
sama sekali, beberapa orang membuat istana kecil di dalam gerbong KRL 
dengan cara, duduk lesehan di lantai. "Nggak usah pikirkan orang-orang 
jadi susah berdiri, yang penting saya bisa duduk dan nggak pegal," pikir
 mereka.
Sungguh saya tidak habis pikir dengan mereka yang hobi 
sekali duduk di lantai KRL. Okelah, mereka lelah sehabis beraktivitas, 
atau mereka tidak kuat berdiri dalam waktu yang lama, atau mereka hanya 
sebegitu malas untuk berdiri dan menahan goyangan kereta. 
Tetapi
 kan aturan sudah jelas: "Dilarang duduk di lantai kereta." Luangkanlah 
sedikit waktu kamu untuk membaca papan peringatan, ya?
3. Duduk Di Lantai Kereta (Menggunakan Kursi Lipat)
Mereka
 yang masuk tipe tiga ini lebih bermodal. Mereka cukup berduit untuk 
mengeluarkan uang senilai beberapa puluh ribu rupiah untuk membeli 
sebuah kursi lipat. Kecil, hanya muat satu orang, terlihat ringkih, tapi
 cukup bisa memberikan rasa nyaman.
Pada jam kosong di mana 
kepadatan penduduk KRL tidak begitu penuh, tentu ini bukan masalah. 
Namun saat jam padat, melihat ada orang yang duduk dengan kursi lipat 
ini agak menyebalkan. Bagaimana tidak, mereka mengambil lahan berdiri 
bagi (setidaknya) dua orang untuk dirinya sendiri, menyulitkan 
pergerakan penumpang lainnya, menimbulkan kesenjangan sosial, dan 
melanggar aturan.
Membeli kursi lipat tidak lantas membuat kamu punya hak lebih dibanding kami.
4. Pertahankan Tempat Tuduk Dengan Pura-Pura Tidur
Pura-pura
 baca. Dan pura-pura lainnya. Apa yang membedakan seorang direktur, dan 
pramuniaga di dalam gerbong kereta? Kemampuannya untuk mendapatkan dan 
mempertahankan tempat duduk. 
Saya agak sebal melihat mereka yang
 sengaja melakukan trik-trik sederhana untuk mempertahankan tempat duduk
 mereka. Mulai dari berpura-pura tidur (kadang mereka membuka mata 
sepintas untuk melihat keadaan sekitar), berpura-pura membaca buku, 
hingga membaca koran. 
Tatapan sinis tidak mempan untuk mereka. 
Sedikit sindiran tidak cukup menembus telinga mereka. Muka penuh peluh 
seorang nenek tua yang tak mampu berdiri dalam waktu yang lama tidak 
mereka pedulikan. 
"Kursi ini susah payah aku dapatkan. Ini milikku, bukan milikmu," dan mereka melanjutkan aktivitas pura-puranya itu.
5. Mencari Kesempatan Dalam Kesempitan
Seluruh
 kaum Hawa pengguna kereta komuter pasti setuju dengan poin ini. Sudah 
banyak laporan pelecehan seksual dilakukan di dalam kereta. 
Tangan-tangan nakal, bergerilya tanpa kenal lelah. Meski tidak ada yang 
suka bagian tubuhnya dipegang-pegang tanpa izin, sering kali korban tak 
punya daya untuk melawan atau menghindar.
Hal inilah yang membuat
 PT KAI mengkhususkan gerbong pertama dan terakhir bagi wanita. 
Baguslah, sudah ada tindakan untuk mengurangi dari pihak yang berwenang.
Para pria mesum, hentikanlah kelakuan kalian. Ini dunia nyata, bukan film porno Jepang.
 
Let's Share Knowledge... Lebih Baik Hidup Dengan Banyak Warna, Dari Pada Hidup Dengan Satu Warna!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
FanPage Taste Of Knowledge
Popular Posts
- 
Belakangan ini, para pengusaha properti kembali gencar menyuarakan agar pihak asing diperbolehkan memiliki properti di Indonesia. Kali ini ...
 - 
1. iPhone 5 Smartphone terbaru besutan Apple, yang kemungkinan besar akan diberi nama iPhone 5, tak henti-hentinya diterpa rumor. ...
 - 
Chart Program Acara TV Favorit Dan Terbaik – Agustus 2012 (Monthly Chart Best Favorite TV Programs) Postingan ini adalah List Chart u...
 - 
Chart Program Acara TV Favorit Dan Terbaik – Februari 2012 (Monthly Chart Best Favorite TV Programs)Postingan ini adalah List Chart untuk Acara Televisi Favorit yang banyak di tonton oleh masyarakat yang di Update per-bulannya. Ini merupaka...
 - 
Selain Asisten Pelatih Timnas U-19 Eko Purjianto, sejumlah ...
 
No comments:
Post a Comment